Vote!!!!Komen!!!
"Dodge is one way when you are not ready to accept what your heart really feels."
.
.Dizzi berjalan menghampiri Abby yang lebih dulu datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Diego. Matanya sembab karena selama perjalanan ia menangis. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang Diego alami. Walaupun nyatanya Alardo yang lebih berhak untuk disalahkan.
"Bagaimana keadaannya?"
Abby menggeleng pelan. "Dia masih kritis!"
"Aku ingin melihatnya!" Lirih Dizzi.
Dizzi dan Abby berjalan masuk ke dalam rumah sakit dengan susah payah karena banyak wartawan yang bertanya dan menghalangi jalan mereka. Abby dan beberapa petugas keamanan di rumah sakit itu membantu Dizzi untuk menerobos wartawan-wartawan yang mengelilinginya. Dizzi hanya diam saat wartawan-wartawan itu melemparinya dengan banyak pertanyaan. Dizzi hanya menunduk dengan wajah yang ia tutupi dengan topi dan masker.
Setelah berhasil melewati gerombolan wartawan itu Dizzi berjalan masuk ke dalam ruang rawat Diego. Pria itu terbaring di atas kabin dengan beberapa alat menempel di tubuhnya. Membuat Dizzi kembali merasa hatinya teriris.
Sebelum menghampiri Diego, untuk melihatnya lebih dekat. Dizzi lebih dulu menyampaikan dukanya pada kedua orang tua Diego yang berada disana. Mereka menyambutnya dengan ramah walaupun kesedihan terlihat dari wajahnya.
"Diegoku yang malang!" Lirih ibu dari pria itu terdengar pilu.
Dizzi memeluk ibu Diego dengan air mata yang kembali terjatuh. Dia tidak bisa mengatakan apapun. Ia ikut menyesal karena apa yang terjadi dengan Diego berhubungan dengannya.
"Diego pasti bisa melewati masa keritisnya. Tenanglah!" Ucap Ayah Diego pada istrinya yang menangis dalam pelukan Dizzi. Ia terlihat lebih tegar dari istrinya.
Dizzi menghapus air matanya lalu melepaskan pelukannya. Ia menatap Ibu Diego dengan senyum mengembang. "Benar! Diego pasti bisa melewatinya."
Ibu Diego mengangguk lalu menatap putranya yang terbaring. "Kau anakku yang kuat."
Setelah itu Dizzi berpamitan untuk pergi. Ia berjanji untuk selalu datang karena baginya Diego sudah seperti kakaknya sendiri.
Setelah keluar dari ruangan itu Dizzi menyandarkan tubuhnya di dinding. Sebulir air mata kembali menetes di pipinya. Andai saja Diego tidak membantunya kemarin malam mungkin pria itu akan baik-baik saja sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
RomanceAlardo Maxime Adriquez adalah definisi pria sempurna yang berbahaya. Tampangnya yang rupawan membuat ia banyak didambakan wanita. Belum lagi kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya. Membuat hidupnya semakin sempurna. Namun dibalik itu tersimpan sisi...