Suara dentuman musik terdengar sayup-sayup ketika Jimin baru saja membuka pintu mobilnya.
Pakaiannya begitu santai malam ini. Mengenakan t-shirt putih polos yang dibalut dengan jacket denim berwarna biru, serta celana jeans panjang berwarna hitam yang menutupi paha sekalnya itu sanggup memikat hati beberapa wanita haus belaian di dalam sana.
Lihat saja ia sekarang. Baru saja kedua kakinya itu menapaki lantai klub, beberapa wanita komersil sudah mengerumuninya. Bergelayut manja sana-sini dan saling berlomba merayu. Berharap agar salah satu dari mereka menjadi wanita beruntung yang terpilih untuk melayaninya bergulat dengan panas di atas ranjang malam ini. Hal itu sedikitnya membuat Jimin tersenyum pongah.
Apalagi ia memiliki wajah yang tampan. Mata yang seksi pun menggoda ketika menatap. Serta terlahir dari keluarga kaya. Siapa yang tak menyukainya? Meskipun ia menjalani hidupnya dengan salah kaprah, sih.
Memang yah, eksistensi orang sepertinya itu tidak bisa diabaikan begitu saja oleh gadis manapun. Kecuali dengan salah satu gadis bernama Shin Jiya atau siapalah itu yang Jiminpun heran kenapa gadis itu terlihat tak menyukainya sama sekali.
Mendengus kasar tak percaya, mendadak Jimin merasa kesal tatkala ia mengingat kejadian tadi siang. Bagaimana mungkin ada seorang gadis yang menolak ciumannya ketika banyak sekali gadis yang mengantri untuk ia cium barang sedetik? Bahkan gadis itu memberinya bonus sebuah tendangan di tulang keringnya pula. Wow, hebat!
Ah, lupakan! Ayo bersenang-senang malam ini! serunya dalam batin.
Jimin lantas mengedarkan pandangannya. Berusaha mencari dua sahabatnya yang sedang menunggunya sedari tadi atau mungkin— tidak? Mengingat bagaimana tabiat dua bocah itu yang suka sekali berpesta membuat Jimin hanya tersenyum tipis.
Sampai kemudian, manik seksinya itu menemukan dua presensi sahabatnya yang berada di sofa paling pojok. Berpesta lebih dulu tanpa dirinya. Nah, benarkan dugaannya itu?
Bahkan Jimin sekarang melihat Taehyung yang telah berhasil menggaet seorang wanita untuk berada di atas pangkuannya secara cuma-cuma. Saling mencumbu dengan tangan yang bergerilya kemana-mana membuat Jimin tak merasa heran dengan hal itu. Apalagi jika dipikir-pikir, anak itu juga memiliki rupa yang kelewat sempurna. Memiliki postur tubuh yang tinggi juga, sudah mirip seperti seorang idol. Hal itulah terkadang membuat Jimin merasa iri. Mungkin saja dulu saat Taehyung diciptakan, Tuhan sedang dalam keadaan hati yang kelewat senang. Sehingga terlahirlah anak seperti Taehyung.
Sedangkan Jungkook? Hah, jangan tanya tentang anak itu. Jungkook itu masih bocah, walaupun tubuh kekarnya menampik hal itu, sih. Tapi lihatlah manik bulat bocah itu yang melotot ketika ada seorang wanita seksi yang berusaha mendekatinya. Membuat Jimin hanya bisa menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Dasar bocah!
Tetapi, hey! Untuk apa pergi ke klub kalau tidak bersenang-senang, Bung?!
Itu mungkin yang akan dikatakan orang lain mengenai Jungkook. Tetapi tidak dengan Jimin. Ia tahu bahwa kata 'bersenang-senag' dalam kamus Jungkook itu ya dengan minum-minum. Bocah itu peminum yang handal. Memiliki kadar toleransi alkohol yang tinggi. Berapapun botol yang kau suguhi, Jungkook akan dengan senang hati menghabiskannya. Jangan salah, dia itu peminum yang berada dibarisan paling depan diantara mereka bertiga.
Tetapi jika masalah tentang wanita, agaknya Jungkook berada di angka paling terakhir. Walaupun Jimin yakin sekali bahwa Jungkook mungkin sudah ahli berada di atas ranjang mengingat otak Jungkook yang sudah tidak suci lagi karena sering ikut menonton film porno bersamanya ataupun Taehyung. Tapi sepertinya, belum ada niatan dari Jungkook untuk merealisasikan hal tersebut.
Ya, benar. Benar seperti itu Jungkook. Jangan sampai kau mengikuti para Hyungmu yang brengsek ini.
"Berpesta tanpa diriku, Bung?!" tanya Jimin, sarkastik saat dirinya sudah berada di depan dua sahabatnya itu.
Pun Taehyung yang melihat kehadiran Jimin itu segera melepaskan tautan bibirnya dari sang wanita membuat wanita itu mencebik kesal karena sesi bercintanya terganggu dan harus bekerja sendirian mengecupi leher Taehyung. "Oh, hai! Jim. Baru sampai?" tanyanya, yang hanya dibalas gumaman dari Jimin.
"Kemarilah! Duduk dulu. Ajak juga wanita-wanita yang ada disisimu itu untuk bergabung— emh, baby! Kau nakal sekali, Sayang!" Ucapnya terpotong. Mendesis karena perbuatan sang wanita yang jahil mengusap-usap miliknya dari luar celana.
Jimin menyugar rambutnya ke belakang dan tersenyum miring melihat itu. Ia lantas mengusir para wanita yang sedari tadi menempelinya seperti parasit, membuat mereka hanya bisa mendesah kecewa lantaran tak ada salah satupun diantara mereka yang beruntung terpilih.
Kemudian, Jimin ikut bergabung duduk ditengah-tengah Taehyung dan Jungkook. Langsung menyambar segelas wine yang sudah tersedia di atas meja dan meneguknya sekali. Mengabaikan Taehyung yang berada di sebelahnya, yang semakin panas dalam bercumbu. Lalu beralih menoleh ke arah satunya. Dimana Jungkook yang sedari tadi sibuk menuang dan meneguk minumannya. "Wow! Kau sudah menghabiskan dua botol koktail secepat ini, Jeon?" Seru Jimin— terkagum kala melihat dua botol yang telah kosong berada di depan Jungkook.
Pun Jungkook hanya meliriknya sekilas. Sinis dan dingin. Tanpa ada minat untuk menjawabnya. Membuat Jimin harus menyenggol lengan pemuda itu. "Hey, bung! Ayolah, jangan menatapku seperti itu. Kau masih marah?" Jungkook lagi-lagi diam, sibuk dengan minumannya.
"Hey, maafkan aku, oke? Lupakan soal yang tadi siang. Sebagai gantinya, kau boleh pilih salah satu wanita di sini untuk memuaskanmu malam ini, bagaimana? Aku yang akan membayarnya." Goda Jimin sambil menaik-turunkan kedua alisnya itu.
"Tidak. Terima kasih." Sahut Jungkook kelewat cepat. "Aku tidak sudi tertular penyakit kelamin gara-gara memasuki lubang yang sering di masuki oleh kelamin yang berbeda."
"Ah... oke." Jimin mengangguk. "Jadi, bagaimana caranya agar kita bisa berdamai?"
"Mudah. Cukup mudah." Jungkook menjeda sesaat. Tersenyum miring lalu kembali melanjutkan, "Hyung hanya perlu membayarkan semua minuman yang kuminum malam ini."
Gluk!
Jimin meneguk ludahnya susah payah. Menghela napas dan hanya bisa mengangguk pasrah. Sepertinya Jungkook akan mengerjainya habis-habisan malam ini. Dengan memesan banyak botol minuman dan menghabiskannya. Hingga membuat dompet tebalnya itu terkuras habis sampai kosong melompong. Ah, dasar!
Ya sudahlah, tidak apa-apa. Itu bukan masalah bagi dirinya. Asalkan dia tak dihajar sampai habis oleh Jungkook saja, itu sudah cukup.
"Baiklah. Sepertinya wanita ini sudah tidak sabaran. Aku harus segera mengeksekusinya sebelum dia terlanjur loyo di sini. Kalian bersenang-senanglah." Kata Taehyung. Lalu berlenggang pergi dengan sang wanita menuju salah satu kamar yang tersedia di klub.
Jimin hanya mengangguk dan tersenyum miring. Menggelengkan kepala saat melihat tingkah brengsek temannya yang satu itu. Sedangkan Jungkook, ia hanya menatap datar dan tak menggubris ucapan Taehyung.
"Bagaimana? Kau sudah tahu siapa orang itu, Hyung?" Tanya Jungkook beberapa saat kemudian. Menuangkan lagi cairan beralkohol itu ke dalam seloki. Lalu menenggaknya sekali teguk, mengalirkan rasa terbakar di dalam kerongkongannya.
Jimin mengangguk singkat, "Eoh, sudah." Kedua irisnya mengintai salah satu wanita untuk ia buru malam ini.
"Kau akan memberinya pelajaran?"
"Tentu." Jimin menyeringai. "Tentu saja aku akan memberinya pelajaran yang setimpal." sambungnya dengan suara terdengar dalam.
Jimin kemudian bangkit dari duduknya, lalu menoleh kearah Jungkook. "Tidak apa, kan, kau minum sendirian, Jung? Aku harus segera memuaskan adik kecilku malam ini."
Jungkook hanya mengangguk singkat. Lalu menggerakan dagunya agar Jimin segera enyah darinya. Hal itu membuat Jimin segera melangkah, berjalan menuju sang wanita yang sedari tadi juga menatapnya penuh minat. Kemudian, Jimin melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu. Mengecup bibir sang wanita sekilas sebelum membawa wanita itu masuk ke salah satu kamar. Menyusul kegiatan yang dilakukan oleh Taehyung.
[]
a/n : sepertinya cerita ini tidak ada peminatnya ya? kalau begitu, bagaimana jika cerita ini aku UNPUB saja?
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Boy | ParkJM
Casuale[ON GOING] Rate: M++ Menurut Shin Jiya, lelaki yang bernama Park Jimin itu merupakan seorang berandalan kampus yang patut ia hindari. Lelaki yang berada didaftar merah garis keras untuk menjadi salah satu daftar kekasih idamannya. Karena perangai l...