"Ya, dia sudah kubawa pulang ke rumah".
Renjun mengerutkan kening mendengar percakapan Ayahnya dengan seseorang di seberang telepon sana.
"Terimakasih, Jeno. Dan untuk pertunangan yang tertunda akan kita bicarakan kembali nanti".
Renjun menghela napas pelan. Sejujurnya, Renjun telah menduga sejak awal. Sang Ayah tentu tidak akan menghampirinya seperti tadi tanpa sebab. Juga tidak mungkin memperlakukan Donghyuck begitu kasar.Dan sekarang lebih jelas, Lee Jeno yang berada di belakang ini semua. Renjun tersenyum tipis. Dirinya tidak menyangka saja Jeno akan senekat ini.
"Sekarang, kembali ke kamarmu! Dan jangan berharap kau akan bisa melarikan diri lagi, Huang Renjun!"
Renjun terkekeh pelan. "Apa Ayah mengancamku?" tanyanya."Asal Ayah tahu, kemarin saja diriku berhasil lari. Dan apakah Ayah pikir aku tidak mampu melakukannya untuk yang kedua kali?" tantang gadis itu.
Tuan Huang mengepalkan telapak tangannya kuat. "Jangan harap aku akan membiarkanmu kabur lagi, Huang Renjun! Jangan coba membuat malu keluarga kita lagi!" geramnya.
"Kalau begitu, jangan coba menjodohkanku dengan Jeno lagi, Ayah. Aku menolaknya. Biarkan diriku bahagia dengan pilihanku sendiri".
"Pilihanmu?" tuan Huang menyindir. "Apa lelaki yang mendekati dirimu untuk memenangkan taruhan adalah pilihanmu?"
Renjun mengatupkan bibirnya segera. Sang Ayah tampak menyeringai, merasa menang dalam perdebatan melawan sang putri semata wayangnya. "Katakan, Renjun! Apakah lelaki itu adalah pilihanmu?"
Renjun menunduk dalam. Sial, Lee Jeno pasti sudah menceritakan perihal kejelekan Donghyuck kepada Ayahnya. Dan akan semakin sulit untuk menjelaskan kepada sang Ayah jika tidak semua yang dikatakan Jeno benar adanya. Karena Renjun tahu sekali watak sang Ayah . Keras kepala, segan untuk menerima penjelasan orang lain."Jangan pernah berharap bahwa Ayah akan menyerahkanmu pada lelaki itu. Karena apapun yang terjadi, perjodohanmu dengan Jeno akan tetap berlangsung."
Renjun mendengus kesal. Selalu seperti ini, berakhir dengan Ayahnya yang memaksakan kehendak pada Renjun.
"Dan apapun yang terjadi, aku tetap akan menentang perjodohan ini!"
"Huang Renjun!"
"Huang Zitao !"
Kedua bola mata Tao, Ayah Renjun membulat. Baru sekali ini Putrinya menyebut namanya dengan amat tidak sopan. Membuat tuan Huang menggertakkan gigi menahan emosi. Bagaimana bisa putrinya berlaku amat tidak sopan kepadanya? Terang saja dia menduga bahwa ini semua akibat pengaruh buruk dari lelaki yang membawanya kabur kemarin, Lee Donghyuck.
"Huang Renjun, dimana sopan santunmu!?"
Renjun tersenyum mencela. "Lalu, dimana hati nurani Ayah? Bagaimana bisa Ayah menjodohkanku dengan lelaki yang tidak kusukai?"
Renjun menarik napasnya dalam. Entah mengapa rongga dadanya terasa penuh sesak. Entah karena terlalu banyak mengambil asupan oksigen atau terlalu banyak menyimpan gas karbon dioksida dalam alveolusnya.
"Asal Ayah tahu, Ayah telah menyerahkanku pada lelaki yang sudah teramat sering menyakitiku! Jeno tidak sebaik yang Ayah pikirkan! Dan Donghyuck tidak seburuk apa yang Jeno katakan!" Renjun mengatakannya dalam satu tarikan napas. Kembali ditatapnya sang Ayah lurus-lurus dengan kedua lensa yang mulai berkabut.
Tuan Huang merenung. Meresapi semua perkataan putrinya. Sedikitnya banyak dia membenarkan apa yang dikatakan putrinya. Tuan Huang hanya mendengar dari satu sisi, dari sisi Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
• Give me your love || Hyuckren •
Fiksi Penggemar[REMAKE STORY] Lee Donghyuck terlibat dalam sebuah taruhan dengan teman-temannya. Sederhana sebenarnya, cukup membuat seorang gadis jatuh hati padanya. Naasnya, Donghyuck harus memikat hati gadis yang jauh dari kriteria idamannya. Gadis bermata empa...