Vote dulu kali yaa:)
Happy Reading:)
"You are mine and will stay that way!"
Menghabiskan waktu dengan Frans dan keluarga kecilnya di kedai milik mereka membuat Dizzi merasakan kehangatan sebuah keluarga lagi. Ibu dan nenek pria itu sangat baik. Mereka menyambut kedatangannya dengan sangat baik. Bahkan mereka rela bergiliran untuk melayani pengunjung demi menemaninya berbincang. Terlebih ibu Frans yang sudah sejak lama mengenalnya. Dia begitu ramah.
Selama perjalanan pulang menuju apartementnya Dizzi tak henti-henti tersenyum. Pertemuannya dengan Frans membuat Dizzi ingin sekali menghentikan waktu. Ia masih begitu merindukan teman kecilnya itu. Namun, karena ia mempunyai urusan siang ini, membuat mau tak mau harus pergi dengan segera.
Hal yang Dizzi ketahui tentang Frans kini adalah Frans tidak sependiam dulu. Dia lebih banyak bicara jika berada di antara orang yang mengenalinya. Pria itu bahkan terlihat sangat perhatian. Dia banyak berubah. Dia bukan lagi Frans kecil yang suka menyendiri.
Dizzi sangat ingat bagaimana Frans saat mereka masih bersekolah di sekolah dasar. Pria itu lebih suka menyendiri bahkan disaat teman-temannya yang lain bermain. Dia hanya akan diam memerhatikan dari tempat duduknya.
Hingga suatu hari saat Dizzi hampir saja jatuh dari tangga dan Frans menolongnya. Walaupun pada akhirnya Frans yang mengantikan Dizzi terjatuh dari tangga karena ia tidak berhasil menyeimbangkan tubuhnya. Dizzi menangis saat itu karena kepala Frans berdarah namun Frans tersenyum dan mengatakan jika dia tidak apa-apa. Sejak saat itulah pertemanan mereka di mulai.
Senyum di wajah Dizzi menguap seketika saat tatapannya menemukan Alardo tengah bersandar di sebelah pintu apartementnya. Sedangkan sebelah tangannya memegang sebotol vodka.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Dizzi terkejut.
Mata sayu Alardo menatap Dizzi lalu pria itu terkekeh. "Seharusnya aku yang bertanya. Apa yang kau lakukan dengan pria sialan itu? hah?" Bentaknya.
Dizzi membulatkan mata saat Alardo membentaknya. Baru kali ini Alardo membentaknya seperti itu. Sebenarnya ada apa dengan Alardo? Kenapa dia terlihat sangat marah? Dan kenapa pria itu minum di siang hari seperti ini?
"Apa maksudmu?"
"Kau tidak boleh dekat dengan pria lain." Perintah Alardo penuh penekanan.
"Aku rasa itu bukan urusanmu!"
Dizzi menatap Alardo dengan kesal. Pria yang setengah sadar di depannya itu sangat menjengkelkan. Selalu saja mengatur akan hidupnya. Namun siapa peduli. Dizzi berhak melakukan apapun akan hidupnya.
Alardo berjalan mendekati Dizzi lalu menatapnya. "Aku tidak suka kau dekat dengan pria lain." Lirihnya lebih lembut.
Dizzi mendorong Alardo. "Kau tidak berhak mengaturku. Ingat! Aku tidak menganggapmu pacarku walaupun kau terus mengatakan jika aku adalah pacarmu." Kesal Dizzi.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
RomansaAlardo Maxime Adriquez adalah definisi pria sempurna yang berbahaya. Tampangnya yang rupawan membuat ia banyak didambakan wanita. Belum lagi kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya. Membuat hidupnya semakin sempurna. Namun dibalik itu tersimpan sisi...