"I don't want to look sad. So I'll act tough and let you go"
(Huh Gak & Jung Eun Ji - Let You Go)
"CONGRADUATIONS!!!!"
Suara confetti gun yang memekakan telinga mulai beradu satu sama lain menyambut seseorang yang telah ditunggu-tunggu. Suara lantang dan tawa bahagia bagaikan suatu kebahagiaan tersendiri. Melupakan kesedihan dan masalah hidup yang ada, kami saat ini turut berbahagia atas seseorang yang telah mengisi hidup kami.
Senyuman yang tak hentinya kulontarkan dari kejauhan, sembari memandangi target surprise party yang kami persembahkan untuknya terasa membuatku terharu. Aku mungkin tak banyak mengambil bagian atas hasil kerja kerasnya, tapi aku tahu bagaimana dia yang mencariku dikala membutuhkan bantuan. Dia kini yang telah berhasil meraih gelar sarjananya terlihat begitu bahagia atas sambutan dari orang-orang yang mengisi hari-harinya.
Pada awalnya aku enggan, tapi mereka terasa masih menganggapku bagian dari mereka—teman-teman tempat bekerjaku dahulu bersama Woozi dan Seok Min. Menghubungiku untuk ikut mengambil bagian dalam graduation party Lee Seok Min, akupun merasa harus mengambil bagian dalam acara ini. Bagaimanapun, Lee Seok Min sudah menjadi seseorang yang berarti di hidupku.
Dia adalah seseorang yang selalu berada disisiku dan mendengarku, ketika orang lain mulai jengah dan perlahan pergi meninggalkanku. Dia mungkin bosan mendengarkanku, tapi dia selalu mendengarkanku meski aku dengan egoisnya selalu menceritakan rasa sakit yang sama. Aku tak tahu harus membalasnya dengan cara seperti apa, tapi mungkin menjadi bagian dalam graduation party-nya adalah salah satu cara untuk membalasnya.
Memandanginya dari kejauhan, dapat kulihat tawa dan senyuman bahagia yang terus ia lontarkan kepada orang-orang yang telah menyambutnya hangat. Dia yang begitu bersinar dan menebarkan kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarnya, secara tak langsung membuat orang-orang ikut bahagia akan kehadirannya. Terkadang aku tak percaya kalau Tuhan menciptakan seseorang seperti Lee Seok Min. Rasanya dunia terlalu kejam untuk orang sebaik dirinya. Bahkan, dia terlalu baik untukku.
Bagaikan mimpi, hari-hariku yang banyak diisi oleh sosoknya membuatku perlahan kembali bangkit dan melangkah. Meski begitu, dengan bodohnya aku terlalu sering menatap ke arah masa lalu. Dia yang mengulurkan tangannya untukku dan membantuku untuk melihat masa depan, terasa begitu sulit untukku. Ia selalu menungguku untuk menyambut jemarinya, tapi mengapa untuk menyambutnya saja terasa begitu sulit?
KAMU SEDANG MEMBACA
ENGRAVE || Lee Ji Hoon
Fanfiction[Completed] 'Dia yang berbahagia mengukir luka pada hati yang tengah berusaha tersenyum kembali kepadanya.' "Kata 'Baik-baik saja' tidak mengartikan luka yang ditinggalkan telah pulih sepenuhnya." "Bahagiamu adalah luka untukku." "Merelakan itu tida...