11. Kandas

7.2K 349 80
                                    

Alasan apapun sudah dirancang meski Yoanna tampak buruk di depan sahabatnya. Bukan tidak ingin menyesal karena Yoanna sudah menyembunyikan identitas Shaila di depan orang kantor, kejadian saat Yoanna memperkenalkan kepada sesama rekan fotografer bahkan para model jika Shaila adalah keponakan. Yoanna merasa lebih aman dan seakan tidak perlu mengkhawatirkan Jee akan menemukan fakta siapa Shaila sebenarnya. Ya, itu lebih baik.

Sambil memainkan ujung bara rokok di asbak meja dapur kantor, Yoanna rutin menilik wajah dan langkah Thalita kesana-kemari. Yoanna tahu apa yang akan Thalita katakan soal Shaila.

Menit beriringan pergi Yoanna masih belum mendengar satu patah kata pun dari Thalita. Lalu Yoanna bangkit sambil merampas gelas karton untuk diisi dengan kopi panas. Sambil berdiri di depan alat pembuat kopi Yoanna tidak mengurangi pandangannya kepada Thalita.

Solusi agar Yoanna tidak mengikuti telepati yang selalu ngawur, Yoanna bertanya, "Kok dari kemarin kamu diemin aku sih Li?"

"Kenapa? Kamu ngerasa sekarang Eh? Dari kemarin kamu juga pura-pura nggak tau tuh, mau aku marah kek, mau aku gimana juga kamu kan emang nggak pernah peduli Yo." jawab Thalita dengan nada meninggi.

Kopi yang sudah mengeluarkan aroma nikmat tiba-tiba hilang, Yoanna kaget saat mendengar jawaban Thalita. "Ih kok kamu ngomongnya gitu sih Li? Aku nggak peduli gimana? Aku kemarin bener-bener sibuk, pulang nggak sempet nyapa atau ngobrol sama kamu. Maaf Li, aku capek banget dari kemarin."

"Sibuk ngerancang akting lagi di depan anak-anak kantor? 'Oh ini siapa ya yang belum dikasih tau tentang Shaila? Siapa lagi ya yang kudu tau kalau Shaila itu keponakan aku?' " Thalita sengaja sok tahu tentang isi hati Yoanna.

Hawanya terlalu dingin dan mulai membuat suasana tidak nyaman. Yoanna merasa tercabik namun berupaya seperti biasa dan seolah tidak terjadi hal berarti, Yoanna ingin sedikit tenang dan lebih memilih menggoda Thalita dengan melempar gelas karton kosong ke arah Thalita.

"Oh itu," Yoanna menyesap kopi hitamnya. "Nggak gitu Li, aku cuma nggak mau Shaila itu stres karena nanti pasti anak-anak itu kepo dan nanya tentang ayahnya. Jadi ya..,"

Walau tidak sanggup meneruskan Yoanna masih mengatur napas saat hampir menumpahkan air mata. "J--jadi aku... Ya--"

"Apa? Kasih alasan kalau Shaila itu keponakan kamu? Bukan anak kamu hah?!" tandas Thalita dengan kedua mata terbuka lebar dan berkacak pinggang.

"Terus kalau tiba-tiba anak kantor atau Pak Lucky itu nanya sama Shaila tentang identitas yang dianggap ponakan kamu itu gimana Yo? Hm. Kamu punya penjelasan bijak apa buat Shaila?" tutur Thalita seketika membungkam mulut Yoanna.

"Pernah nggak kepikiran sampai ke situ kamu hah?"

Yoanna tertunduk dan menggeleng. "Um... A--ku nggak pernah kepikiran sampai ke situ Li, maafin aku."

"Goblok!" sentak Thalita pergi begitu saja.

Gelas yang sempat Yoanna lempar sengaja diinjak oleh Thalita. Semurka itu Thalita menanggapi kebodohan Yoanna, bahkan tidak ada alasan yang ingin diterima meski sebenarnya Yoanna tidak bermaksud demikian. Pengakuan palsu yang tempo hari tidak terencana dan memang Yoanna takut jika kabar tentang Shaila sampai terdengar di telinga Jee.

[...]

]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐍𝐚𝐮𝐠𝐡𝐭𝐲 𝐃𝐞𝐜𝐞𝐦𝐛𝐞𝐫 [ROMAN 21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang