Chapter 3

49 8 0
                                    

Kami pun berpisah di Rumah Pohon dan pulang kerumah masing-masing.

Ditengah perjalan pulang aku yang sedang berjalan sendiri tiba-tiba mendengar suara yang sangat merdu dari balik pohon.

Suara seseorang yang sedang menyanyikan sebuah lagu ditemani dengan alunan merdu suara suling.

"Woww, suaranya indah sekali" pujiku yang tak tau siapa pemilik suara itu.

Aku sangat menikmati suara itu sampai tidak menyadari bahwa suara itu sudah berhenti sedari tadi.

"Gimana suaraku?" Tanya seseorang sambil menepuk bahuku.

"Iyaa," ucapku polos yang kemudian membalikkan badan ke sumber suara.

"Ehh, Adryan" ucapku tak percaya.

"Hahah.., kenapa? Kok natapnya sampai segitu kayak baru ketemu aja" tanya Adryan.

"Mm.., mm., Anu ehh .. yang nyanyi barusan kamu yah?" Tanyaku dengan gugup.

"Iyaa" jawab Adryan bangga.

"Woww, beneran? Suara kamu merdu banget ditambah alunan dari suara suling bisa buat yang mendengarnya meleleh" ucapku yang kemudian menyadari.

"Hmm, sejak kapan gue panggil dia dengan panggilan aku kamu?" Gumanku.

"Kenapa?" Tanya Adryan.

"Apa?".

"Kamu kenapa?".

"Aku?".

"Iya, kamu?".

"Heh, Nggak papa kok" ucapku kikuk.

"Nggak percaya kalau aku yang nyanyi?" Tanya Adryan.

"Percaya kok" ucapku semangat.

"Heheh, Kirain nggak!" Ucap Adryan yang menggaruk kepalanya sambil tersenyum.

"Suara kamu bagus" pujiku.

"Makasih"

"Sama-sama" ucapku yang hanya dibalas oleh senyum manisnya.

"Ehh, Adryan aku mau nanya?" Ucapku.

"Iya, tanya apa?" Jawab Adryan.

"Lohh kenal nggak sama anak yang tinggal dirumah besar dekat rumah gue?" Tanyaku yang langsung berubah gaya bahasa jadi loh gue. :v

"Iyaa kenal" jawab Adryan.

"Lohh kenal?"

"Iya, orang aku salah satu anak yang juga tinggal disitu" ucap Arya dengan jelas.

"Hah? Jadi loh salah satu dari mereka?" Tanyaku yang semakin bingung.

"Iya"

"Kenapa loh nggak ngomong dari awal?" Tanyaku.

"Ngomong apa?" Tanya Adryan balik.

"Gini, kenapa loh nggak kasih tau ke gue  kalau loh tinggal dirumah besar dekat rumah gue!" Terangku.

"Emang kenapa?" Tanya Adryan.

"Yahh, nggak papa sihh" jawabku.

"Ohh"

"Cuman ohh"

"Terus apa lagi?" Tanya Adryan.

"Ihh, nyebelin!" Ucapku.

"Hahaha" tawa Adryan pecah seketika.

"Ngapain loh ketawa?Apa yang lucu?" Tanyaku.

"Kamu!".

"Gue?".

"Iyaa manis" jawab Adryan yang kemudian mencubit lembut pipiku.

"Ihhh, modus" ucapku cemberut.

"Emang kenapa?" Tanya Adryan.

"Apanya yang kenapa?" Tanyaku sambil melipatkan kedua tanganku di depan dada.

"Kenapa gue harus kasih tau ke kamu kalau aku tinggal didekat rumah kamu?" Jelas Adryan.

"Yahh nggak papa sih" jawabku.

"Ohh".

"Iyaa".

"Adryan" panggilku.

"Iya, kenapa?" Jawab Adryan.

"Nggak kok" ucapku tanpa rasa berdosa.

"Kamu asik yahh" ucap Adryan.

"Kamu juga" balasku dengan tersenyum ke Adryan.

"Clarissa, Awalnya aku fikir kamu itu sama kayak cewek lainnya yang tinggal disini, terus semakin aku perhatiin ternyata kamu beda, dan itu buat aku penasaran sama kamu. Ternyata kamu itu menyenangkan" jelas Adryan.

"Beda apanya?" Tanyaku yang penasaran.

"Yahh, menurut aku beda aja sama cewek lainnya" ucap Adryan dengan senyum manisnya.

"Iyaa tapi bedanya apa?" Tanyaku semakin penasaran.

"Nanti aja aku kasih tau, aku pulang dulu yah udah mau adzan magrib" pamit Adryan yang langsung meninggalkanku dibawah pohon.

"Ya udah gue pulang juga, ngapain tinggal lama-lama disini" batinku yang kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat ini.

* * *

Begitu adzan magrib berkumandang aku pun melangkahkan kaki ku keluar rumah menuju kemesjid dekat rumahku untuk melaksanakan shalat Magrib berjamaah.

"Assalamualaikum warahmatullah".

"Assalamualaikum warahmatullah".

Shalat magrib pun selesai.

Aku memilih untuk langsung pulang saja karena kebelet pipis.

Begitu berada di halaman mesjid dari jauh aku kembali berpapasan dengan Adryan yang juga baru selesai mengikuti shalat magrib berjamaah dimesjid dan begitu jarak kami sudah dekat aku tersenyum kearahnya dan dia langsung lewat seolah tidak melihatku bahkan tidak membalas senyumku.

"Ihh, dasar cowok aneh bisa-bisanya dia lewatin gue dan nggak balas senyum gue" gumanku dengan sebal lalu membalikkan badan menatapnya.

Ternyata orang itu tersenyum kearahku.

"Hmm" ucapku setengah marah tetapi tersenyum kecil dan langsung pulang melangkah keluar mesjid.

Begitu sampai dirumah akupun masuk kedalam kamar.

"Cowok itu aneh banget, kemarin nolongin gue, tadi sore puji-puji gue dan bandingin gue sama cewek yang tinggal disekitar sini ehh barusan pas berpapasan gue dikacangin, malah senyum gue nggak di balas lagi" omelku.

Kemudian aku merebahkan badanku di kasur.

"Ehh.. ngapain sih gue mikirin orang aneh itu mending gue Istirahat".

Terkadang kita terlalu memikirkan hal yang seharusnya tidak perlu untuk difikirkan.

-Clarissa Tamara Novella.







- - - - - - - - - - - - - - -

Oke, segini dulu yahh!
Jangan Lupa Vote and Coment. 😊

See youu.💕

 Rumit Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang