Semalat membaca!!Vote dan komen yaa!!!
"Just keep dodging. Until you wake up to reality. If your heart starts to fall."
Sebuah kamar hotel dengan desain yang elegan serta bergaya eropa itu terlihat sunyi karena gadis yang berada di atas ranjang masih tertidur lelap. Seorang pria yang masuk ke dalam kamar itu menggelengkan kepalanya sambil menyimpan nampan yang ia bawa di atas nakas. Pria itu berjalan ke arah kaca lalu membuka gordengnya.
Cahaya matahari menerobos masuk lewat kaca membuat gadis di atas ranjang mengerjapkan matanya sebelum mata itu terbuka. Sebelah tangannya memegangi kepalanya yang terasa pening.
"Good morning, Mrs. Morganerra!"
Dizzi menoleh, ia memicingkan matanya saat melihat seorang pria berdiri membelakangi cahaya. Ia tidak bisa melihat dengan jelas siapa pria itu.
"Siapa kau?"
Pria itu terkekeh lalu berjalan mendekati Dizzi hingga gadis itu sadar siapa pria yang tengah bersamanya.
"Diego! Apa yang terjadi? Kenapa aku dan kau ada disini?" Ucap Dizzi kaget dengan refleks terbangun dari tidurnya.
Diego menggelengkan kepalanya. "Sudah kuduga. Jangan pernah mencoba meminum alkohol jika kau akan berakhir menjadi seorang gadis bodoh seperti ini."
"Yaaa...." teriak Dizzi tak terima.
Dizzi mencoba mengingat kembali apa yang terjadi padanya. Seingatnya semalam setelah Alardo meninggalkannya untuk menemui rekannya Dizzi meminum banyak minuman beralkohol. Ia ingat jika ada seorang pria mendekatinya dan berbicara padanya namun Dizzi lupa apa yang mereka bicarakan. Setelah itu Dizzi benar-benar tidak ingat apapun.
"Aku tidak bisa mengingat apapun." Lirih Dizzi, dia benar-benar merasa bodoh.
Diego terkekeh, "semalam saat aku menghampirimu kau tengah mabuk berat. Lalu setelah itu kau tiba-tiba pingsan dan itu membuatku membawamu kesini." Jelasnya.
"Benarkan? Hanya itu?"
Diego menyerngit tak mengerti. "Maksudmu?"
"Ahh tidak, aku hanya takut mengicau dengan tidak jelas," seperti apa yang aku lakukan saat mabuk dulu dan Alardo membuatku ingin mengubunuh diri sendiri. Lanjut Dizzi dalam hati.
Diego mengangguk mengerti lalu menyerahkan segelas susu yang dia bawa tadi. "Minumlah,"
Dizzi menerimanya dengan senang lalu meminumnya. Bahkan ia juga memakan sandwich yang dibawakan Diego dengan lahap. Diego hanya tersenyum melihat Dizzi memakan sarapannya dengan begitu lahap.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
Roman d'amourAlardo Maxime Adriquez adalah definisi pria sempurna yang berbahaya. Tampangnya yang rupawan membuat ia banyak didambakan wanita. Belum lagi kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya. Membuat hidupnya semakin sempurna. Namun dibalik itu tersimpan sisi...