Dikit sih,,
Cuma lagi kangen sama Jimin, makanya update[Kasih semangatnya doong😌]
* * *
Apa yang ia lakukan salah besar.
Menyumpal telinganya menggunakan earphone dengan dentuman musik bervolum tinggi.
Membiarkan rungunya itu tak mendengar pembicaraan orang di sekitarnya.
Apalagi, mengabaikan panggilan seseorang di sebelahnya sejak tadi.
Itu adalah kesalahan paling fatal yang Jiya perbuat hari ini.
Jiya terlonjak kaget kala orang di sisinya itu terpaksa mencabut salah satu earphone yang terpasang di telinganya sebab tak kunjung mendapat jawaban.
Dibuat menahan napas kala dirinya tahu siapa sosok di sisinya. Sosok yang ia hindari mati-matian sejak satu minggu belakangan— ternyata sedang memandangnya dengan dagu yang di topang salah satu tangannya dan sama-sama membola ketika ia mengangkat wajah.
Begitu dekat, hingga Jiya sontak memundurkan kepalanya ke belakang pun hampir terjengkang jika saja Jimin tak bergerak cepat merengkuh punggungnya. Tersenyum licik dan berkata menyebalkan. "Oh! Apa ini hari keberuntunganku sampai kita bertemu lagi, Nona kekasih?"
Jiya buru-buru mendorong dada bidang Jimin. Mendengus keras kala maniknya masih menangkap senyum licik di wajah pemuda itu, lantas menyahut ketus, "Dan ini merupakan hari tersialku karna harus bertemu denganmu lagi."
Jimin terkekeh. Masih memandang gadis di depannya yang sedang menyugar surai legamnya sebelum beranjak dan buru-buru memasukkan bukunya ke dalam tas. "Hei, mau kemana? Kenapa buru-buru sekali, cantik?"
Jiya mendesis. Memutar bola matanya muak. "Bukan urusanmu."
Gadis itu kemudian segera memakai tasnya, hendak melangkah keluar dari kantin jika saja seseorang tak lebih dulu mencekal pergelangannya.
"Jangan buru-buru, begitu. Kemari, duduk dulu bersamaku." Cegah Jimin. Membuat gadis itu mendesis kesal saat menyahut. "Lepas!"
"Duduk! Atau aku akan menciummu lagi. Di bibir. Di tempat ini. Saat ini juga." Ancamnya.
Rahang Jiya mengetat. Kesal setengah mati kala mendengar lontaran kata brengsek tersebut. Lantas tersenyum remeh, "Kau mengancamku, begitu?"
Jimin mengendik, "Ya. Terserah kau mau menggagap apa."
"Brengsek!" Umpatnya. Kemudian mengedarkan maniknya ke sepenjuru kantin dan melihat semua pasang mata yang menatapnya sebagai pusat perhatian. Sial!
Menyentak tangannya kasar hingga cekalan itu terlepas— Jiya mendengus keras lebih dulu sebelum terpaksa mendudukan dirinya lagi di sana.
Melihat gadis itu pada akhirnya patuh membuat Jimin tersenyum menang dan menaik-turunkan kedua alisnya pongah ke arah teman-temanya di belakang sana. Hingga membuat mereka bersiul heboh serta mengacungkan kedua jempolnya bersamaan.
Jimin kembali menopangkan dagunya, menatap lamat gadis di sisinya yang kembali sibuk pada buku yang menurutnya membosankan itu. "Apa ini takdir kita, Nona kekasih?"
Mata Jiya memutar, "Ya. Takdir paling sialan karna harus melihat wajah bangsatmu."
"Mulutmu, Sayang. Seksi sekali. Mau aku cium sampai bengkak ya, hm?" Kata Jimin. Menyeringai nakal kala maniknya menatap intens bibir menggoda semanis cherry. Jadi teringat kejadian panas di ruang kesehatan tempo hari. Membuat dirinya ingin merasakannya lagi dan lagi. Jimin bisa saja detik ini menyerang langsung bibir itu. Tetapi, tidak—ia akan menahannya sedikit lagi.
Ada saatnya nanti, batinnya.
Jimin hampir saja hendak mendekatkan dirinya lagi lebih intim sebelum seorang gadis menginterupsi keduanya, "Ji?" Panggil gadis itu.
Keduanya mendongak serempak. Menemukan Ahn Hyojo yang menatap Jiya dengan pandangan horor. Menelan getir ludahnya. Terkejut dengan apa yang dilihatnya itu. Pun, tidak menyangka bahwa sahabatnya akan bertemu dengan Park Jimin, bahkan sampai duduk bersebelahan.
"Oh! Kau ingin makan, Nona kekasih?" Seru Jimin. "Kalau begitu, nikmatilah makanan kalian."
Jimin tersenyum hangat sebelum berlalu pergi, membuat kedua gadis itu menahan napas.
Namun bukan karna senyuman tampan itu yang membuat keduanya membola, melainkan perbuatan pemuda itu yang menyelipkan rambut Jiya ke belakang lantas mencium pipinya. Apalagi kala pemuda itu membisikkan sesuatu yang membuat Jiya menegang hebat.
"Kartu identitas pelajarmu ada di tanganku, baby. Jika kau membutuhkannya, kau bisa mendatangi apartementku, Sayang. Aku tunggu." []
Shin,💕
19nov26
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Boy | ParkJM
Random[ON GOING] Rate: M++ Menurut Shin Jiya, lelaki yang bernama Park Jimin itu merupakan seorang berandalan kampus yang patut ia hindari. Lelaki yang berada didaftar merah garis keras untuk menjadi salah satu daftar kekasih idamannya. Karena perangai l...