Xiao Zhan tidak pernah menyangka bahwa ia akan melahirkan dan memiliki seorang anak. Sang kekasih yang dulu pernah dinantikan nyatanya tidak pernah kembali. Sampai pada akhirnya Xiao Zhan berhasil melewati masa tersulitnya, Wang Yibo tiba-tiba muncu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepulangnya dari sekolah A-Yi yang baru, kami sudah ditunggu oleh Yu Chen yang tampak berdiri menyandarkan tubuhnya pada mobil putihnya yang terparkir dari kejauhan. Hari ini kami akan pergi berlibur ke suatu tempat yang sudah kami tentukan sebelumnya.
Ya, ini pertama kalinya A-Yi berlibur, setelah akhirnya aku memutuskan untuk mendaftarkannya disekolah lain lagi yang terpaksa ku daftarkan ulang saat akan memasuki masa libur sekolah. Alasannya bukan karena TK 希望 yang sebelumnyatidak bagus atau semacamnya, hanya saja ada hal yang membuatku melakukan itu.
Meski sebenarnya kecanggungan diantara aku dan Yu Chen masih ada sampai saat ini setelah kejadian hari itu, tapi kami tetap bertegur sapa seperti biasanya, layaknya sahabat dekat.
FLASH BACK
"Zhan.." panggilnya padaku yang lalu menoleh menatap wajahnya.
"Y―" sahutanku terhenti seketika, dengan mata yang seketika itu juga membulat tak menyangka.
Entah apa yang ada dalam pikirannya, ketika tiba-tiba bibir kami kini saling menyatu tanpa adanya lumatan.
Aku terkejut bukan kepalang, meski ku tahu itu hal yang tidak biasa bagi kedua orang yang hanya sebatas sahabat. Aku tertegun tanpa melawan, ciuman itu seakan menghipnotisku, aku benar-benar terpaku.
'Yu Chen..'
Melepas kembali cumbuan bibirnya dari bibirku yang hanya beberapa menit saja, wajahnya terlihat serius menatapku. Lalu meraih tanganku dan menyelipkan jari-jarinya diantara jari-jariku. 'Apa maksudnya..?'
"Zhan.." ucapnya, pelan. "Aku, aku menyukaimu.." ucapnya pelan.
Bagai tersengat listrik, seluruh tubuhku menegang seketika dengan mataku yang terus menatapnya dalam diam tanpa kata.
