Marah

709 102 0
                                    

06.27

Chaeyoung terbangun karna jam beker miliknya yang sedari tadi berbunyi menggangu tidurnya. Ia mematikan jam nya itu lalu duduk dan merenggangkan otot ototnya. Setelah nyawanya terkumpul ia pun pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai membersihkan diri dan mengenakan pakaian nya, chaeng berniat pergi ke bawah untuk menyiapkan sarapan lalu pergi bekerja. Namun apa yang chaeng lihat sekarang? Mina sudah bangun dan.. dia sedang memasak, rambutnya terkat dan wajahnya yang serius memasak itu sukses membuat chaeng tersenyum lembut dan melamun memandangi mina. Cukup lama sampai mina menyadari bahwa chaeyoung sedang terdiam menatapnya sambil tersenyum seperti orang kerasukan.

"Eh? Chaeng? Sejak kapan kau di situ?" Ucap mina menyadarkan chaeyoung.

"Ah, barusan" ucap chaeng cengar cengir.

"Ah begitu, duduklah kali ini aku yang membuat sarapan" ucap mina.

"Aku ingin membantu" ucap chaeng.

"Kalau begitu buat lah minuman saja.. aku akan mengupas buah dan meletakkan ini di atas meja" ucap mina yang di angguki oleh chaeyoung.

Chaeng membuat minuman yang biasa mereka minum saat sarapan, apa lagi kalau bukan coklat panas? Sedangkan mina sedang sibuk mengupas buah. Tanpa chaeyoung sadari, saat ia sedang mengaduk minuman mereka.. chaeng entah sadar atau tidak sedang melirik mina yang sedang serius itu sambil tersenyum. Setelah selesai mereka pun sarapan bersama.

"Tumben kau bangun pagi mina" ucap chaeng terkekeh.

"Karna ingin kau sarapan denganku" ucap mina sambil tersenyum.

"Begitu rupanya" ucap chaeng tersenyum nakal.

"Kenapa memangnya?" Tanya mina dengan mulut penuh.

"Kalau makan jangan bicara, telan dulu mina.." ucap chaeng, mina hanya tertawa kecil.

"Baiklah, aku sudah selesai.. kau tak keberatan mencuci piring ku?" Tanya chaeng.

"Tak apa, itu memberiku kesibukan" ucap mina.

"Baiklah, pesan ku sama seperti biasa.. tambahannya jangan bermain ponsel, laptop atau iped terlalu lama" ucap chaeng serius.

"Iya chaeng" ucap mina sambil mencubit pipi chaeyoung. Chaeng terkekeh.

"Baiklah, aku berangkat dulu" ucap chaeng. Di angguki oleh mina.

Pagi itu adalah awalan hari yang cukup baik bagi chaeyoung sampai di kantor ia mendapatkan kabar bahwa uang perusahaan nya menurun dan harus segera di selesaikan. Hal itu cukup membuat chaeyoung stress, ia mengumpul kan seluruh pemilik saham untuk mendiskusikan hal ini sampai uang perusahaan kembali normal. Seharian di kantor chaeng hanya mengurusi masalah di perusahaannya itu, walau itu cukup memakan waktu dan juga pikiran chaeyoung namun syukurlah masalah itu bisa di selesaikan dengan cepat. Chaeyoung merasa sangat pusing saat di kantor hingga ia tak makan siang dan pulang terlambat.

"Pulang lah chaeng, semua akan baik baik saja.. serahkan padaku" ucap tzuyu menenangkan chaeng yang sedari tadi diam memikirkan perusahaan nya.

"Kau bisa mengurusnya?" Tany chaeng.

"Kau meragukan ku?" Tanya tzuyu. Chaenh terkekeh.

"Baiklah baiklah, ku serahkan semuanya kepadamu. Jika ada apa apa katakan saja padaku" ucap chaeng.

"Tentu, sekarang pulang dan istirahatlah.. aku akan menyelesaikan semuanya" ucap tzuyu.

Chaeyoung tersenyum tulus, betapa bersyukurnya ia memiliki sekertaris sebaik tzuyu? Tzuyu rela pulang larut malam hanya untuk mengerjakan tugas nya. Ia juga yang menggantikan chaeng saat chaeng tidak ada. Chaeng sangat berterima kasih.

"Aku sangat berterimakasih padamu tzuyu" ucap chaeng memeluk tzuyu.

Walaupun tzuyu adalah pria yang cukup penakut dan menyebalkan, chaeng akui ia sangat baik. Ia selalu ada untuk chaeng saat chaeng membutuhkan bantuan, dia yang memperhatikan chaeng saat ada di kantor. Dia adalah satu satunya teman sekaligus sahabat bagi chaeng yang terbaik. 

"Ayolah kenapa kau sangat dramatis?" Tanya tzuyu. Chaeng tertawa.

"Baiklah, aku pulang dulu.. kau jangan sampai sakit karna memikirkan semua ini" ucap chaeng yang di hadiahi senyuman dan anggukan dari tzuyu.

Chaeng keluar dari ruangan nya sambil berjalan santai, saat sampai di lift ia menekan tombol ke lantai paling bawah. Chaeng berdiri sambil menyenden di lift, saat akan sampai ke lantai bawah ia melirik jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 19.48 chaeyoung membelalakkan mata nya, astaga. Mina di rumah sendirian, Batin chaeyoung. Setelah pintu lift terbuka ia langsung berlari ke mobil nya dan menancapkan gas untuk pulang ke rumahnya. Sampai di rumah ia segera berlari membuka pintu rumah nya dan berteriak.

"Aku pulang" ucap chaeng. Mina yang sedang bermain game pun menoleh.

"Kenapa pulang malam?" Tanya mina. Chaeng mendudukkan diri di sofa.

"Hahh.. iya tadi ada masalah" ucap chaeng.

"Masalah apa?" Tanya mina. Mendengar mina menanyakan hal tersebut chaeng merasakan pusing kembali. Badannya sangat lelah begitu pun pikirannya.

"Ku mohon jangan di bahas" ucap chaeng dingin.

"Kalau kau ingin bercerita, ceritakan saja" ucap mina menyarankan.

"Ku bilang jangan di bahas!" Ucap chaeng dengan nada membentak. Mina tersentak dan terdiam menatap chaeyoung. Chaeng sadar dengan apa yang di lakukannya.

"M maaf mina" ucap chaeng. Mina hanya diam.

"Mina.." ucap chaeng meraih tangan mina.

"Kenapa kau marah?" Tanya mina pelan.

"Maafkan aku, aku hanya lelah" ucap chaeyoung. Mina menunduk.

"Makanlah makanan mu, aku sudah memasak. Setelah itu mandi dan tidurlah" ucap mina lirih dan menunduk.. kemudian ia pergi ke kamarnya. Mungkin chaeng sedang tidak bisa di ganggu, pikir mina.
Chaeng menghela napas.

Chaeyoung menatap punggung mina yang menjauh, ia pergi ke meja makan dan memakan masakan mina. Ia memang sangat lapar dan lelah. Saat makan ia mendapat telpon dari tzuyu kalau masalah uang perusahaan sudah selesai dan tidak ada yang menjadi masalah.. semuanya normal, mendengar itu ia merasa tenang dan merasa sangat bersalah pada mina. Di kamar mina ia cukup terkejut karna bentakan chaeng tadi. Walau hanya di bentak seperti itu, namun ini pertama kali bagi mina. Ia diam di kamarnya lalu tertidur.

Chaeyoung pergi ke kamarnya, ia berendam selama tiga puluh menit di air hangat untuk menjernihkan pikirannya, setelah itu ia mengganti pakaian nya dengan pakaian tidur nya. Ia keluar dari kamarnya dan menuju ke kamar mina untuk melihat keadaan mina. Dan seperti yang ia duga, mina sudah tertidur pulas. Ia mendekat ke arah mina dan duduk di sebelahnya. Melihat wajah tenang mina membuatnya semakin bersalah. Ia mengelus kepala mina dengan lembut dan membenarkan selimutnya. Cukup lama chaeng di situ hingga ia mulai menunduk dan membisikkan sesuatu pada mina yang sudah tertidur.

"Maaf mina, aku tak bermaksud membentak mu" bisik chaeng pada mina. Entah mendapat dorongan dari mana ia mencium pucuk kepala mina.

Chaeyoung bangun dari duduk nya dan kembali ke kamar nya untuk menyusul mina ke alam mimpi.


















TBC

Klik tombol ☆

Paint |•MiChaeng•|✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang