9. Mengunci Identitas

5.2K 284 26
                                    

Hari pertama kerja merupakan bagian paling menyenangkan untuk setiap orang, tapi memang tidak semua termasuk bagi Yoanna. Satu hari setelah Yoanna mendapat kesempatan menjadi pendamping Arnold sebagai fotografer tetap di cabang perusahaan JE'O, tidak membuat Yoanna merasa bersemangat meski kini ia sudah mendapat fasilitas mobil dan kamera di tangan. Bukan bagian yang tidak pantas disyukuri tetapi Yoanna masih mengingat ucapan Jee kemarin.

Roda empat sudah memberi kode jika Yoanna akan melakukan kegiatan sesungguhnya saat di basement kantor. Saat itu Yoanna tidak sengaja berada di samping mobil yang baru saja berhenti, lalu terbuka dan di sana Jee dan Aloysia baru saja turun dari mobil.

"Hai," Aloysia menghampiri Yoanna. "Kau... Nona Marcella 'kan?"

Sesaat Yoanna bingung mengapa Jee bersama wanita tapi Yoanna mencoba berpikir masa bodoh. "Ah, ya. Aku baru saja melihat pose-pose Anda. Dan saya sangat berterima kasih karena Anda mempercayakan saya sebagai salah satu bagian di JE'O."

"Tidak, semua itu karena kau memang berbakat Yoanna. Selanjutnya memang kau pantas mendapatkan itu semua." jawab Aloysia enteng.

Jee menangkap perbincangan Yoanna dan Aloysia. Tidak terlintas saja di pikiran Jee jika Aloysia yang sudah menentukan semua ini. Tetapi bukankah itu merupakan kebetulan yang menguntungkan? Ya, Jee hanya bisa memikirkan ambisi itu sampai percakapan wanita-wanita seksi di depannya semakin asyik.

"Oh ya, jangan sungkan untuk bertanya-tanya dengan senior mu di sini. Mereka semua orang-orang baik dan tidak apa-apa jika kau ingin bertanya kepadaku." bagi Aloysia membantu adalah kewajiban.

"Ya, tenang saja! Selain memotret aku juga suka membuat orang pusing dan mual karena pertanyaan ku." Yoanna segera menepi saat ada satu mobil yang parkir di sebelahnya.

"Tapi kita akan bekerjasama sementara saja Yoanna." tiba-tiba suara Aloysia merendah.

"Hm... Memangnya kenapa? Kau akan pindah?" tanya Yoanna mengamati jam tangan.

Aloysia menyunggingkan senyuman. "Tidak! Ah, tapi kau bisa menganggapnya seperti itu. Tetapi mungkin untuk selamanya."

Sakit. Itu yang sedang menikam batin Aloysia, memikul beban yang begitu berat tentang diagnosa dokter bahwa Aloysia terkena radang otak. Tapi Aloysia mencoba bersabar seolah tidak mengenal semua itu, Aloysia tidak ingin mengerti sebuah perbudakan karena penyakit yang menyedihkan.

"Se--lamanya?" tiba-tiba manik mata Yoanna terfokus pada wajah pucat terlapisi gincu.

Aloysia tertawa. "Oh astaga, itu hanya lelucon. Kau jangan terlalu serius menanggapi perkataan ku Yoanna!"

"Sial," Yoanna mendengus kemudian tertawa kecil. "Ya, terima kasih banyak karena Anda sudah sangat menghibur."

"Tidak! Aku tidak memberi mu apapun, tapi ngomong-ngomong kau sudah punya pacar atau sudak menikah?" tanya Aloysia ingin tahu.

"Aku?" sialnya Yoanna tidak bisa berkata jujur di depan Jee. "Em... Belum, maksudku... Aku belum menikah!"

Deg! Akhirnya Yoanna bertindak mengambil jalan pintas. Yoanna berbohong tentang status yang memang harus Yoanna lindungi sampai kapanpun.

"Oh baiklah!" Aloysia mengangguk paham.

"Memangnya kenapa? Apa Anda takut jika saya tidak konsisten saat bekerja?" sekarang Yoanna ingin tahu alasan Aloysia.

"Tidak! Bukan itu, aku hanya bertanya saja. Lagipula agar aku bisa mengenalmu lebih jauh lagi." balas Aloysia meninggalkan Yoanna untuk merangkul Jee.

Jee yang saat itu tengah menikmati hidangan asap dari rokok tiba-tiba malas melihat wajah Yoanna. Tapi tidak menyurutkan Jee tetap mencuri kesempatan menatap wajah cantik Yoanna.

𝐍𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐲 𝐃𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 [ROMAN 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang