Rumah Fano

126 14 0
                                    

" Fan.. rumah Lo mana sih " tanya Vella yang memeluk Fano.

" Ini tinggal dikit lagi."

Vella hanya mengangguk-anggukkan kepalanya dan menyenderkan kepalanya di punggung Fano.

Fano yang merasakan itu tersenyum simpul dan kembali fokus ke jalanan.

*****

Fano dan Vella sudah sampai di halaman rumah Fano.
Vella langsung turun dari sepeda motor Fano dan menunggu Fano untuk melepas helm nya.

" Ayo " perintah Fano.

Vella hanya mengangguk dan mengikuti Fano di belakangnya.

" Ma.. Fano pulang.."

Mama Fano yang sedang berada di dapur langsung melangkah ke arah Fano.

" Ehh.. anak mama dah pulang." Fano yang melihat mamanya datang langsung bersalaman dengan mamanya. Vella juga ikut menyalami mama Fano.

Ana ( mamanya Fano ) terkejut ketika di belakang Fano ada perempuan yang cantik. Pasalnya Fano tidak pernah membawa perempuan ke rumahnya.

" Ini siapa Fan?" Tanya Ana sambil menyambut salaman dari Vella.

" Saya Vella tan. Teman sekelasnya Fano."

" Ohh.. ayo duduk." Perintah Ana sambil menarik Vella untuk duduk. Sedangkan Fano pergi ke kamarnya untuk mandi.

" Kamu beneran temannya Fano?" Tanya Ana.

" Iya tan. Saya temannya Fano."

" Ehh.. jangan panggil Tante dong. Panggil mama aja"

" I-iya ma." Ucap Vella gugup.

" Kamu beruntung Fano mau bawa kamu kerumah mama."

Vella bingung dengan apa yang diucapkan Ana.

" Maksudnya gimana ma?"

" Fano itu tidak pernah membawa cewek kerumah mama. Dan kamu cewek pertama yang datang kesini." Jelas Ana.

Vella yang mendengar perkataan itu terkejut. Apakah benar Fano tidak pernah membawa cewek kerumah.

" Pada ngomongin Fano ya.." entah dari mana tiba-tiba Fano duduk di samping Vella.

Pandangan Vella terfokus pada anak kecil yang duduk di samping Fano.

" Mama ke dapur dulu ya.. " Seketika itu Vella mengalih kan pandangannya ke arah Ana.

" Ehh.. iya ma." Setelah itu Ana langsung pergi ke dapur.

Vella langsung menatap Fano dan bertanya.

" Ini adek kamu Fan?"

" Iya " Vella langsung melangkah dan mendudukkan diri di samping Inka.

" Haii.. kamu Inka ya" tanya Vella lembut.

" Iya kak. Kakak pacarnya kak Fano?" Tanya Inka sambil menatap Vella.

" Eh.. bukan. Kakak cuma temennya kak Fano."

" Ohh.. kak ayo ke kamar Inka. Inka kasih tau foto-foto Inka." Ucapnya sambil menarik Vella untuk kekamarnya. Vella langsung melihat Fano.

" Gue ke kamar Inka dulu." Fano hanya mengangguk dan kembali memainkan hp nya.

*****

" Kak lihat. Ini Inka saat main sama kak Fano." Ucap Inka sambil menunjuk salah satu foto di album tersebut. Vella hanya tersenyum menanggapi ucapan Inka.

Sekarang Inka sudah tertidur di samping Vella. Vella membenahi selimut Inka dan bergegas pergi keluar kamar.

Tapi saat ia membalikkan badan untuk menghampiri mama Fano ia dikejutkan oleh Fano yang berdiri di belakangnya.

" Ihh.. Fano. Lo ngagetin tau nggak " Fano hanya mengangkat satu alisnya.

" Inka mana?"

" Inka udah tidur. Sekarang anterin gue pulang ya?"

" Iya. Gue ke kamar dulu ambil jaket." Vella mengangguk.

Setelah menunggu akhirnya Fano datang dengan menenteng jaket di tangannya.

" Nih pake " perintah Fano.

" Iya makasih." Ucap Vella tersenyum sambil mengambil jaket di tangan Fano. Mereka berdua berpamitan ke mamanya Fano.

" Hati-hati Fan. Vella jangan sampai lecet. Kalau sampai lecet mama coret nama kamu dari KK."

" Iya-iya ma"
Fano mulai memakai helmnya dan menaiki motornya.

" Naik ". Vella mengangguk dan langsung menaiki motor Fano.

Kali ini Fano ingin mengerjai Vella. Dengan tiba-tiba ia melajukan motornya dengan cepat sehingga membuat Vella hampir jatuh dan memeluk Fano.

Vella menaruh kepalanya di punggung Fano dan memejamkan matanya.

" FAN HATI-HATI FANN.." teriak Vella.

" Fano pelan-pelan." Ucapnya sambil memukul-mukul perut Fano.

Fano yang merasakan sakit di perutnya langsung memelankan motornya. Dan memegang tangan Vella agar berhenti memukulnya. Vella seketika membuka matanya dan melihat ke arah depan.

" Vell.. sakit Vell. Lo selalu KDRT ke gue"

" Lo sih.. kenapa naik motornya kenceng banget. Gue takut Fan." Ujarnya.

" Iya iya maafin gue. Tapi jangan pake kekerasan juga." Vella yang merasa bersalah langsung minta maaf ke Fano.

" Iya. Maafin Vella juga." Ucap Vella sambil melepas pelukannya.
Sesampainya di rumah Vella.

" Makasih Fan. Kapan-kapan lagi gue boleh kan kerumah Lo lagi."

" Iya. Gue pulang dulu." Ucapnya sambil melajukan motornya.

Melihat Fano yang sudah menjauh ia memasuki rumahnya. Ia melihat bunda dan 2 abangnya menunggunya di depan pintu.

" Vella pulang " ucap Vella sambil menjabat tangan bundanya dan abangnya.

" Kamu dari mana sih Vell ?" Tanya bundanya.

" Habis dari rumah Fano."

" Lain kali kalau mau main itu bilang ke bunda atau abang dulu."

" Iya Bun."

" Yaudah sekarang kamu masuk terus mandi." Ucap Imel sambil berjalan kedalam rumah. Tersisa Arka, Vero, dan Vella yang masih berada di teras.

" Bang.. kayaknya ada yang makin lengket aja nih." Ucap Vero ke Arka. Arka hanya tersenyum menanggapi ademnya itu.

" Bisa diem gak." Ucap Vella sambil meninggalkan abang-abangnya itu.

*****

#mohon maaf kalo gak nyambung
#author belum punya pengalaman nulis.
#kali pertama author nulis cerita
*
*
*
*
*
# harap tinggalkan jejak okeee...

My Brother's FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang