Pagi

152 16 0
                                    

" Vell.. Vella."

" Vellaa.."

" Ini anak siapa sih kebo banget "

" VELLAA BANGUNNN..."

Vella yang merasa tidurnya terusik langsung mengucek matanya dan bangun dari tidurnya.

" Kenapa sih Bun ishhh..."

" Lihat ini jam berapa Vellaa.." Vella menatap jam dindingnya.

" Masih jam 06.40 bunda.." Vella yang sadar bahwa ia kesiangan langsung bergegas masuk ke kamar mandi.

*****

Vella menuruni tangga dengan terburu-buru dan melangkah menuju bundanya.

Tapi ia melihat ada seseorang yang sedang mengobrol dengan bundanya.

" Loh.. Lo ngapain disini ?" Tanya Vella.

" Fano nungguin kamu, walaupun Fano tau kalau kamu bakal telat." Jawab bundanya.

" Kan ada Abang Bun.."

" Abang kamu udah berangkat duluan." Jawab Imel.

" Terus Vella sama siapa..?"

" Kan ada Fano."

Vella menatap Fano sekilas dan akhirnya pamitan dengan bundanya.

" Bun Vella pamit."

" Tan Fano juga pamit."

" Iya hati-hati.. jangan buat Vella lecet sedikit pun." Fano hanya mengangguk lalu beranjak menyusul Vella yang sudah ada di samping motornya.

" Ayo naik " perintah Fano.

" Ishh.. motor Lo ketinggian Fan.." ucapnya sambil cemberut.

" Bilang aja kali kalo gak bisa naik. Emang dasarnya aja lo pendek."

" Gue gak pendek ya.. cuma kurang tinggi aja."

" Udah Lo pegang bahu gue aja." Vella menuruti apa yang di katakan Fano dan akhirnya mereka berangkat ke sekolah.

*****

Sekarang dua orang sedang berada di lapangan dengan tangan yang hormat ke bendera.
Ya.. mereka Fano dan Vella, mereka telat 25 menit karena berdebat di rumah Vella tadi.

" Lo sihh.. naik motornya lama. Gue kan jadi terlambat."

" Iya-iya gue salah." Ucap Fano pasrah.

Sekarang Fano menatap Vella yang sedari tadi hanya diam. Ia melihat Vella sedang menundukkan kepalanya dan banyak keringat yang mengalir di mukanya.

Vella terlihat pucat saat ini.
Fano yang melihat hal itu segera melangkah mendekati Vella.

" Lo sakit Vell? " Tanya Fano.

" Eh.. enggak kok."

" Ayo ke UKS aja." Perintah Fano sambil merangkul pundak Vella.

" Enggak ah.. gue gak mau." Tolak Vella.

" Tapi Lo sakit Vell.."

" Ayo ke UKS aja "

" Vell.."

" Vella "

Sebenarnya Vella menahan pusing dari tadi. Tiba-tiba penglihatan Vella jadi buram. Dan...

Brukkk

Vella pingsan. Untung pundaknya masih di rangkul Fano. Jika tidak ia pasti sudah jatuh ke tanah.
Melihat itu Fano segera membawa Vella ke UKS.

My Brother's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang