"Aku mencintaimu"
Entah sudah berapa kali Jeno mengulanginya. Dia tidak peduli. Yang terpenting baginya kini adalah Renjun tahu mengenai perasaannya. Hingga akhirnya tunangannya itu mau kembali padanya.
"Aku mencintaimu Renjun. Jangan tinggalkan aku. Kembalilah padaku" Jeno berujar dengan segenap hatinya. Pemuda itu mempererat dekapannya, tak membiarkan gadis itu dapat terlepas darinya. Baik raga maupun hati Renjun adalah miliknya. Milik Jeno seorang. Titik.
"Cinta?" Gumam Renjun pelan. "Kau bilang kau mencintaiku?"
Dekapan Jeno melonggar begitu mendengar nada sarkastik yang terucap dari bibir manis Renjun. Membuat gadis itu terbebas hingga kini sudah berbalik menatapnya.
Renjun, gadis itu menatap lurus kearahnya. Dengan tajam dan dingin. Berbeda dengan diri Jeno yang mungkin menatap gadis dihadapannya itu penuh cinta.
"Apa yang kau tahu soal cinta, Lee Jeno?" Cibir Renjun ketus.
"Kau tidak pernah tau itu sama sekali. Jadi, jangan coba menyatakan cinta padaku"
"Renjun..."
"Berhenti disana!" Sela Renjun segera. Tangannya terulur untuk menahan Jeno yang berniat mendekatinya kembali. "Jangan dekati aku dan dengarkan aku baik-baik"
Renjun menarik napasnya dalam-dalam lantas membuang muka ke sembarang arah.
Dirinya akui, cukup berat menghadapi Jeno secara langsung seperti ini. Sejak dulu saja, Renjun tidak berani, apalagi sekarang. Ditambah, pemuda itu sempat mengisi hatinya cukup lama. Hingga Renjun mendeteksi adanya perasaan-perasaan kecil yang belum menghilang walau hatinya telah berubah haluan.
Yah, bukankah cinta pertama memang berbeda?
Selalu sulit dilupakan, dan memberi efek yang berbeda dengan cinta setelahnya. Dan Renjun merasakannya saat ini. Tapi, perlu dipastikan meski masih ada getaran apapun itu, gadis itu hanya meyakini satu hal.
Cintanya saat ini adalah Lee Donghyuck, bukan lagi Lee Jeno.
"Cinta katamu? Itu benar-benar menggelikan", Renjun terkekeh mencemooh ungkapan perasaan Jeno.
Sadis memang.
Tetapi, dia pernah mendapat yang lebih buruk dari ini. Jadi, wajar jika Renjun mencoba membalasnya sekarang ini.
"Kau yang tidak tahu apa-apa soal cinta, jadi tidak berhak mengatakan kalau kau mencintaku"
Renjun kembali menarik napasnya dalam-dalam. Berusaha menarik oksigen sebanyak-banyaknya kedalam alveolus untuk mengurangi rasa sesak didadanya.
Entah mengapa pembicaraanya ini membuka luka lamanya. Luka selama mencintai seorang Lee Jeno.
"Kau, tidak tahu rasanya menunggu. Bukan. Tapi bagaimana rasanya terabaikan oleh orang yang kau cintai. Dan bagaimana rasanya disakiti terus menerus hanya untuk melepaskan perasaan cinta itu. Kau tidak pernah merasakannya, Jeno. Dan yang kau lakukan adalah merendahkan cinta tulusku padamu. Meremehkannya dan tidak menghargainya sama sekali."
Jeno mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Masih dipandanginya Renjun lekat-lekat. Gadis itu terlihat berada di puncak emosi ketika mengeluarkan segala uneg-uneg nya. Kedua netranya tampak berkaca-kaca. Dan entah sejak kapan setetes cairan bening meluncur dari pelupuk mata gadis itu.
Oh, ya Tuhan. Lee Jeno, sadarkah apa yang kau lakukan selama ini? Kau menyakitinya. Hingga seperti ini?
Sungguh, Jeno tidak pernah menginginkan ini. Yah, mungkin dulu dia menginginkan Renjun melepasnya. Tetapi, dia tidak berniat menyakitinya hingga sedalam ini. Hingga Renjun sulit menerimanya kembali. Jeno benar-benar mendapatkan karmanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Give me your love || Hyuckren •
Fanfic[REMAKE STORY] Lee Donghyuck terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Donghyuck harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empa...