10

248 43 50
                                    












"Kenapa sih, Se?"

"Ngga tau."

Sejeong menggigit kuku ibu jarinya.

Di dalam mobil Jaehwan tersebut, sepanjang perjalanannya Sejeong tidak berhenti mengetukkan tumitnya pada alas mobil.

Hari itu akhirnya Jaehwan mendapat waktu yang tepat untuk bertemu dengan laki-laki yang selama ini menjadi tokoh dalam cerita aneh di komputer Sejeong.

Hari yang ditunggu Sejeong sebenarnya, namun bukan raut senang apalagi bahagia yang ditunjukkan gadis itu, ia justru panik setengah mati. Entah apa itu alasannya, Sejeong pun tak paham.

"Se, kita pulang aja ya?"

Kegelisahan Sejeong semakin terlihat saat keduanya baru saja keluar dari mobil dan hendak memasuki restoran.

Terlebih saat Jaehwan mencoba menenangkan gadis itu dengan menggenggam tangannya yang gemetar.

Sejeong menggeleng sebagai jawaban. Ia kemudian menarik Jaehwan untuk segera memasuki restoran.

"Saya sudah membuat janji dengan Chef Kang. Jadi, bisa katakan padanya bahwa aku, Kim Jaehwan sudah datang," ujar Jaehwan setelah ia memesan menu makan siang pada salah satu pelayan yang kemudian permintaannya disetujui.

"Jae, aku kenapa ya? Rasanya takut banget."

"Ini alasannya kenapa kemarin-kemarin aku nolak permintaan kamu."

Sejeong tak merespon. Sedikitnya ia menyesal sudah memaksa Jaehwan.

"Kamu itu punya kebiasaan menduga dulu sebelumnya. Coba sini cerita, apa ekspektasi kamu setelah aku kabari Daniel terima tawaran ketemu?"

Bungkam. Sejeong enggan menceritakannya.

"Se, kalau sebelumnya kamu anggap keputusan kamu ini untuk jalan hidupmu sendiri, sekarang aku minta anggap ini sebagai bagian dari pencarian inspirasi buat cerita kamu. Cukup itu aja, ya?"

"Tapi Jae, masalahnya aku tokoh utama dalam ceritanya."

Jaehwan menghela napasnya sejenak. "Iya, aku tau itu. Tapi kalau kamunya begini, yakin bisa hadapi kenyataan yang jauh di luar ekspektasimu?"

"Jae... Serius, aku takut."

"Ada aku di sini, Se. Tenang, oke?" Jaehwan meraih tangan Sejeong, kembali menyalurkan ketenangan untuk sahabatnya.

Sekitar tiga puluh menit menunggu, laki-laki yang tengah ditunggu itu akhirnya datang menghampiri meja Sejeong lengkap dengan apron yang menutupi sebagian seragam kokinya. Di belakangnya ada seorang pelayan yang membawa dua pesanan Sejeong dan Jaehwan.

Saat laki-laki itu menyapa dan memeluk sahabatnya, Sejeong sempat terdiam tak percaya melihat penampilan sang koki yang persis tertulis dalam proyek novelnya.

Namun ada yang aneh dalam hatinya. Rasanya ini bukan pertama kalinya Sejeong bertemu dengan laki-laki itu. Ada perasaan di mana Sejeong pun ingin memeluk laki-laki itu seolah sebagai tanda pelepas rindu.

"Ini Kim Sejeong?"

Sejeong sedikit tersentak mendengar pertanyaan itu terlontar dari mulutnya. Membuatnya harus kembali pada kenyataan bahwa Sejeong dan laki-laki itu hanyalah orang asing yang baru dipertemukan untuk pertama kalinya.

Bisa Sejeong lihat betapa bahagianya laki-laki di hadapannya saat itu. Sejeong pun tidak bisa menahan untuk membalas senyum dari laki-laki itu, meski sedikit canggung.

"Perkenalkan, aku Kang Daniel." Sejeong meraih permintaan jabat tangan dari laki-laki itu. "Aku pembaca setiamu, penggemar beratmu. Senang bertemu denganmu."

AUTHOR ; ksj-kdnTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang