Sejeong kembali berhadapan dengan komputer di meja kerjanya. Kedua tangannya menumpu kepalanya yang masih pening. Situasinya semakin tidak masuk di akal Sejeong.
Setelah Daniel menceritakan semua yang terjadi hingga akhirnya mereka menikah, Sejeong sudah merasa bahwa semua cerita Daniel itu terlalu dibuat-buat, terlalu drama.
Dan sekarang, di layar komputernya Sejeong melihat bagaimana drama yang Daniel ceritakan tertulis dengan jelas dalam bentuk naskah yang disimpan dengan nama '5th Project Kim Sejeong'.
Sejeong sendiri tidak pernah merasa menuliskan naskah tersebut. Lagipula, kapan Sejeong menuliskannya? Semalam dia tertidur lelap, kemudian sarapan dan mendengarkan Daniel bercerita, lalu? Naskah tersebut sudah tertulis sebanyak seribu kata?
Embusan napas berat keluar dari mulut Sejeong setelah ia mengusap wajahnya dengan kasar kemudian menyandarkan punggungnya di kursi kerja miliknya.
"Apa mungkin Daniel menulisnya saat aku tidur?" gumam Sejeong.
"Tapi gaya bahasanya persis dengan tulisanku." Perempuan itu menggigit bibir bagian dalamnya. Kali ini Sejeong cukup ketakutan dengan apa yang ia alami.
Kemudian Sejeong teringat akan satu nama yang tak asing, sempat disebut oleh Daniel, dan jelas tertulis di layar komputernya.
Sejeong segera meraih ponselnya dan mencari kontak seseorang.
Tanpa menunggu lama, panggilannya tersambung dan dijawab.
"Di mana?"
"Di kantor. Naskahmu selesai?"
Sejeong menggeleng. "Belum. Tapi aku butuh bantuanmu."
"Tentang apa?"
"Kita bertemu. Jam makan siang. Bisa?"
"Boleh. Di mana? Di restoran Daniel?"
Sejeong sempat mengernyit, merasa aneh karena Jaehwan mengenal dan menyebut nama Daniel.
Ah, sampai kapan Sejeong disadarkan akan keanehan ini?
"Jangan. Jangan di sana."
"Yah, padahal aku berharap makan siang gratis di sana."
"Ck. Kita makan di tempat lain. Aku yang bayar."
"Deal!!"
Setelah mengakhiri panggilannya, Sejeong pun segera bersiap. Jam makan siang tinggal satu jam lagi. Tak lupa Sejeong menyalin 'naskah asingnya' dalam flashdisk.
.
."Ada apa?" tanya laki-laki yang duduk di hadapan Sejeong setelah keduanya memesan makan siang.
Ya, sekarang Sejeong berada di restoran bersama laki-laki yang menurutnya sangat berhubungan dengan rumah tangganya dengan Daniel.
"Jaehwan, kamu kenal Daniel?"
Laki-laki bernama Jaehwan itu mengernyit. "Apa maksudmu? Tentu saja aku mengenalnya. Dia teman SMA-ku dulu."
"Lalu bagaimana aku mengenal Daniel?"
Jaehwan semakin bingung. "Ada apa denganmu? Kamu tidak ingat bagaimana bahagianya dia saat bertemu denganmu? Daniel itu fans beratmu."
Sejeong menutup matanya, dia cukup tahan dengan ucapan Jaehwan yang jelas sama dengan cerita Daniel.
"Jaehwan. Ini aneh untukku. Aku tidak pernah merasa mengenal Daniel, apalagi menikah dengannya."
"Wah... Kamu sudah gila, Kim Sejeong."

KAMU SEDANG MEMBACA
AUTHOR ; ksj-kdn
Fiksi PenggemarBagi seorang penulis, berhalusinasi itu hal yang biasa 'kan?