Bab 1 : Awal Permulaan

75 11 1
                                    

Seperti biasanya, hari hari ku begitu membosankan, pagi berangkat sekolah, di siang hari belajar lalu kemudian pulang di Sore hari, 'Gumam dalam hati ku'. Namun, ada satu hal yang membuatku begitu senang, ketika aku pulang dari sekolah, Aku selalu melewati Jalan perumahan terbengkalai dekat Lapangan itu, karena hanya jalan itu yang paling cepat untuk sampai ke rumahku, selain itu ada satu hal lagi yang membuatku selalu melewati jalan itu. Namaku Rei Matsutaka, aku tinggal di Shinjuku dan bersekolah di salah satu sekolah favorit di Shinjuku, Tokyo. Aku sangat menyukai kucing, setiap aku melihat kucing, aku tidak tahan ingin mengelus nya dan tentu saja aku sangat ingin merawat seekor kucing,tetapi orang tua ku tidak menyetujui nya. Singkat cerita, anak kucing yang biasa ku jumpai di jalan Perumahan tersebut tidak muncul jua, aku mulai merasa cemas dan khawatir, aku terus bersiul siul sambil mencari kucing yang biasa ku jumpai di jalan tersebut. Dan ternyata anak kucing itu sedang tertidur pulas di dekat tumpukkan sampah di jalan Perumahan tersebut. "Pantas saja aku tidak bisa menemukan nya", Gumam ku sambil menghela nafas dengan lega. Benar, ini lah alasanku setiap hari melewati jalan perumahan terbengkalai ini, seekor anak kucing. Aku menghampiri anak kucing tersebut, Seperti biasa, aku membangunkan nya dan memberinya makan dari sisa bekal makanan ku. Aku sengaja tidak menghabiskan bekal makan siang ku, agar aku bisa memberinya makan nanti. 'Anak Kucing yang malang' aku berbicara dengan nada memelas. Sambil melihat anak kucing tersebut makan dengan lahap, aku mengelus elus anak kucing tersebut, bulunya yang berwarna putih cerah nan lembut itu membuat ku tidak bisa berhenti untuk mengelus elusnya. Badan nya yang kecil dan suaranya yang melengking menambah daya keimutan nya. Sungguh, setiap aku mengelus bulu nya, seketika aku merasa tenang dan melupakan keseharianku yang membosankan itu, sambil tersenyum aku terus mengelusnya, aku selalu berpikir untuk membawa nya pulang, tapi sudah pasti orang tua ku akan memarahiku jika mengetahui nya. 'Ku harap kamu mengerti posisiku saat ini, kucing', gumamku mengeluh. Setelah anak kucing itu selesai makan dan aku pun puas mengelus bulu nya, aku pun merapihkan ompreng bekal makan siangku dan merapihkannya kembali, aku bersiap beranjak untuk melanjutkan perjalanan ku ke rumah. 'Oh iya, kupikir aku harus memberi nya nama' gumamku. 'kira kira, nama apa yang cocok untuk nya ya? hmmm' , seketika aku berpikir untuk memberinya nama "Shiro", karena Shiro berarti putih, sesuai dengan bulu nya yg berwarna putih cerah, 'Baiklah, ku beri nama Shiro saja' , Gumam ku sambil mengelus untuk terakhir kalinya untuk hari ini, 'meooow' Shiro mengeluarkan suaranya. 'Wah Sepertinya kau menyukainya, Yokata' Aku merasa senang.
'Baiklah Sampai Jumpa lagi Anak Kucing, oh aku lupa, Shiro maksudku haha' , Aku melambaikan tanganku pada Shiro, 'Meooow' ternyata Shiro menyahut nya. Aku kembali melanjutkan perjalanan ku ke rumah. Aku berjalan dan ketika aku melihat jam tangan ku ternyata sudah pukul 6 sore. 'Sial, aku terlalu lama tadi, aku harus bergegas' gumamku dengan nada bicara kesal dan cemas. Aku pun langsung berlari untuk mempersingkat perjalanan ku. Sesampainya di rumah, 'Tadaima, Okaa San', aku berbicara dengan nafas terengah-engah , 'Okaeri, Rei Kun, mengapa kamu terlihat lelah sekali?' , 'Aku berlari saat perjalanan pulang Bu, karena aku sudah terlambat pulang' , Ucapku, 'Lain kali, tidak usah terburu buru Rei kun' , Ucap ibuku terdengar khawatir, 'Iya, baiklah Bu, aku langsung masuk kamar saja terus mandi, aku lelah sekali', Ucapku, 'Baiklah, jangan lupa makan malam nanti turunlah' , Ucap ibuku, 'Baiklah', aku langsung naik menuju kamarku. Aku membuka pintu Kamarku, langsung berbaring ditempat tidur ku, 'huh, hari ini sangat melelahkan sekali, apa yang sedang di lakukan Shiro ya?' gumamku sambil memikirkan anak kucing itu. Hari ini sangat melelahkan, dan tanpa ku sadari, aku tertidur lelap sambil memakai pakaian seragam yang belum ku ganti bahkan sepatu ku pun masih menempel di kedua kaki ku. Saat aku tertidur, aku terbangun di tengah malam, dan merasa sesuatu sedang menindihku, 'Ada apa ini, kenapa tubuh ku berat sekali, seperti ada yang menindihku?' gumamku sambil berusaha membuka mata melawan rasa kantuk ku, sontak aku kaget, ternyata yang menindihku, adalah seorang wanita Cantik bertelinga kucing berambut putih panjang sedang tidur di atasku, 'WHOAAAA' aku sontak berteriak karena kaget, tiba" wanita bertelinga itu terbangun, 'Konbanwa Gosujin sama' sambil tersenyum dengan tatapan yang sangat Manisnya. 'S s-siapa kau? Apa aku sedang bermimpi ? Bagaimana ini bisa terjadi ?'

Next Bab :'u

Shiro Neko Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang