Jangan lupa follow akun wattpad aku dan akun instagram @aaradilove :)
Selamat membaca.....
as if everything you can get just because you want. but, you forgot one thing. love cannot be forced
Dizzi mungkin sudah banyak dikenal oleh orang-orang sebagai seorang pianis muda. Banyak kegiatan yang harus ia lakukan sebagai seorang pianis yang terkenal. Namun bagi Dizzi pendidikan lebih utama dari semua itu. Di tengah kesibukannya Dizzi selalu menyempatkan diri untuk belajar dan melanjutkan pendidikannya.
Pagi ini hujan turun dengan deras namun itu tidak membuat Dizzi malas untuk pergi ke kampus. Terlebih ia mempunyai jadwal kelas dengan dosen yang sedikit killer. Hingga mau tak mau ia harus pergi meskipun pikirannya sedikit terganggu oleh kejadian tadi pagi.
Dizzi memarkirkan mobilnya di pelataran kampus lalu keluar dengan sebuah payung yang melindungi tubuhnya dari derasnya air hujan. Ia mengeratkan mantel yang ia gunakan saat udara dingin menerpa kulit halusnya. Untuk beberapa kali ia menggosok pipinya dengan telapak tangan karena dingin.
Université De Strasbourg, adalah salah satu universitas terkenal di Prancis yang menjadi tempat Dizzi melanjutkan studinya. Universitas dengan gedung yang tinggi serta mempunyai halaman yang luas dengan mahasiswa yang mencapai ribuan serta terdiri dari berbagai negara di belahan dunia.
"Izzi!" Panggilan itu membuat Dizzi berhenti melangkah. Tanpa melihatpun Dizzi sudah tahu siapa yang memanggilnya dengan panggilan Izzi itu. Siapa lagi jika bukan sahabatnya Tifanny. Salah satu mahasiswi pintar yang berasal dari Jerman.
"Kau sudah melihatnya?" Tanya Tifanny setengah membungkuk di samping Dizzi. Gadis itu terlihat mengatur napasnya yang memburu karena ia berlari lumayan jauh untuk mengejar Dizzi. Sehingga membuat beberapa bagian mantelnya terkena air hujan.
Dizzi menyerngit, "apa?"
"Sudahku duga!" Tifanny menegakan tubuhnya lalu merogoh ponselnya dari saku mantelnya.
"Lihat! Kau dan Alardo menjadi berita teratas hari ini. Sebenarnya apa yang terjadi?" Tifanny menunjukan layar ponselnya yang menampilkan Dizzi dan Alardo yang tengah berciuman di basement apartemnya kemarin malam.
'Finally! They prove that they have a very close relationship.' Dizzi mendesah saat membaca judul artikel itu. Jadi apakah yang dikatakan Alardo tadi pagi adalah benar? Astaga! Bagaimana ini? Apa saja yang telah mereka lakukan semalam?
"Dizzi! Apa kau baik-baik saja?" Khawatir Tifanny saat melihat Dizzi terdiam.
Dizzi mengerjapkan matanya lalu menatap Tifanny kembali. "Kapan berita ini dirilis?"
"Sepertinya pagi ini!"
Dizzi menghela napas lalu melanjutkan langkahnya bersama Tifanny.
"Apa yang akan kau lakukan saat ini?" Tanya Tifanny penasaran pasalnya ia tahu bagaimana cerita Dizzi dan Alardo bisa terlibat dalam hubungan rumit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil Prince
RomanceAlardo Maxime Adriquez adalah definisi pria sempurna yang berbahaya. Tampangnya yang rupawan membuat ia banyak didambakan wanita. Belum lagi kekayaan dan kekuasaan yang dimilikinya. Membuat hidupnya semakin sempurna. Namun dibalik itu tersimpan sisi...