Optimis

984 79 0
                                    

Setelah kejadian saling mencium tadi mina dan chaeng menjadi canggung. Mereka tak berani menatap satu sama lain. Mina sendiri masih bingung dengan apa yang terjadi barusan, dan chaeng? Ia sangat tersiksa dengan keadaan secanggung ini, karna memang tidak biasanya ia dan mina saling diam begini. Namun ia sendiri pun takut untuk mengajak mina berbicara. Malam semakin larut dan chaeng mulai muak.

"Mina, ayo pulang.. sudah sangat malam" ucap chaeng memecah keheningan.

"Iya" ucap mina.

Mereka membereskan barang barang mereka. Memunguti bungkus bungkus makanan ringan yang tadi mereka makan. Suasana kembali hening.

"Mina, maafkan aku" ucap chaeng menatap mina.

"Maaf soal apa?" Tanya mina.

"Soal yang barusan" ucap chaeng.

"Ah tidak apa apa" ucap mina.

"Kumohon jangan canggung lagi.. aku sangat tersiksa" ucap chaeng terus terang. Mina terkekeh.

"Ah baiklah2.. jadi pulang atau tidak ini?" Tanya mina.

"Iya kali kita mau di sini sampai besok" ucap chaeng di susul tawanya dan mina.

Mereka masuk ke dalam mobil dan chaeng segera menjalankan mobil mereka menuju rumah. Di mobil mina sibuk melihat ke arah luar. Dan chaeng fokus menyetir, sesekali mereka berbicara agar tidak terlalu canggung.

"Fokus sekali, ada apa di luar sana" ucap chaeng melihat mina yang sedari tadi melihat ke luar.

"Aku hanya ingin melihat ke luar.. ku pikir bagus juga" ucap mina.

"Kau menyukainya?" Tanya chaeng. Mina mengangguk.

"Kalau kau mengantuk, tidurlah. Ini sudah sangat malam" ucap chaeng melirik jam tangan nya.

Mina mengangguk. Mina menyenderkan tubuhnya di kursi mobil sambil menoleh keluar. Suasana kembali hening hingga saat lampu merah chaeng mendengar dengkuran halus dari mina. Ia tersenyum. Sesampainya di rumah chaeng menggendong mina terlebih dahulu menuju kamar. Kemudian ia membereskan barang2 yang ia bawa tadi. Ia pergi ke kamar mina, ia duduk di sampingnya. Menatap wajah lelah mina yang kini tengah tertidur pulas. Chaeng menyentuh pipi mina lalu membisikkan sesuatu pada mina yang tengah tertidur.

"Kurasa aku tertarik padamu" ucap chang kemudian mencium pipi mina.

Chaeng kembali ke kamarnya. Ia berendam sebentar untuk merilekskan tubuhnya. Chaeng duduk di kasurnya dan melihat lihat hasil foto nya yang ia ambil saat jalan2 dengan mina tadi. Ia memperhatikan dengan detail foto2 itu. Melihat senyum manis mina ia pun ikut tersenyum.

"Dia sangat cantik" ucap chaeng.

Ia meletakkan kameranya lalu ia pun pergi ke alam mimpi. Sungguh hari yang menyenangkan sekaligus menyenangkan.

07.49

Saat sampai di kantor, tentu saja. Chaeng di goda lagi dengan sekertarisnya itu. Apalagi tzuyu tau kejadian chaeng yang berciuman dengan mina semalam.

"Uhh senyum2 terus" ucap tzuyu menyindir chaeng.

"Kau ini kenapa" ucap chaeng.

"Senang nya sehabis berciuman dengan doi" ucap tzuyu memasang ekspresi seperti berandai andai.

"Yah? Apa maksudmu?" Ucap chaeng.

"Aku tau kau berciuman dengan mina semalam di sungai han" ucap tzuyu.

"K kau melihatnya?" Tanya chaeng gugup.

"Oh tentu saja" ucap tzuyu bangga.

"Yah? Kau mengikutiku?" Tanya chaeng.

"Oh walau aku menjadi kapten shipper kalian, tapi aku tidak sekuker itu sampai mengikuti mu. Aku hanya tidak sengaja melihat kejadian itu dan itu membuatku senang karna kau akhirnya berciuman dengan seorang wanita" ucap tzuyu.

"Ku mohon jangan beri tau siapapun" ucap chaeng.

"Ah tidak2 chaeng kau tenang saja" ucap tzuyu. Ia juga tak segila itu menyebarkan video mina dan chaeng yang berciuman semalam. Tzuyu menghampiri chaeng.

"Kau merasa tertarik dengannya?" Tanya tzuyu serius.

"Kurasa iya" ucap chaeng.

"Katakan itu padanya" ucap tzuyu.

"Aku akan mengatakan nya, tapi aku hanya bingung" ucap chaeng menyenderkan tubuhnya di kursi kerja nya.

"Kenapa lagi?" Tanya tzuyu ikut bersender.

"Mina itu dari lukisan.. apakah dia akan menerima ku?" Tanya chaeng khawatir.

"Dia akan menerima mu.. apa lagi yang kau bingungkan? Tak peduli dari mana asalnya kalau memang sudah jodoh ya mau bagaimana lagi" ucap tzuyu.

"Aku tau, jika dia menerima ku.. namun, dunia nya menentang.. aku harus bagaimana" ucap chaeng.

"Aku tak paham dengan yang kau katakan" ucap tzuyu.

"Intinya, aku dan dia berbeda. Dunia ku memang menyetujui, mungkin begitu juga dengan mina. Namun dunia mina? Apakah akan merestui juga?" Tanya chaeng. Tzuyu mulai paham.

"Sebentar akan ku pikirkan.. chaeng, dari mana kau dapatkan mina?" Tanya tzuyu.

"Dari seorang pria yang menawariku saat aku jalan kaki menuju kantor siang itu" ucap chaeng.

"Tepat, apa dia mengatakan sesuatu yang berkaitan dengan mina?" Tanya tzuyu.

"Dia pernah mengatakan, jika ada yang ingin ku katakan tentang lukisan itu maka aku bisa menemuinya di rumah tua yang berada tak jauh dari tempat ku dan dia bertemu" ucap chaeng.

"Itu jawabannya. Kau bisa menemui orang itu" ucap tzuyu

"Untuk bertanya apa aku bisa bersatu dengan mina?" Tanya chaeng.

"Lalu kau mau bersatu dengan pria itu? Tentu saja dengan mina. Jangan konyol. Kalau kau benar mencintainya maka lakukan" ucap tzuyu.

"Apa pria itu bisa menjawab" tanya chaeng.

"Dia punya mulut bukan?" Tanya tzuyu.

"Bukan itu yang aku maksudkan" ucap chaeng.

"Chaeng, aku tau ini pertama bagimu. Untuk mendapatkan mina kau butuh perjuangan dan doa. Kau harus yakin, berpikirlah positif dan optimis. Itu akan membuatmu berhasil. Aku akan mendukungmu apapun yang terjadi" ucap tzuyu menepuk bahu chaeyoung.

"Akan ku temui pria itu" ucap chaeng mantap.

"Itu baru teman ku" ucap tzuyu.

"Berarti aku akan pulang telat. Kalau begitu ku telfon mina dulu" ucap chaeng.

"Yayaya.. telpon istrimu sana" ucap tzuyu menggoda chaeng lagi.

"Serah kau" ucap chaeng.

Chaeng menjauh dari tzuyu.. ia mengambil ponselnya lalu ia menelfon mina untuk mengabari kalau chaeng akan pulang sedikit lewat.

"Halo? Mina" ucap chaeng.

"Iya? Ada apa kau menelfon?"

"Aku hanya ingin bilang kalau aku akan pulang sedikit telat karna ada urusan"

"Ah begitu? Baiklah2 asal kau tak lupa makan"

"Baiklah, kau jangan keluar rumah dan makanlah makan siang mu.. aku usahakan agar pulang secepat mungkin"

"Oke lah"

"Hm.. yasudah ku tutup ya" chaeng menutup telpon nya.

Ia menggenggam ponselnya. Keputusan nya sudah bulat. Ia mencintai mina dan akan melakukan apapun agar bisa memilikinya. Ia harus optimis dan berusaha. Ia yakin bisa mendapat kan mina seutuhnya.


















TBC

Klik tombol ☆

Paint |•MiChaeng•|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang