Bab 3 : Tangisan Shiro yang selalu Ceria

34 6 0
                                    

Semalam telah berlalu, malam yang penuh kejadian aneh, ternyata kucing yang selama ini ku perhatikan adalah Bukan kucing biasa, dia bisa berubah menjadi seorang gadis yang sangat Cantik. Aku tertidur dengan keadaan lelah dan tak habis pikir dengan kejadian semalam.
'Ohayou Gosujin sama, bangun lah ini sudah pagi', ucap Shiro membangunkan ku sambil mengibas ngibas kan ekor nya ke arah wajahku,
'Hmm, 'Ohayou Shiro cha-' GWAAAAH' , aku yang terbangun dari tidurku sontak kaget karena melihat Shiro mengibas ngibas kan ekor nya dalam wujud seorang gadis,
'Shi- 'Shi Shiro Chan, apa yang kau lakukan padaku?', aku berbicara dengan nada kesal,
'Aku hanya membangunkan mu, Gosujin sama', Ucap Shiro dengan nada bicara yang nakal.
'bukan itu maksudku, bb b-bokong mu terpampang jelas di mataku', Wajahku memerah karena hal itu, aku terus burasaha memalingkan wajahku, namun Shiro terus saja mengibas ngibaskan ekor nya ke arah wajahku.
'Tidak apa apa, hihi. Apa kau menyukai nya Tuanku?' , Nada bicara Shiro terus saja menggoda ku
'Oi 'oi, ss sudah hentikan, menyingkirlah, bagaimana jika orang tua ku lihat ?', Aku berbicara dengan suara terdengar gugup dan merasa cemas karena takut tiba tiba ibu ku masuk ke kamarku untuk membangunkan ku dan melihat semua ini,
'Tidak apa apa, semua baik baik saja, kau bisa memegang pantatku ini jika kau mau, nyahaha', Shiro terus saja menggoda ku. Aku mulai merasa kesal dan berusaha menyingkirkan nya dari atas tubuhku. Kemudian dari luar pintu terdengar suara langkah kaki, tiba tiba, "krek",
'Ohayou Rei Kun, saatnya bangun pa-' HWAAAAH, sontak ibu ku kaget melihat..
'T t tunggu ibu, ini tidak seperti yang kau lih-'
'Kenapa kamu membawa masuk kucing ke kamarmu ?', Ibu ku menyela perkataan ku,
'Hah ? Kucing?' , saat aku melihat Shiro, Untung saja dia sempat berubah menjadi kucing lagi. 'huh syukurlah' Gumam ku.
'Kenapa kamu membawa masuk seekor anak kucing Rei Kun, ibu sudah bilang kan, jangan membawa kucing masuk ke rumah ini, karena Ayahmu alergi Terhadap bulu kucing', ibuku memarahiku, tapi untung saja Shiro sempat berubah menjadi kucing, jika ibuku melihatnya menjadi sesosok gadis, mungkin aku akan di usir Dr rumah ini.
'Izinkan aku merawat nya Bu,
aku menemukan nya di dekat jalan perumahan terbengkalai yang biasa ku lalui saat sepulang sekolah, aku sangat menyukai anak kucing ini, lagian ayah juga sibuk bekerja di luar kota, dan jarang sekali pulang ke rumah', Ucap ku memohon pada ibuku.
'Memang benar, lalu siapa yang akan mengurus nya ? Ucap ibuku melontarkan pertanyaan padaku lagi.
'Kalau soal itu, tenang saja, aku akan merawatnya dengan baik, aku tidak akan membiarkan kucing ini keluar dr kamarku'. Ucapku sambil tersenyum.
'Tetap saja tidak boleh, lebih baik kamu buang lagi Anak Kucing itu Rei kun!!'. Ibuku meninggikan nada bicaranya.
'Tapi Bu, aku kasian melihatnya, lagipula aku sangat menyukai seekor kucing, ibu pun tahu akan hal itu, tolong izinkan aku merawatnya, selama ini aku tidak pernah meminta apa apa darimu, kumohon untuk saat ini saja, aku hanya meminta izinmu untuk merawat kucing ini', nada bicara ku terdengar memelas, aku memohon pada ibuku sambil bersujud di hadapan nya. Ibuku yang tidak tega melihatku seperti itu, akhirnya dengan berat hati mengizinkanku untuk memelihara Shiro.
'Hmm, tidak ku sangka, kau ini keras kepala sekali. Baiklah, angkat kepala mu, cepat siap" untuk pergi berangkat ke sekolah, jangan lupa nanti sarapan terlebih dulu sebelum berangkat sekolah, dan juga bagaimana anak kucing itu bisa masuk ke kamarmu ? Ibu lihat kemarin sore kamu pulang tidak membawa anak kucing kan ? Jelaskan saja nanti,jangan lupa nanti sarapan terlebih dulu sblm berangkat sekolah!', Ucap ibuku sambil membanting pintu kamarku.
'B baiklah bu',
Ibuku keluar dari kamarku, dan menyiapkan sarapan untukku dan saudaraku yang lain.

'Huh, Syukurlah' , gumamku sambil bernafas lega.
'Terima kasih Gosujin Sama, kau melakukan semua ini untuk ku kan', Shiro berubah menjadi wujud manusia nya lagi, dan langsung memelukku.
'H h-hei, lepaskan lah, aku mau siap" untuk pergi ke sekolah, aku takut terlambat nanti', pelukan nya yang hangat, dan wajahnya yang terus dia tempelkan pada pipiku, membuat tubuhku tidak seimbang dan, "gubrak" kami berdua terjatuh, dan wajah kami saling berhadapan, aku terdiam terpaku, sambil terus menatap matanya yang kuning keemasan, pikiranku kosong, begitupun dengan Shiro. Shiro hanya terdiam sambil menatap mataku, wajahnya terus mendekatiku, aku tidak tahu harus berbuat apa, aku sendiri hanya terdiam, dia terus mendekatkan wajahnya, karena tidak tahan menahan rasa gugupku, aku memejamkan mata, aku hanya pasrah dengan apa yang akan di lakukan Shiro padaku. Tiba tiba...
'Terima kasih Tuanku, kau melakukan semuanya demi diriku kan, agar aku bisa memilik i tempat tinggal, kau berusaha meyakinkan ibu mu untuk mengizinkan ku tinggal di rumah mu, Aku sangat berterima kasih padamu, Tuanku, aku sangat beruntung sekali bisa bertemu dengan orang baik sepertimu',, tiba tiba saja terdengar suara isakkan darinya, ternyata dia sedang menangis dan terus memelukku, bahkan pelukannya semakin erat padaku, aku hanya diam, dan membiarkan bahuku dibanjiri dengan air matanya. Mungkin selama ini, dia merindukan keluarganya, Mungkin selama ini, dia mengharapkan seseorang untuk merawatnya, mungkin selama ini, dia susah untuk mencari makan, mungkin selama ini, dia susah untuk mencari tempat nya berteduh ketika panas terik di siang hari, tempatnya berteduh ketika hujan mengguyur bumi, dan tempatnya untuk bisa tertidur dengan pulas. Dia terus menangis, tak henti henti, aku terus mengusap rambutnya. Rambutnya yang halus sehalus sutera, suaranya yang lembut bak selembut simfoni angin kini terdengar terisak isak karena menahan serdu tangisnya, tidak ada ekspresi tawa dan ceria yang semalam ku lihat saat ini, Kucing yang ku anggap selama ini ceria, ternyata menyimpan kesedihan yang begitu lara.

Shiro Neko Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang