Bab 4 : Kebosanan itu akan segera berakhir

30 6 0
                                    

Hari itu, Jumat pagi pada pukul 6:30 , Shiro mengeluarkan semua beban nya lewat sebuah tangisan, tangisan seekor anak kucing yang malang, yang entah sudah berapa lama dia tinggal di pinggir jalan itu, mengharapkan seseorang yang mau merawat nya.

'Baiklah Shiro, kau diam disini saja ya, sementara aku pergi sekolah, jangan kemana mana, apalagi berubah menjadi wujud manusia!' , aku berbicara pada Shiro sambil menunjuk padanya.
'Haik, Gosujin sama', Jawab Shiro sambil tersenyum dengan tulus. 'I i imutnya', gumamku didalam hati seraya kebahagiaan mengalir dalam tubuhku melihat senyumnya.
'Baiklah, aku berangkat', Aku melambaikan tangan pada Shiro, tanpa menoleh padanya langsung menutup pintu kamar ku untuk pergi turun ke bawah.

'Kemarilah Rei Kun, kita sarapan dulu sebelum kamu berangkat', Ucap ibuku seraya memanggilku,
'Baiklah bu', Jawabku.
'Kenapa kamu lama sekali turun kebawah nya, adik dan kakak mu sudah berangkat lebih dulu, apa kamu tidak akan kesiangan?' , Tanya ibuku.
'Hehe, aku tadi pamitan dulu sebelum aku berangkat sekolah', aku menjawab dengan mulut penuh makanan sarapan ku, yaitu roti telur.
'Oh, pamitan pada Kucing mu ya? Kenapa harus pamitan segala, hahaha', ibuku seraya menjawab dengan nada mengejek sambil tertawa kecil.
'Huh, biarin donk Bu, ibu ini usil sekali', aku menjawab dengan nada ketus. Setelah aku menghabiskan sarapan ku yaitu dengan roti telur dan segelas susu putih, aku tidak lupa berpamitan lebih dulu kepada ibuku sebelum berangkat pergi ke sekolah.
'Baiklah bu, aku berangkat sekolah dulu, Ittekimasu', Ucapku.
'Itterasai, Rei kun', Jawab ibuku sambil tersenyum.

Hari begitu cepat berlalu, jam tangan ku sudah menunjukkan pukul 7 lewat.
'Sial, semoga saja aku tidak ketinggalan bus', Ucapku sambil berlari lari kecil, agar mempersingkat waktu menuju perhentian bus. Selang beberapa menit, bus yang menuju sekolah ku tiba, aku langsung memasuki nya, mencari posisi yang tepat untuk menunggu sampai tiba di pemberhentian bus dekat sekolahku. Seketika didalam bus, aku kepikiran Shiro , bahwa Shiro sedang berada di dekatku. Aku berdiri sambil melihat lihat di dalam bus, tanpa sengaja, aku melihat seorang wanita menggunakan penutup kepala jaket, berambut putih sedang berusaha menutupi dirinya. Seketika aku berpikir bahwa itu adalah Shiro.
'Haha, tidak mungkin itu adalah Shiro', gumamku sambil tertawa kecil.

Selang beberapa menit, akhirnya aku turun dari bus di pemberhentian dekat sekolahku.
'Huaaah, hari hari yang membosankan akan segera tiba', gumamku di dalam hati. Aku berjalan menuju gerbang sekolah, ternyata sebentar lagi gerbang sekolah ditutup.
'Sial, aku hampir terlambat, sebentar lagi pukul 8 , aku harus cepat" masuk', aku berlari menuju gerbang sekolahku.
'Fiuhh, untung saja masih sempat', aku berhenti menghela nafas sebentar, sebelum melanjutkan langkah kaki ku menuju ruang kelas. Tiba tiba dari belakang seseorang menepuk bahuku.
'Ohayou Matsutaka kun', Ucap teman sekelasku. Yaitu Kanae Yukino. Dia adalah teman sekelasku, walau kami tidak terlalu akrab, tapi dia selalu menyapa semua orang.
'Kenapa kamu terlambat hari ini Matsutaka kun? Kelihatan nya kamu lelah sekali, hihi', Tanya nya sambil melirik ke arahku dengan senyuman di wajahnya.
'Oh, Ohayou Kanae San, aku hanya kelelahan saja berlari dari pemberhentian bus sampai gerbang sekolah, aku terlambat bangun pagi, untuk itu aku terburu buru'. Jawab ku sambil ngos ngosan.
'Haha kasian sekali, mengapa kamu bisa terlambat bangun pagi?', Tanya nya sambil tertawa kecil. Kami berbincang bincang dan meneruskan perjalanan menuju ke ruang kelas.
'Semalam aku mengalami kejadian aneh saja, hehe, untuk itu aku agak sulit tidur', jawab ku sambil memalingkan muka dan sambil tertawa kecil.
'Haha ada ada saja', jawabnya sambil tertawa.
'Mengapa kau menertawaiku ? Kamu juga terlambat bukan ?', aku bertanya dengan nada bicara sedikit kesal.
'Hahaha, jangan marah dulu, dasar baperan, wleee', dia malah mengabaikan pertanyaan ku dan terus mengejekku.
'Mengapa kamu bisa terlambat, Kanae San?', aku mengulang pertanyaan ku.
'Hmm, aku belajar sampai larut malam, untuk ujian semester nanti, sebentar lagi ujian akhir bukan?', Ucapnya sambil tersenyum.
'Hmm benar juga, aku sampai melupakan nya'. Jawabku, dengan nada bicara ketus.

Selang pembicaraan yang membosankan itu, bel berbunyi menandakan masuk berdering. "Kring,kriing,kring".
'Ayo cepat bel sudah berbunyi, sebentar lagi masuk jam pelajaran', Ucapku.
'haik'. Jawab Kanae, sambil mempercepat langkah kaki kami.

Hari menunjukkan pukul 8:15 pagi, pelajaran pun dimulai, di jam pertama pelajaran ku yaitu tentang IPA, guruku terus menerangkan materi pembelajaran nya hingga membuat suasana di kelas jadi terasa semakin membosankan. Aku hanya mendengarkan nya sesekali sambil melirik ke arah jendela. Menatap langit biru nan begitu cerah nya, sungguh hari yang bagus untuk berlibur musim panas.
'Harusnya ini sudah masuk musim dingin', Gumamku di dalam hati sambil melirik ke arah jendela.

Saat aku melirik ke luar jendela, melihat tempat biasa ku jadikan tempat istirahat yaitu di bawah pohon yang rindang, sekilas aku seperti melihat anak kucing berwarna putih cerah sedang duduk sambil menatapku dr arah sana. Seketika aku berfikir bahwa itu adalah Shiro.
Aku memalingkan wajahku seraya berkata,
'Apa itu Shiro ? Apa dia mengikuti ku sampai sini? 'B bagaimana mungkin ? , Ucapku seraya kebingungan juga, aku kembali melirik ke arah pohon Rindang itu, dan kucing itu ternyata sudaj tidak ada.
'Fuh, mungkin aku terlalu memikirkan nya', Ucapku sambil menarik nafas dalam dalam.

Selang beberapa waktu pelajaran membosankan kemudian, waktu istirahatku datang juga.
'Haah, akhirnya jam makan siang ku tiba juga, aku sudah lapar sekali, ibuku membuatkan bekalku seperti apa ya', Ucapku sambil bernafas lega.
'Sebaiknya aku makan di bawah pohon Rindang itu saja. Aku menuju pohon Rindang itu dari ruangan kelas ku yang sudah dipenuhi hawa membosankan itu.
'Hmm, istirahat sambil makan di bawah pohon memang yang terbaik', Ucapku terdengar gembira.
Aku membukakan kotak makan siangku, dan ternyata isinya adalah seporsi nasi dan telur dadar gulung di taburi saus di atasnya.
'Hah? A apa ini bekal adikku ? Seperti bocah saja, tak apalah, ku makan saja, lagian aku lapar sekali', Ucapku yang terdengar sangat kecewa akan bekalku, karena adik ku malah membawa kotak makan siang ku.
Saat aku sedang enak memakan kotak makan siangku, tiba" saja dedaunan di atasku berguguran dan menimpa kotak makan siangku, saat aku melirik ke atas tiba tiba saja.. "Gubrak". Seekor anak kucing menimpa wajahku, yang ternyata itu adalah Shiro. Sontak aku kaget, ternyata memang benar,Shiro mengikuti ku sampai sini.
'Sh sh- Shiro Chan, kenapa kamu mengikutiku sampai sini?', aku bertanya dengan ekspresi terkejut dan kebingungan.
'Ngehehe, Konichiwa, Gosujin sama', Shiro berbicara walau dalam wujud kucing, dia masih bisa tetap bisa berbicara.
'Aku berpikir, kalau aku akan bosan jika seharian terus di rumah, jadi aku berencana Mengikuti mu, Gosujin sama', Jawabnya sambil tersenyum. Walau dalam wujud anak kucing, dia ternyata masih bisa tersenyum semanis ini, gumamku di dalam hati.

Shiro Neko Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang