Osis (1)

21 6 0
                                    

Tiga bulan berjalan, Denia sudah mulai terbiasa dengan adanya Zeeya, ia sudah menceritakan tentang chat nya bersama Kenzie.

Masalah antara Nedia, wattpad, dan Kenzie pun sudah ia selesaikan.

Tidak ada yang ditutup-tutupi lagi, mereka bertiga saling mengaku jika menyukai satu cowok yang sama. Kecuali Geeral, cewek itu sama sekali tidak tertarik dengan cowok yang ada di sekolah ini. Sekali pun itu Kenzie dan teman temannya , yang katanya most wanted Sterrenlicht.

"Makin kesini, gue makin ogah deh sama Kak Kenzie?", ucap Nedia dengan nada sedikit tidak suka.

Jam istirahat pertama ke empat gadis itu gunakan untuk berdiam di kelas sambil memakan bekal yang ia bawa dari rumah.

"Ngapain ogah? Kak Kenzie baek baek aja prasaan?", balas Denia.

"Gue juga mulai ogah. Sumpah, baru kali ini gue nyesel pernah suka sama orang kayak Kak Kenzie", timbrung Zeeya.

"Kenapa sih? Kak Kenzie baek, ramah, nggak pernah ngeselin. Lagian kalo emang kalian ogah karena Kak Kenzie ngeselin, kalian deket sama Kak Kenzie?", Denia seperti membela Kenzie.

"Lo terlalu bucin tau nggak? Kak Kenzie tuh ternyata sombong parah, irit senyum, kalo natap mata orang, hii, serem. Apa lagi kalo dipanggil cuman noleh doang, pingin gue buka itu mulut. Bisa nya mingkem doang", cerocos Nedia.

"Ihh, iya tau. Gue kemaren ke kantin beli air, terus ada Kak Kenzie di panggil sama temen nya. Eh, Kak Kenzie nya cuma noleh, terus lanjut jalan lagi", ucap Geeral.

"Kalian tuh cuman ngeliat Kak Kenzie dari luar, emang kalian tau sifat asli Kak Kenzie gimana? Bisa jadi Kak Kenzie emang dingin, tapi aslinya malah kayak di novel novel gitu", bela Denia.

Zeeya menggeleng geleng kan kepalanya, heran dengan sifat teman barunya yang satu ini. Padahal saat Denia membantu Bu Lika memberikan tugas milik Kenzie, Kenzie dengan santainya mengambil tugas itu dan kembali melanjutkan aktifitasnya. Tanpa ucapan terimakasih. Dan sekarang Denia masih belom sadar sifat angkuh yang dimiliki seorang Kenzie.

"Buta cinta lo, den", ucap Geeral.

Denia mengkrucutkan bibirnya.

"Manteman ku sekalian duduk dulu yang tenang, habis ini bakal ada pengurus osis dateng ke kelas kita", Ajeng menginstruksi kelas.

Mampus! -batin Denia.

Ke empat cewek itu saling bertatapan, "kalian sepemikiran nggak sama gue?", tanya Nedia.

Zeeya, Denia, dan Geeral mengangguk.

Pengurus osis, kemungkinan besar wakil dan ketua nya pasti ikut.

"Ken, formulir nya kurang. Itu di kantor si Reghan lagi nge print, tolong ambilin ya", suara itu terdengar dari luar kelas X IPS II.

"Dateng woy, diem semua", perintah Ajeng.

Para osis itu masuk kedalam kelas dan menjelaskan tujuan mereka kesana. Mengajak para murid baru untuk bergabung dengan organisasi sekolah.

Setelah lima belas menit menjelaskan, "Mungkin, adek adek ada yang berkenan ikut organisasi ini, bisa angkat tangan".

"Del, ini formulirnya", ucap seseorang yang tiba tiba masuk membawa formulir.

"Kak Kenzie tuh, kek bunglon ya, kadang indah dipandang kadang juga pahit dipandang", bisik Nedia.

Denia hanya tersenyum menanggapinya.

"Kalian nggak ada yang minat?", tanya Geeral menoleh kebelakang.

VousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang