Buku

705 98 3
                                    

Siang ini, tzuyu, chaeyoung dan mina ingin makan bersama. Tapi bukan di restoran, melainkan di dalam ruangan tzuyu dan chaeyoung. Tzuyu mati matian beradaptasi dengan kenyataan tentang mina. Walau sangat tegas dan baik hati namun tzuyu ini sama konyolnya dengan chaeyoung. Ia terus terusan bertanya dengan mina apakah dia ini berasal dari negeri hantu. Chaeyoung hanya bisa menepuk jidatnya dan memukul kepala tzuyu menggunakan sendok. Mina hanya tersenyum dan tertawa melihat tingkah chaeyoung dan sekertarisnya.

"Kau benar benar bukan dari negeri hantu?" Tanya tzuyu pada mina untuk kesekian kalinya.

"Dia ini dari lukisan bambang, bukan dari negeri hantu. Sudah mina, makan lah dengan tenang aku akan mengurus anak ini agar tidak terus terusan bertanya hal hal yang aneh" ucap chaeyoung kemudian menggeret tzuyu agak menjauh dari mina.

"Apa apaan kau ini" ucap chaeyoung kesal namun sedikit pelan takut kalau mina mendengar pembicaraan mereka.

"Apa? Aku ini hanya bertanya. Aku masih bingung" ucap tzuyu sama pelannya.

"Aku memaklumi keterkejutan mu tapi bukan berarti kau akan menanyakan apa dia dari negeri hantu. Kau sudah 15 kali bertanya hal itu padanya" ucap chaeng menekan kata '15 kali'.

"Lalu apa lagi?" Tanya tzuyu.

"Dengar tzuyu.. kau harus bersikap biasa" ucap chaeng.

"Hahh.. baiklah" ucap tzuyu.

Mereka berdua kembali duduk dengan mina dan chaeng tersenyum pada mina. Tak lama tzuyu ada urusan dan harus pergi meninggalkan mereka berdua. Ntah urusan apa.

"Mina, ku lihat kau sering membaca buku juga" ucap chaeng pada mina.

"Ah aku hanya penasaran saja" ucap mina.

"Kau suka buku?" Tanya chaeng.

"Ku rasa begitu" ucap mina tersenyum.

"Aku akan membelikan beberapa buku untukmu.. kau selalu membaca buku buku tentang bisnis dan aku yakin walau kau membaca nya berulang ulang kau tidak akan mengerti" ucap chaeng.

"Hehehe" ucap mina cengar cengir.

15.56

Pukul setengah 5 sore. Seharusnya masih lumayan cerah, namun tidak untuk sore ini. Di sini sedang hujan sangat deras. Langit yang seharusnya menampilkan indahnya senja kini menjadi hitam bagaikan malam. Angin bertiup kencang seakan ingin menumbangkan pohon pohon yang di terpa olehnya. Namun hal itu tak mengecilkan niat chaeyoung untuk membelikan buku novel mina. Tadinya ia tak mau mina sakit karna kehujanan dan kedinginan jadi ia berpikir untuk memulangkan mina dulu.. kemudian ia pergi sebentar untuk membeli beberapa buku. Namun mina menolak dengan alasan ia juga ingin melihat bagaimana suasana di luar saat sedang hujan dan bagaimana rupa toko buku itu. Jadi chaeyoung mengiyakan dengan syarat mina harus memakai jaketnya yang ada di dalam mobil.

Sepanjang perjalanan mina hanya melihat ke luar jendela dengan mulut terbuka. Chaeyoung terus memandangi mina saat lampu merah. Kebetulan letak toko buku itu cukup jauh dari kantor chaeyoung. Sekitar 40 menit untuk menuju ke sana. Namun itu membuat mina senang, ia jadi bisa merasakan dan melihat bagaimana suasana jalanan saat sedang turun hujan. Dan mina menyukainya. Chaeyoung tak mampu berbohong. Mina sangat imut. Hanya itu yang ada di benaknya. Di tambah dengan jaket yang membalutnya membuatnya terlihat seperti anak kecil.

"Kau menyukainya?" Tanya chaeng pada mina yang terus terusan melihat ke luar jendela. Mina mengangguk.

"Apa aku boleh keluar? Aku ingin merasakan hujan" tanya mina.

"Tidak boleh, itu bisa membuatmu sakit.. kapan kapan saja" ucap chaeyoung. Mina sedikit kecewa namun ia tak mau chaeng marah dan kerepotan saat ia benar2 sakit karna kehujanan nanti.

Paint |•MiChaeng•|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang