Little Commotion

33 5 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


°°°

"Niel, enak nya yang rasa leci apa melon?", malam ini Denia dan Daniel tengah berada disalah satu pusat perbelanjaan di Bandung.

Sebenarnya, malam ini Denia sudah membayangkan kegiatan apa saja yang akan ia lakukan dimalam hari. Namun, sang Aunty menyuruh nya untuk berbelanja kebutuhan pokok yang diperlukan.

"Tapi, kayak nya yang rasa coklat enak juga deh, niel", Denia tengah menimang nimang rasa bubuk jelly yang akan ia buat nanti.

"Niel, lo minta nggak? Gue mau buat jelly telur, lo mau rasa apa? Gue mau rasa leci aja deh, lama nggak makan makanan berbau leci".

"Ada rasa baru niel, rasa buble gum, enak deh kayanya?".

"Ihh, ada rasa green tea niel, kesukaan lo kan?".

"Ntabs banget dah ini", ucap Daniel.

Denia membalikkan badan, menatap kembarannya yang ternyata sedari tadi sibuk dengan handphone nya. Denia merampas handphone Daniel dengan paksan.

"Lo apaan sih, dy. Nanti itu kalah game gue", Daniel mencoba meraih handphone nya yang ada dibalik punggung kecil Denia.

"Balikin nggak?!".

"Gue ngomong dari tadi didengerin nggak?", Denia tak kalah nyolot dari Daniel.

"Ngomong apaan dah? Seharusnya yang disuruh aunty belanja kan elo, bukan gue".

"Heh, biar aunty yang nyuruh gue kek, nyuruh Mbak Nay kek, nyuruh Pak Satpam sekaligus, ujung ujung nya lo juga ikut makan apa yang dibelanja", cerocos Denia.

Banyak pasang mata yang menatap kedua remaja ini dengan aneh. Tapi Denia mengabaikan tatapan itu, ia terlalu

"Ribet banget sih jadi orang. Tau nggak, daripada nemenin lo belanja mending gue maen. Tapi hatah maen gua berkurang sehari gagara ikut belanja", Ucap Daniel yang membuat Denia geram dan menginjak lelaki jangkung itu.

"Aww aww, sakit woy", ringis Daniel.

"Maen sono lo, nggak usah ditemenin gue juga bisa. Pulang nya biar gue naik taxi. Emang dasar cowok dimana mana sama", bentak Denia pergi meninggalkan Daniel yang masih kesakitan. Sebelum nya Denia melempar handphone Daniel, dengas sigap Daniel langsung menangkapnya.

"Ngapain lo ikutin gue? Katanya mau main? Udah pergi sono, kasian jatah lo berkurang", nada Denia memang lembut, tidak ada nada seperti orang marah sedikit pun. Tapi Daniel tau jika Denia sudah begini, cewek itu sedang menahan amarahnya.

"Gue juga mau belanja lah", jawab Daniel sambil melihat lihat barang. Bahkan wajah cowok itu terlihat tenang, setelah Denia bentak.

"Dipersilahkan untuk Tuan Daniel Arsani Mevillonio, untuk meninggalkan tempat ini!", ada penekanan di setiap kata yang Denia lontarkan.

VousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang