Sekarang Vella, Fano, Melly, dan Elvan berada di taman belakang rumah Vella.
" Elvan, gu-gue mau jelasin sesuatu sama Lo." Ucap Vella gemetar.
Fano yang melihat Vella seperti itu langsung menggenggam tangan Vella untuk memberi kekuatan ke Vella. Vella yang melihat itu langsung tersenyum ke Fano.
" Sebelumnya gue minta maaf. Abang gue nggak ngerestuin kalau gue sama lo. Te-terus gue juga gak mungkin nyakitin perasaan Melly."
Elvan yang mulai mengerti arah pembicaraan Vella langsung memegang tangan Vella.
" Gapapa. Gue udah tau semuanya kok. Kalau Lo memang lebih nyaman sama Fano gue ikhlas. Gue juga gak bisa maksa Lo." Ucap Elvan.
" Lo udah tau semuanya?" Tanya Vella.
" Iya. Gue nggak sengaja dengerin pembicaraan Lo sama Fano tadi."
" Maafin gue Van." Ucap Vella merasa bersalah.
" Gapapa. Gue akan coba buka hati buat Melly."
" Maksudnya gimana, gue gak ngerti maksud dari pembicaraan kalian dari tadi." Tanya Melly.
" Gue nggak akan ngrebut Elvan dari Lo Mell.. gue gak bisa nyakitin perasaan Lo. Lagian bang Vero belum bisa nerima jika gue sama Elvan. Bang Vero lebih milih gue sama Fano daripada sama Elvan." Jelas Vella.
Melly yang mulai mengerti langsung memeluk Vella.
" Makasih Vell.." ucap Melly bahagia.
" Gue gak akan tega nyakitin perasaan Lo." Bisik Vella sambil melepaskan pelukannya.
" Van. Apa Lo bakal bener-bener buka hati Lo buat Melly?" Tanya Vella.
" Iya. Gue akan berusaha sayang ke Melly." Ucap Elvan sambil mengusap rambut Melly dan merangkul pundak nya. Pipi Melly langsung memerah karena diperlakukan seperti itu.
" Vell.. gue tanya, Lo udah jadian sama Fano?" Tanya Melly.
" Belum. Doa in aja gue cepet sayang ke Fano." Ucap Vella malu-malu.
" Pakek acara malu-malu segala." Ucap Fano sambil Memencet kedua pipi Vella, yang membuat bibir Vella mengerucut.
" Fano ishh." Ucap Vella sambil memeluk Fano untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Mereka bertiga hanya tertawa senang.
" Lo sekarang jadi manja ya Vell.." ucap Melly.
" Bodo " jawab Vella.
" BUNDA.. VELLA UDAH BERANI PELUK-PELUKAN DI DEPAN ABANG.." teriak Vero.
Vella yang terkejut langsung mencari arah suara itu. Ia melihat kedua abangnya serta temannya dan teman-teman Vella yang melihat mereka dengan tatapan jahil.
Sebenarnya mereka sedari tadi menguping pembicaraan mereka berempat.
" Abang apaan sih.." ucap Vella sambil melepas pelukannya.
" Cepet jadian sama Fano ya." Goda Vero. Mereka semua menghampiri Vella.
" Doain aja Ver." Ucap Fano.
Vella yang mendengar Fano berbica seperti itu langsung menunduk malu.
" Eh Vell.. itu kenapa pipi kamu merah, habis digigit nyamuk ya." Goda Arka.
" Abang ihh..." Ucap Vella sambil memukul perut Arka dan menyembunyikan wajahnya di dada Arka.
" Eh.. jangan peluk-peluk Abang. Peluk Fano aja sana." Goda Arka.
" Malu ih.." ucap Vella. Mereka yang berada di sana tertawa melihat kelakuan Vella.
" Daripada diem-dieman di sini mending nonton film yuk.." ucap Alysa.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother's Friend
Teen Fiction" Kenapa bang?" tanya Vella. " Lo nyari ruang kepsek kan?". Vella hanya mengangguk dalam artian dia berkata iya. " Fano katanya mau nganterin lo" kata Arka. Merasa namanya dipanggil ia langsung menatap Arka dengan tatapan tajam. " Kok gue sih bang...