Paint*Lukisan*

1K 111 1
                                    

Seorang pria sedang berjalan ke arah sebuah ruangan. Dia tzuyu, sekertaris chaeyoung, usia nya sama seperti chaeng. Ia baru saja mengatur jadwal chaeng dan sekarang ia ingin mengajak chaeng makan siang di luar.. karna tzuyu tau bahwa chaeng tidak pernah sarapan. Ia membuka pintu ruangan chaeng tanpa mengetuk dan benar saja ia langsung mendapat semprotan dari chaeng.

"Samlekom" ucap tzuyu.

"Kau?! Kenapa tidak sopan sekali? Belajarlah menjadi orang yang sopan.. setidak nya ketuk dulu" ucap chaeng.

"Kenapa? Ini ruangan ku juga, salah siapa meminta ruangan mu dan aku menjadi satu? Setidak nya aku sudah mengucap salam, dan kau? Merasa menjawabnya?" Ucap tzuyu santai sambil duduk di kursinya.

"Terserah kau saja, mau apa?" Ucap chaeng.

"Kau terlalu sibuk bekerja, kau tidak melihat jam?" Ucap tzuyu sambil menghampiri chaeng dan duduk di depan nya.

"Pukul setengah 12, memang kenapa?" Ucap chaeng.

"Ck, kau ini bodoh sekali.. ini jam makan siang" ucap tzuyu.

"Aku tau itu, dan kau kalau mau mengajak ku makan siang di luar, sebaiknya langsung katakan saja jangan bertele2" ucap chaeng tudep.

"Ternyata kau peka juga, ku pikir kau ini tidak peka" ucap tzuyu. Chaeng terkekeh lau bangun dari duduknya.

"Sudah, ayo makan" ucap chaeng lalu berjalan keluar ruangan.

Mereka pun makan di restoran dekat kantor mereka, saat makan mereka hanya diam. Memang begitu, chaeng tak terbiasa makan sambil berbicara, karna di rumah ia juga seperti itu, di rumahnya kan tak ada siapa2.

Sampai saat tzuyu mendapat telpon dan ia harus pergi meninggalkan chaeng sendirian. Chaeng ingin tzuyu tetap di situ menemaninya jujur, chaeng mulai muak sendirian. Tapi itu masalah kantor dan chaeng mau tak mau harus menerimanya. Dengan berat hati ia berkata "baiklah". Sepuluh menit kemudian ia membayar pesanannya kemudian kembali ke kantor dengan berjalan kaki. Karna tadi ia naik mobil tzuyu dan ia harus jalan, memang bisa na ik taksi tapi chaeng sedang ingin jalan jalan.

Ia melewati sebuah rumah tua, awalnya chaeng menoleh lalu ia kembali fokus ke jalan nya.. entah kenapa jam segini tidak banyak orang yang berlalu lalang.. hanya beberapa dan itu termasuk chaeng. Sampai di tengah perjalanan ia bertemu dengan seorang pria yang kelihatannya lebih tua darinya.

"Tuan, apakah kau mau membeli lukisan ku?" Ucap pria itu. Mendengar itu chaeng pun berhenti.

"Lukisan apa?" Tanya chaeng. Pria itu memberikan lukisan nya pada chaeng agar ia bisa melihat bagaimana lukisan itu.

"Ku pikir lukisan ini bisa membantumu, tuan" ucap pria itu. Chaeng membuka kain yang menutupi lukisan itu dan melihatnya. Dan ya, dia terpesona. Lukisan itu bergambar seorang wanita cantik ber rambut sebahu yang sedang tersenyum dengan sangat manis hingga matanya yang sipit hampir ter tutup.

"Cantik sekali, berapa harganya?" Tanya chaeng.

"Aku tak memasang harga, tuan. Bayarlah berapapun yang kau ingin berikan kepadaku" ucap pria itu.

"Ku ambil lukisan ini" ucap chaeng memberikan satu kartu atm nya yang bernominal fantastis.

"Apa ini tak terlalu berlebihan, tuan?" Tanya pria itu.

"Tentu tidak, ambil saja" ucap chaeng.

"Baiklah, terima kasih tuan" ucap pria itu.
Di balas anggkan oleh chaeng.

"Eh, tuan!" Panggil pria itu lagi. Chaeng menoleh.

"Iya?" Jawab chaeng.

"Jika kau memerlukan sesuatu atau kau punya masalah, jika itu berkaitan dengan lukisan itu, temui saja aku.. rumah ku di sebelah sana, bangunan tua itu" ucap pria itu.

"Rumah itu? Itu rumah mu?" Tanya chaeng bingung.

"Iya itu rumah ku" ucap nya seraya tersenyum. Chaeng sedikit bingung, namun ia tak terlalu memusingkan nya.

"Ah baiklah, kalau begitu aku pergi dulu" ucap chaeng seraya pergi meninggalkan pria itu dan kembali ke kantornya.


















TBC.

Klik tombol ☆

Paint |•MiChaeng•|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang