Pagi itu. Tepat awal bulan Desember Yoanna Marcella mendapat penolakan dari bos atas hasil pemotretan dengan artis terkenal yang tidak memuaskan. Pagi itu juga Yoanna mendapat surat pemecatan. Segera tanpa bertanya Yoanna melenggang pergi dan membanting pintu kantor perusahaan film di Hamburg.
Perasaan Yoanna tentu sangat kesal dan di depan lobby ia memaki-maki sekaligus mengacungkan jari tengah untuk si bos nya itu. Padahal kerja keras Yoanna selama ini sudah membuahkan hasil untuk majalah popular kebugaran di perusahaan tersebut. Tapi nyatanya satu kesalahan saja Yoanna ditolak mentah-mentah dan kesempatan sudah hilang begitu mudah, semudah orang menelan ludah.
Terlepas dari beban satu hari itu akhirnya Yoanna menghabiskan waktu seharian penuh untuk berjalan-jalan, ke bioskop dan arena balapan liar di kota itu. Saat perjalanan pulang menuju apartemen Yoanna menemukan selembar kertas yang tidak sengaja jatuh dari tangan wanita berpakaian rapi dengan langkah terburu-buru. Yoanna sudah mencoba untuk mengembalikannya namun sia-sia karena wanita itu sudah pergi dengan mobil mewahnya.
Selembar kertas itu Yoanna amati, terdapat logo perusahaan produksi film dan nampaknya mereka membutuhkan tenaga profesional seperti seorang fotografer. Hari itu juga karena matahari masih terlihat Yoanna memutuskan untuk datang dan mencoba mengadu nasibnya, siapa tahu keberuntungan masih berpihak padanya dan Yoanna tidak perlu capek-capek untuk mencari pekerjaan.
Satu jam ditambah dua jam menunggu dan melakukan interview akhirnya Yoanna akan mendapat pekerjaan baru. Tapi, sebelum pihak manajemen mengesahkan Yoanna sebagai salah satu fotografer wanita di perusahaannya mereka menjelaskan bahwa Yoanna akan ditempatkan pada pemotretan langsung untuk para model. Tapi tunggu! Yoanna rupanya tidak langsung bernapas lega karena pekerjaan itu tidak biasa. Yoanna harus melakukan pemotretan majalah dewasa sekaligus majalah tutorial seks.
Semalaman Yoanna tidak dapat tidur. Pikirannya terguncang karena tagihan kartu kredit, listrik dan juga air di apartemennya sudah harus dibayar besok atau Yoanna harus menjadi gelandangan. Oh tidak. Itu konyol.
Setelah memikirkan tentang pekerjaan yang terdengar mengerikan tersebut mau tidak mau Yoanna menandatangani surat kontrak yang sudah ia terima sore tadi.
Esoknya Yoanna sudah memulai pekerjaannya yang terbilang mudah dan memiliki honor besar tiap jam nya. Yoanna mencoba menikmati itu, meski setiap kali berdekatan dengan pasangan model yang melakukan adegan seks jantung Yoanna selalu hampir mencuat. Tidak jarang Yoanna sering merasa gemetar, tubuhnya berkeringat dingin dan tentu gairahnya timbul untuk segera dituntaskan. Tapi Yoanna pintar-pintar mengatur perasaan dan pekerjaan.
Sampai suatu ketika Yoanna mendapat kesempatan untuk memotret bintang film panas terkenal bernama Jamie Oliver Zhain atau nama panggung Jee. Model tampan berambut hitam pekat, bermata cokelat tua dan kekar itu terkenal sombong dan tidak suka diatur. Tapi entah dapat keberanian dari mana atau karena Yoanna kesal jika waktu itu pose Jee kurang pas untuk membawakan iklan sepatu brand ternama di Jerman. Sudah berulang kali Yoanna mengulangi bidikan pada kameranya, tapi lagi-lagi pose Jee kurang pas sampai akhirnya Yoanna lelah dan segera mendatangi Jee yang tengah berpelukan dengan seorang wanita.
Yoanna memuncak. Karena ucapannya dianggap angin lalu sampai berulang-ulang Yoanna mengingatkan jika Jee harus fokus, ini bukan sedang beradegan sex melainkan berpose wajar layaknya model profesional. Tapi memang kenyataannya Jee tidak peduli dan justru asyik dengan wanita cantik berambut merah, mereka melakukan sesi panas dan hampir foreplay hingga kata-kata yang terlontar dari mulut Yoanna menghentikan aktifitas seksual seorang Jee.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐍𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐲 𝐃𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 [ROMAN 21+]
RomancePengalaman kedua menjadi fotografer majalah dewasa memang bukan perkara mudah. Apalagi bagi ibu satu anak seperti 𝐘𝐨𝐚𝐧𝐧𝐚 𝐌𝐚𝐫𝐜𝐞𝐥𝐥𝐚. Tak terkecuali dengan 𝐉𝐚𝐦𝐢𝐞 𝐎𝐥𝐢𝐯𝐞𝐫 𝐙𝐡𝐚𝐢𝐧, atau dengan nama panggung 𝐉𝐞𝐞. Pria berdara...