Let Go

975 91 1
                                    

Park jinyoung x Mark tuan
.
.
.
Happy reading

Jinyoung dan mark masih menunggu dokter yang menangani hyunjin...
Tn tuan tidak ikut karena dia harus mengurus wanita itu...
Mark juga sudah memberikan rekaman terakhir yang hyunjin lihat..
Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari ruangan itu...
Jinyoung dan mark langsung menghampiri dokter itu...

"Dok... Bagaimana keadaan teman saya... Dia baik baik saja kan dok..."-ucap.jinyoung

Dokter itu menghela nafas dan....

"Kami sudah berusaha semampu kami.. Tapi tuhan berkehendak lain... Dia tidak bisa bertahan..."-ucap dokter itu
"Dokter bercanda kan? Dokter bohong kan? Hyunjin... Hyunjin baik baik saja kan?!! Katakan yang sebenarnya dok!!!"-ucap jinyoung sambil terisak
"Maaf... Tapi saya sudah mengatakan yang sebenarnya... Saya harap anda bisa tabah... Kalau begitu saya permisi"-ucap dokter itu dan langsung meninggalkan jinyoung yang sudah terduduk di lantai dan menangis...
Mark memeluk jinyoung untuk menenangkannya...

"Jie.. Jangan menangis... Kalau kau menangis seperti ini hanya akan membuat hyunjin sedih... Dia sudah merelakan nyawanya untukmu jie... Jangan buat dia kecewa..."-ucap mark lembut...
"Na ttemune hyung... Hiksss... Dia pergi karenaku hyung... Na eojjorago? Ma ttemune hiksss..."-ucap jinyoung masih terus menangis...
"Uljima jie... Jebal... Kau harus merelakannya jie.."-ucap mark...

Jinyoung melepaskan pelukannya pada mark...
Lalu menatap mark...

"Hyunjin orang yang sangat baik hyung... Hiksss... Kenapa harus hyunjin? Kenapa harus orang baik seperti hyunjin yang pergi terlebih dahulu hyung hiksss... Dia sangat baij padaku hyung hikss..."-ucap jinyoung
"Aku tau jie... Aku tau dia orang yang baik... Tapi kau tak boleh seperti ini terus terusan jie... Ayo... Bangun... Kita harus bersiap siap ke pemakaman hyunjin... Apa kau tak mau mengantarnya ke peristirahatan terakhirnya hm?"-ucap.mark sambil menghapus air mata jinyoung

Jinyoung pun langsung berdiri dan menggenggam tangan mark...

"Hyung... Boleh aku minta sesuatu padamu?"-ucap jinyoung masih mengeluarkan air matanya
"Apa hm?"-ucap mark sangat lembut
"Jangan tinggalkan aku seperti hyunjin meninggalkan ku hyung... Jangan pergi seperti hyunjin... Kumohon"-ucap jinyoung
"Jie... Dengar... Semua orang pasti akan mati... Jadi suatu hari nanti aku juga akan mati... Aku tak bisa berjanji untuk berada di sampingmu selamanya... Tapi aku berjanji akan berada disisimu sampai akhir hayatku.. Aku tak akan meninggalkanmu kecuali aku mati jie... Mungkin suatu hari nanti ragaku tak bersamamu lagi jie.. Tapi jiwa dan cinta ku tetap bersamamu jie"-ucap mark sambil menggenggam erat tangan jinyoung...

Jinyoung mengangguk lalu langsung mengajak mark untuk bersiap siap untuk pergi ke pemakaman hyunjin...

---------------------

Disinilah jinyoug dan mark sekarang...
Menggunakan baju serba hitam di depan nisan yang bertuliskan Hwang Hyunjin...
Jinyoung tak lagi terisak seperti di rumah sakit...
Tapi mata nya tetap mengeluarkan butiran bening itu...

"Kuharap kau tenang disana hyunjin ah... Kau tau bukan hanya kau yang mau membantuku saat aku butuh... Tapi sekarang tak ada lagi kau... Kkokjeongma... Aku akan mencoba ikhlas... I'm ready to let you go now... Calm in the peace hyunjin ah"-ucap jinyoung sambil menghapus air matanya... dan menatap mark...
"Kkeut?"-ucap mark

Jinyoung mengangguk... Dan mereka pun langsung pergi dari pemakaman tersebut...
Mark dan jinyoung berniat langsung pulang...Tapi mark malah berubah pikiran...

"Jie..."-panggil mark

Jinyoung menoleh...
"Kenapa hyung?"-ucap jinyoung sambil tersenyum manis...
"Kita mampir ke restoran dulu oke? Aku lapar"-ucap mark
"Andwae... Kau harus berhemat hyung... Kita pulang saja... Aku akan memasak untuk mu oke?"-ucap jinyoung
"Kau... Memasak?"-ucap mark
"Eung.. Jangan bilang kau tak pernah memakan masakanku hyung!!"-ucap jinyoung sambil menatap tajam ke arah mark...
"Mi.. Mian... Aku.."-ucapan mark terpotong...
"Gwaenchana... Aku Tau kau saat itu masih membenciku... Wajar kalau kau tak mau memakan masakanku...Tapi kali ini kau harus memakannya...Arasso?"-ucap jinyoung sedikit berteriak...
"Arasso... Geudae wae sorijilleo eoh? ( baiklah... Tapi kenapa kau berteriak eoh?)"ucap mark
"Hehe... Mian..  Aku hanya memastikan kau akan makan masakan ku kali ini"-ucap jinyoung
"Baiklah baiklah... Aku kan sudah bilang aku akan memakannya"-ucap.mark langsung melajukan mobilnya...

Sekip...

Mark dan jinyoung sudah sampai di rumah...
Dan jinyoung langsung berganti pakaian dan langsung memasak...
Mark juga telah selesai berganti pakaian..
Dan ketika dia sampai di dapur dia melihat jinyoung yang sangat telaten memotong sayuran...
Mark langsung mendekati jinyoung dan memeluknya dari belakang...

"Kkamjjaga... Hyung... Lepas... Aku mau memasak... Kau mengganggu acara masak ku kau tau?"-ucap jinyoung kesal
"Oh come on jie... I just backhug you..."-ucap mark...
"Itu tetap mengganggu kegiatan ku hyung..."-ucap jinyoung

Mark mematikan kompornya dan membalikkan badan jinyoung...

"Jie... Aku belum meminta mu menjadi kekasihku dengan cara yang benar kan? Maka aku akan melakukannya sekarang"-ucap mark sambil menggenggam tangan jinyoung...
"Jie... Aku mencintaimu...Sangat... Dan kau tau itu... Aku juga tau kau sangat mencintaiku... Maka dari itu maukah kau menjadi kekasihku jie?"-ucap mark
"Arasso aku mau jadi minggirlah hyung... Aku ingin memasak..."-ucap jinyoung sambil mendorong mark pelan...
Mark pun langsung duduk di meja makan dengan muka yang di tekuk...

"Kau sangat tidak romantis jie"-ucap mark dengan wajah manyun
"Jangan buat muka mu seperti itu hyung... Kau jelek jika seperti itu.. Tunggulah sebentar... Makanannya sudah hampir selesai"-ucap jinyoung
"Aku tampan jie tampan..."-ucap mark
"Percaya diri sekali kau hyung..."-ucap jinyoung
"Akui saja sayang"-ucap mark
"Baik baik... Kau memang tampan hyung... Tapi bisakah kau diam dan tak menggodaku?"-ucap jinyoung

Mark hanya terkekeh dan mengangguk...
Mark terus memperhatikan jinyoung....
















Tbc...

Double up yeaaayyyyy.....

I HATE YOU [Markjin]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang