#6

1.5K 311 24
                                    

#6; Sorry to Myself

"You’re crying all day but he’s laughing. You’re feeling so heavy but he’s doing just fine. Heart, I’m sorry, please stop hurting."

( Baek Ah Yeon - Sorry to Myself )






( Baek Ah Yeon - Sorry to Myself )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Kepalaku benar-benar sakit.


Aku benar-benar muak dengan sakit kepala yang menyerangku setiap malam.


Memikirkan ini semua benar-benar membuatku lelah. Belakangan aku jadi mudah menangis dan sakit kepala karena lingkungan yang membuatku tak nyaman. Aku hanya menghindari Ji Hoon tapi siapa sangka kalau menghindarinya saja membuatku kesulitan seperti ini.


Karena menghindarinya ternyata mempengaruhi kinerjaku. Hampir setiap malam aku selalu memijat pelipisku, berusaha melepas penat dan rasa sakit di kepalaku karenanya. Aku tak paham dan tak tahu harus melakukan apa.


Apakah aku harus terus seperti ini?


Setiap hari dibayang-bayangi berbagai cara untuk menghindarinya. Mungkin beda cerita kalau misalnya dia bukanlah deretan jajaran yang memiliki posisi lebih kuat dariku. Kalau saja dia memiliki posisi yang sederajat denganku, pasti permasalahan pekerjaanku takkan berpengaruh sebanyak ini.


Tapi apa mau dikata kalau ternyata dia adalah atasanku.


Sialnya, otakku kembali memikirkan dirinya dan juga calon istrinya itu. Dadaku rasanya bergemuruh mengingat bagaimana tawa itu terlontar satu sama lain. Aku yang merasa diriku pengecut karena melarikan diri, dan aku merasa benar-benar lemah karena masih tersakiti karena hal-hal seperti itu.

Seharusnya aku tahu ini menyakitkan tapi kenapa aku masih tetap melihat dan mengingat mereka. Bukankah sudah jelas bagaimana mereka yang tertawa bahagia sementara aku yang bisa saja menangis sepanjang hari.

Aku ingin berhenti merasa menyesal. Menyesal karena pernah menaruh hatiku dan mempercayai Ji Hoon. Karena penyesalanku hanya akan membuatku kembali mengingatnya. Aku hanya ingin melepasnya tanpa adanya kesulitan. Tapi nyatanya, untuk melepaskan saja membutuhkan rasa sakit dahulu.


Mengapa aku pernah mempercayainya?


Mengapa aku pernah menaruh hatiku padanya?


Dan mengapa aku pernah menggantungkan harap kepadanya?

Semua ekspektasiku akan dirinya hanyalah omong kosong. Itu semua hanyalah angan semu yang kuciptakan sendiri tanpa menunggu adanya balasan. Aku terlalu bodoh memang karena terlalu mempercayainya dan menyerahkan segala hatiku padanya. Kalau saja aku tak menyerahkan semuanya dan masih membumbuinya dengan keraguan, aku yakin semua takkan membuatku menjadi seperti ini.


ENGRAVE || Lee Ji Hoon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang