[27] Truth

6.7K 859 114
                                    


Donghyuck menatap Jeno dengan tajam. Kedua maniknya menatap milik Jeno lekat. Mencoba mencari makna akan perkataan pemuda itu barusan. Mencari pembenaran atas apa yang diinginkan oleh seorang Lee Jeno.

Donghyuck tidak salah dengar, bukan? Apa Jeno baru saja meminta Renjun darinya?


"Apa maksudmu dengan mengembalikan Renjun?" cibir Donghyuck sarkastik.

"Kurasa tidak ada yang harus kukembalikan. Karena sebelumnya, Renjun adalah seorang gadis yang bebas. Dia tidak memiliki keterikatan apapun denganmu." lanjut Donghyuck lagi.

Dia benar-benar tidak mengerti jalan pikiran Jeno. Memangnya, siapa Jeno hingga bisa menyuruh Donghyuck melepaskan Renjun? Apalagi pemuda itu meminta Renjunnya.

Jeno sendiri menatap Donghyuck tajam. Tangannya mengepal di dalam saku celana. Gigi gerahamnya saling berbenturan di dalam sana. Seolah menyalurkan emosi Jeno yang nyaris berada di ambang batas. Ingin sekali rasanya Jeno mengatakan semuanya pada Donghyuck.

Jeno ingin mengatakan kalau Renjun itu tunangannya. Dan Jeno sangat amat mencintai Renjun. Jeno ingin memberitahu Donghyuck bahwa sejak awal, Renjun adalah miliknya. Selamanya.

Jadi, saat ini dia hanya meminta haknya kembali. Sudah cukup bagi Donghyuck untuk bersama Renjun. Dan sekarang, waktu yang tepat untuk Renjun kembali pada Jeno.

"Dia awalnya menyukaiku, Lee Donghyuck" akhirnya Jeno malah mengatakan hal itu, bukan soal pertunangan.

"Dia pengagum rahasiaku, kalau kau ingat. Dan sekarang, aku meminta dia kembali" lanjut Jeno.

Donghyuck terkekeh kecil mendengar perkataan Jeno. Enak sekali, Jeno kini meminta Renjun kembali? Bukankah dulu pemuda itu bahkan menyerahkan Renjun begitu saja kepada Donghyuck.

"Kau pikir, aku akan melepaskan Renjun semudah itu?" tanya Donghyuck dengan sinis. "Kau sudah membuangnya, Lee Jeno. Dan aku tidak akan pernah menyerahkan Renjun pada orang yang tidak tahu bagaimana cara menghargai perasaan orang lain seperti dirimu", dengan tegas Donghyuck mengatakannya pada Jeno.

Jeno menggertakkan giginya menahan emosi. Rahangnya mengeras. Dan dia menatap Donghyuck dengan begitu tajam. "Lalu, apa bedanya dengan dirimu, Lee Donghyuck?" Jeno berusaha membalikkan situasi. Dia harus balas menyudutkan Donghyuck.


"Kau mendekati gadis itu dengan tujuan yang tidak baik. Apa bedanya? Kau bahkan lebih buruk".


Donghyuck mengepalkan telapak tangan di kedua sisi badannya.

Jeno menyeringai ketika melihat ekspresi Donghyuck. Kelihatannya perkataan Jeno tadi tepat sasaran. "Jangan samakan aku dengan dirimu, Lee Jeno" tukas Donghyuck dingin.

Jeno semakin menarik sudut bibirnya ke atas. Pemuda itu berjalan mendekati Donghyuck dan memandangnya remeh. "Jadi, kau merasa tidak sama dengan diriku, begitu?" tanyanya sambil memiringkan kepala.


"Apa perlu kuingatkan lagi soal taruhan kita, Lee Donghyuck?"


Donghyuck semakin mengepalkan telapak tangannya erat. Dia berjanji, jika Jeno berbicara lebih jauh, maka tinju akan melayang ke wajah pemuda itu.


"Apa perlu kuingatkan lagi, soal taruhan kita mengenai kau yang mengambil hati Huang Renjun?"


"DIAM, LEE JENO!"


Mendengar peringatan dari Donghyuck malah membuat seringaian Jeno semakin lebar. Menyenangkan sekali bisa membuat musuh emosi seperti ini.

"Kenapa? Takut diingatkan kalau kau sudah menghargai kekasihmu itu dengan mobil milikku?"


"LEE JENO!"

• Give me your love || Hyuckren •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang