Dahyun hari ini pulang lebih cepat dari kampusnya karena kelas dia sudah selesai. Niat hati mau pulang ke rumah alih-alih kosan, makanya dia menolak ajakan teman-temannya untuk pulang bareng dan memilih pergi sendirian.
Mata dan jarinya sangat fokus membalas pesan, telinganya juga demikian mendengarkan lagu. Ketika tiba-tiba tubuhnya terlonjak saat seseorang menepuk pundaknya dua kali, kirain orang iseng, ternyata Jungkook. Kating dia yang entah sejak kapan ada di belakangnya pas lagi nunggu bus di halte.
Dahyun bergegas melepas earphone.
"Di sini berisik, bukannya dengerin lagu malah makin berisik? Kasihan telinganya," katanya tersenyum sambil berdiri di samping Dahyun setelah memasukkan kedua tangan ke saku celana.
Menduga bahwa katingnya juga menunggu bus, ia memilih memasukkan earphone dan ponselnya ke tas.
"Ya udah ini dimatiin musiknya, 'kan Kak Jungkook ngajak ngobrol," kata Dahyun jenaka. Begitu senyumnya tersungging lebar, Jungkook berani sumpah Dahyun tambah lucu di matanya.
Gemes, enggak kuat.
"Sendirian aja, nih?" tanya Jungkook basa-basi.
"Banyakan nih, lihat tuh!" kata Dahyun menunjuk orang asing di seisi halte, makin jahil sampai Jungkook enggak kuasa mengusap rambut Dahyun sekali sambil terkekeh. Gadis ini langsung terpaku, napasnya langsung ketahan begitu aja saking kagetnya.
Jungkook bilang, "Sorry, lo keterlaluan lucunya."
"Yee, modus." Dahyun menyahut seolah-olah dia tak salah tingkah, menjadi keuntungan karena pertahanan dirinya cukup kuat sampai orang cenderung sulit menebak kepribadiannya. Padahal sebenarnya sekarang dia merasakan dentuman aneh di dada, tangannya juga mendadak berkeringat dingin. Setelah berdeham sekali, ia menoleh ke Jungkook dan bertanya, "Kok di sini?"
"Motor masuk bengkel, tapi sore ini juga diambil sih." Dahyun mengangguk kemudian bergegas pas bus yang dia tunggu datang, dia seperti biasa akan berjuang dengan orang lain supaya bisa masuk dan mendapatkan tempat duduk.
Tapi sayangnya untuk kali ini Jungkook menahan Dahyun dengan memegang kedua pundaknya setelah mengatakan permisi, dia bilang keselamatan lebih utama. Dahyun mau enggak mau jadi enggak ikut berdesak-desakkan dan berakhir berdiri di bus yang ia naiki.
Jungkook mengulum senyum, dia tahu Dahyun cukup kesal karena harus berdiri di harinya yang melelahkan. Tapi asal kalian tahu saja, Jungkook enggak rela Dahyun desak-desakkan di antara orang asing apalagi ada penumpang cowoknya juga.
Itu kalau ada yang curi-curi kesempatan sama Dahyun gimana? Pikirnya.
Mereka enggak ngobrol setelah menaiki bus, Dahyun sibuk meperhatikan jalanan sementara Jungkook diam-diam memikirkan sesuatu.
Ketika bus berhenti, Jungkook menarik Dahyun turun. Dahyun sendiri terus protes karena bingung sekaligus aneh, pasalnya dia turun di tempat yang enggak seharusnya.
"Temenin gue ngambil motor," katanya sambil memasang senyum setelah turun.
"Kakak bilang sore, ini mah masih siang. Lagian ngapain ngajak-ngajak aku?" tanya Dahyun masih ditarik untuk memasuki kawasan taman kota dan duduk di salah satu kursinya, Jungkook tampak mengetik sesuatu kemudian memasukkan ponsel ke saku dan menatap Dahyun.
"Ngerasa bersalah nih, lo cemberut pas gue berusaha menyelamatkan lo dari situasi yang bahaya. Makanya duduk dulu, itu kaki pasti pegel," katanya asal.
"Bentar doang, pegel apanya?" sahut Dahyun dengan ekspresi datar.
"Udah, sambil nunggu sore duduk dulu di sini sekalian ngadem. Gue udah beliin bobanya Xing Fu Tang, lagi otw nih pesanan kita. Masih enggak mau?" tanya Jungkook membuat Dahyun mengerutkan kening meskipun beberapa sekon sebelumnya sempat membulatkan mata, karena kalau boleh jujur, dia seneng denger kata boba.
Membayangkan sensasi dingin dengan boba di mulutnya saat cuaca panas begini membuat ia menelan ludah karena tergoda. Namun lamunan singkatnya terhenti ketika tangan Jungkook menarik kerutan kening Dahyun dan terkekeh.
"Kasihan ngerut mulu," katanya disusul menyentil Dahyun sampai sang empu meringis kesakitan, "hehe."
"Enggak ah, pasti bohong. Xing Fu Tang 'kan mahal, enggak yakin dibeliin. Aku pulang aja!" kata Dahyun memberi gestur bersiap pergi kalau saja Jungkook tak menahannya.
"Oke pergi, tapi jawab pertanyaan gue dulu," katanya membuat Dahyun mendengus dan kembali duduk. Bukan berarti dia benar-benar mendengarkan Jungkook sih, tapi ya emang tasnya aja ditahan sama tangan gedenya, "binatang apa yang cuman punya dua huruf?"
"Enggak tahu."
"Enggak ada usahanya banget," celetuk Jungkook mencibir.
"Ish, emang enggak tahu!"
Jungkook menaikkan kedua alis, menunjukkan ekspresi paling tengil yang belum pernah Dahyun lihat selama ini. Entah kenapa hal itu membuatnya malah was-was, aura bersama Jungkook jadi tak menyenangkan.
"A N (and) T," jawabnya membuat keheningan sejenak di antara mereka berdua. Kemudian Jungkook mengangkat kedua tangannya asal-asalan dilanjut berkata, "yeee, lo kalah. Harus nemenin gue ngambil motor."
"Ihhhh! Enggak jelassss!!!"
Type O!
Kesepuluh, mendapatkan hati #O, kadang jahilin dia bagus juga. Karena #O bakal inget semua hal lucu darimu
p.s : meskipun Jungkook enggak yakin jahilnya dia tuh lucu apa enggak.
Author's note:
Hi, Guys!
Miss me? Hahaha, duh kayaknya udah lama juga dari terakhir update. Masih ada yang menunggu, kah? Maafkan karena waktu yang lama itu, ya! Tetep enjoy dan ramaikan untuk membuatku makin semangat update, wkwkwk! Have a nice day!♥
KAMU SEDANG MEMBACA
TYPE O! DAHYUN SPECIAL!!!
Fanfiction[SERI KEDUA DARI TYPE O!] Kim Dahyun, perempuan bergolongan darah O ini punya karakter yang bagaimana sih sebenarnya???