8. Mengulas Memori

5.4K 351 45
                                    

Bercak luka itu masih ada dan melekat sampai jiwanya terlepas. Yoanna akan tetap menghapal bagaimana sayatan itu berlangsung berasal dari sentuhan Jee. Meski tidak sepenuhnya itu kesalahan Jee namun Yoanna bertenaga untuk meyakini semua sebuah kesalahan dari kecurangan Jee. Membenci bukan jatah dalam pikiran namun Yoanna kembali mengulas tentang pria Jerman berdarah Indonesia itu.

Sudah hampir dua jam acara berlangsung dan Jee hanya berperan menjadi tamu dan memilih untuk duduk di antara kandidat. Lebih dari panorama yang biasa Jee nikmati, ternyata wajah Yoanna sama sekali tidak berubah. Hanya saja rona merah di pipi dan bibir Yoanna semakin menegaskan wajah cantik nan anggun, Jee sama sekali gagal untuk pergi meninggalkan tatapannya.

"Y--Yoanna," ulang Jee mengeja nama dari inisial Y. "Yoanna, Marcella?"

Dari belakang berjarak lima meter dari tempat duduk Jee di sana Aloysia mematung karena tidak ingin melewatkan apa yang dilihat. Jee, dan fotografer wanita yang menurut Aloysia sangatlah cantik. Bukan karena iri atau memang Aloysia akan kalah dalam mendapatkan perhatian Jee, melainkan Aloysia meremas hasil tes laboratorium. Ada yang membuat kesedihan Aloysia mencekam batin saat dokter menyatakan ada tumor dalam otaknya.

Saat Jee bangkit dan hendak ke depan, Aloysia lebih dulu berjalan di depan Jee dan seketika datang ke tempat Yoanna.

"Hai," sambut Aloysia mengagetkan semua tamu dan kandidat. "Maaf Tuan, dan Nyonya. Saya ingin berbuat tidak sopan sebentar."

Semua orang terdiam. Aloysia mulia menarik pengeras suara mendekat ke bibir. "Aku termasuk wanita yang tidak suka basa-basi, jadi langsung saja jika aku ingin..."

Napas Aloysia sesak tanpa ingin menyelesaikan perkataannya. Tapi Aloysia bukan ingin menguji diri saat melihat kembali kertas di tangannya.

"Sebagai calon istri Tuan Jamie sekaligus CEO, aku ingin yang terbaik di JE'O. Tapi dengan sangat menyesal untuk acara hari ini, karena saya dan Tuan Jamie memutuskan tidak akan menentukan pemenang. Saya ingin semua yang ada di sini tanpa terkecuali memberikan pendapat dan kalian akan..."

Jee menatap kejam saat Aloysia berdiri seenaknya di sana. Namun keputusan untuk menghentikan di depan para wartawan tidaklah mungkin. Semua akan mengemas berita yang terdengar menyebalkan jika Jee bertengkar dengan Aloysia saat ini.

"Memberikan satu suara kalian untuk memilih siapa yang pantas menjadi fotografer andalan di perusahaan JE'O." lalu tangan Aloysia mengendalikan kode untuk anak buah Jee mengatur semua yang dimaksud Aloysia.

Dari arah berlawanan Yoanna nampak tegang karena sebenarnya telah memasuki tahap akhir dan Yoanna menjadi kandidat terakhir dari lima fotografer profesional. Baiklah, Yoanna tidak akan menyesali hal ini jika memang berhasil dikalahkan. Lagipula tujuan Yoanna di Hamburg adalah menerima pekerjaan sial demi biaya pengobatan Shaila.

Acara kembali berjalan tanpa kuasa yang diarahkan oleh Jee. Namun Jee malas berdebat dengan wanita yang satu itu dan memilih diam di tempat semula, dengan tangan dan kaki ingin berontak menyakiti Aloysia tapi itu sangat tidak mungkin. Tapi tetap menatap wajah Yoanna saat berekspresi tersenyum atau saat gugup mengulang kesenangan Jee dalam angan. Sampai semua yang dilalui di acara kontes Jee hampir tidak tahu apa dan sampai mana acara berlangsung.

Waktu terus berencana dan kontes telah menemukan ujung sampai proses pembuktian fotografer baru di JE'O dari hasil pemilihan para tamu. Satu persatu hasil terbaca oleh komputer hingga tahap akhir sudah tampak di layar. Dari sanalah Jee mengikat konsentrasi saat penetapan fotografer andalan perusahaan berasal dari Kanada bernama Arnold Bautista. Kuasa Jee pun seakan tidak berguna saat penentuan sudah menemukan keadilan. Jee segera meninggalkan ruangan tanpa ingin tahu bagaimana acara selanjutnya akan terjadi.

𝐍𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐲 𝐃𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 [ROMAN 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang