[7] motor

100 22 1
                                    

Pada akhirnya, kelas kami berakhir dengan kekalahan. Dengan perasaan kecewa, kami pun berjalan memasuki ruangan kelas dan beristirahat sejenak karena menjadi supporter itu sedikit melelahkan apalagi yang bermain.

Selama di pertandingan bola basket, kelas IPA 1 adalah sang juara. Belum ada yang bisa mengalahkannya selama Adam bermain basket.

Berbeda pula dengan pertandingan sepak bola. Kelas Kamilah juaranya. Tapi sayangnya tahun ini pertandingan sepak bola tidak di adakan.

"Yang sabar ya Ji, senyum dong" Hana berusaha menghibur Aji yang sedari tadi diam tanpa suara.

"Gue liat lo sama kak Adam kaya akrab banget? Sok akrab ya lo" Ujar Gisel membahas soal tadi supaya menarik Aji untuk bercerita

"Kak Adam duluan bro yang nyapa gue, iri ya?"

"Kok bisa sih? Oh mungkin karena kak Adam ngerasa banyak dosa sama lo waktu MOS. Lo sih bandel amat" ucap Hana dengan tawanya

"Iya kali ya" kedua sahabatnya ikut tertawa mendengar kata-kata dari mulut Hana tadi.

Hana berjalan menuju pintu keluar kelas dengan terburu-buru

"Eh mau kemana!" teriak Gisel

"Ke WC!"

Dalam perjalanan menuju WC, Hana berpapasan dengan empat pria incaran siswi di sekolah yaitu Abima, Natha, Adam dan Rafa.

"Hai Han" sapa Natha dengan tos andalan mereka

"Mau kemana lo? Gisel mana?" Tanya Natha

"Ada di kelas"

"Dia udah makan belum" Natha kembali bertanya

"Tanyain aja sendiri. Kalo masih kepo kabarnya, minimal sapa dong dia-nya. Gengsi jangan dibesarin ntar nyesel"

"Lo mah gitu, emang mau bantuin?"

"Cinta itu butuh usaha. Kalo gue butuh uang" Ucap Hana enteng

"Semua cewe sama aja" kata Natha dengan nada pasrah

Mendengar perdebatan Hana dan Natha sontak membuat yang lainnya tertawa puas melihat Natha yang memasang wajah pasrah

Hana ikut tertawa dengan mata yang tertuju ke arah Abima.

"Oh iya Han, ini namanya Abima. Wakil ketua OSIS." Natha memperkenalkan Abima ke Hana

"Lo beneran wakil OSIS kak? Kok nggak pernah keliatan"

"Abima emang gitu orangnya, jarang keluar kelas. Kalo nongkrong palingan pergi ke perpustakaan" sambar Rafa 

Hana mengangguk dan mengulurkan tangannya "Hana Zahira"

"Abima Azzaidan. Lo yang jatoh di depan warung mang Hendry kan ya?" Abima tampak mengejek

"Salah orang kali" Hana melepaskan genggaman tangannya dari genggaman Abima

"udahlah gue mau ke kantin" Hana pergi meninggalkan mereka ber empat

"Katanya mau ke WC " Rafa sedikit berteriak

"Bodo amat gue laper."

Sesampainya di kantin, Hana memesan mi ayam favoritnya

"Budeee, Hana pesen mi ayam satu mangkok ya"

"Iya teteh duduk aja dulu"

"Oke ntar Hana aja yang ambil ya bude" Hana berjalan dan duduk di kursi kantin kedua dari depan

Hana dan bude kantin ini sudah seperti ibu dan anak. Hana selalu membantu bude jika ia butuh bantuan terkadang untuk mempersiapkan dagangan di kantin.

Hana asik duduk sambil asik membaca buku novel tiba tiba saja ada seseorang yang mendekati meja Hana

"Kalo mau naik motor sama gue aja biar nggak jatoh" katanya sedikit berbisik di telinga Hana yang membuat Hana mendongak ke atas dan ternyata itu Abima.

"Garing kak, pasti mau ngejek"

"Yang garing itu kerupuk tapi kalo yang ganteng itu gue" ujar Abima duduk disebelah Hana

"Iya tau kok" batin Hana

Tetapi sayangnya hati dan mulut berkata lain..

"Apaan sih sok kenal" Hana bergeser menjauh dari Abima

"Lo punya kepribadian ganda ya? Jadi enakan pake lo-gue nih biar bisa deket" Abima tertawa dan Hana sempat terpaku pada senyum Abima yang sempurna itu.

Hana beranjak dari tempat duduknya berniat untuk mengambil pesanannya

"kemana" Abima menahan pergelangan tangan Hana untuk pergi

"Lepasin tangan gue kak" suruhnya

Abima melepaskan genggamannya

"Oh kirain lo udah gakuat sama ketampanan gue" ucapnya

"ish. Apaan sih kak" Hana pergi mengambil mi ayam favoritnya itu.

Tak lama kemudian ponsel Abima berbunyi, ternyata itu panggilan telepon dari Natha

"Kenapa Nat"

"Bima gawat Bim"-Natha

"Gawat apaan"

"Motor lo hampir di curi, Adam udah tangkep Malingnya. Sekarang lagi berantem" Suara itu terdengar seperti suara Rafa

"posisi kalian sekarang dimana"

"Masih di area parkir luar sekolah, cepetan cok keburu satpam dateng!"-Natha

"shit" dengan emosi yang memuncak Abima berlari keluar kantin dan tidak menyadari kalau dia menabrak Hana yang lagi membawa mi ayam.

Alhasil satu mangkok mi ayam kesukaan Hana habis tumpah.
Hana yang berdiri sambil menatap mi ayam yang telah tumpah di lantai itu mendadak emosi dengan ulah Abima

"WOI GANTI MI AYAM GUE!!"

***

Hana berjalan kembali ke kelas dengan raut wajah yang kesal. Bagaimana Hana tidak kesal mengingat kejadian mi ayam favoritnya tumpah begitu saja.

Hana duduk di kursinya.Disamping sahabatnya,Gisel.

"Kenapa lo" Gisel meletakan tangannya di bahu Keyla "Berantem lagi?" lanjutnya

"Gak." Cewek dengan rambut sebahu tanpa hiasan itu masih memasang raut wajah kesal dengan tangan dilipat didepan dada.

"Trus kenapa"

"Ngeselin banget tu orang, masa tadi dia nabrak gue trus mi ayam gue tumpah semua. Mana orangnya main kabur aja. Semua cowok sama aja."

"Tu orang itu Siapa?" Gisel degan segala kelemotannya

"Kak Abima"

"Lah? Bukannya tadi udah boncengan berdua seperti cucok meong"

"Apasih sel, kesel gue sama dia"

"Hati hati , nanti jadi sukaaa" goda Gisel

"Gak dulu." Hana meletakkan kepalanya di atas meja dengan tas sebagai bantal.

ABIMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang