Red-night

85 17 0
                                    


Yerim berlari menuju kelas. Guru hampir masuk. Yerim terengah-engah duduk disebelah Tzuyu. Pelajaran matematika membosankan. Yerim mencoba fokus tetapi perutnya terasa sangat perih. Ia mencoba menahan seperti hari-hari sebelumnya. Ia tahu asam lambungnya naik karena pola makan dan tidurnya tidak teratur. Seperti biasa Yerim pulang dengan cepat berlari menuju halte dan pergi. Yerim biasa melakukan itu. Ia sengaja memilih club panahan agar melakukan kegiatanya sabtu. Karena senin-jumat ia harus bekerja. Untuk hidupnya dan biaya rumah sakit adiknya. Walaupun pak Han banyak membantu melalui sisa uang ayahnya yang pernah dipinjam pak Han tapi itu tidak mencukupi semuanya. Yerim masih berharap satu-satunya anggota keluarganya itu kembali bangun walau sudah dua tahun ini koma.

Jungkook dari dalam mobilnya mengamati wanita yang dengan tersenyum melayani pelanggan disebuah kafe. Tanganya dengan cekatan membersihkan meja, mengepel, dan melakukan tugas lain. Beberapa bungkus makanan dan minuman sudah memenuhi mobil Jungkook. Ia sampai berganti pakaian di dalam mobil dan buang air di wc umum tak jauh dari café. Ia mulai merasa bosan. Akhirnya ia melihat Yerim keluar café pukul 10.00 malam. Sambil membuang sampah. Jungkook melihat Yerim berlari menuju halte bus. Jungkok mengikuti bus itu dan melihat Yerim berhenti tak jauh dari apartemen. Tapi wanita itu tak berjalan menuju tempat tinggalnya. Yerim menuju pom bensin. Jungkook mengamati Yerim yang sekarang sudah berganti seragam untuk menjadi petugas pom bensin.

"Seberapa banyak pekerjaan yang kau lakukan." Jungkook berjalan menuju mobilnya membawa mobilnya mendekat pom bensin. Ia menatap Yerim dari waktu ke waktu. Sudah pukul 02.00, Yerim masih tersenyum melayani tamu bersama dua orang teman lelakinya. Terdapat guratan lelah tapi wanita itu tetap tersenyum. Setegah 4 pagi barulah Yerim meninggalkan pom bensin setelah orang selanjutnya datang. Jungkook mengikuti Yerim yang berjalan kaki menuju tempat tinggalnya.

Yerim merasakan ada orang yang berjalan disebelahnya. Ia merasakan derap kaki lain selain kakinya. Ia selalu was-was ketika pulang pada jam tersebut, tapi ia tetap butuh semua pekerjaan itu. Ia mempercepat langkahnya. Jungkook juga. Yerim berlari. Ia sangat takut karena langkah dibelakangnya itu kian mendekat. Tiba-tiba seseorang menariknya bersembunyi di antara dinding yang gelap. Mulut Yerim dibekap. Orang dibelakangnya itu menunjuk kearah dua pria tua mabuk yang merancau dan berkata, "Ah gadis cantik itu hilang." "Uh sedih hatiku..." kemudian berlalu pergi. Yerim menyadari keadaanya kini. Ia menoleh kebelakang dan tekerjut.

Bahkan matanya hampir lepas. Ia menjauh dari sosok yang menolongnya itu. Jungkook. Bagaimana orang yang Yerim kira sudah menjadi anak setan kini menolongnya. Oh iya ia melupakan Jungkook pernah menolongnya juga saat itu. Tapi tetap saja Yerim tidak percaya.

"Apa yang kau..."

"Cepat dimana rumahmu."

"Tapi, Jung.."

"Cepat atau kau mau aku melemparmu ke paman-paman tadi. Agar kau menjadi jalang gratis?"

Yerim mengerutkan lipatan dahinya. Ia sangat kesal dengan ucapan Jungkook. "Pergilah jangan membantu jalang lagi. Kau bisa dipanggil muncikari nanti."

"Muncikari?"

Yerim meninggalkan Jungkook berjalan cepat dengan kesal.

Jungkook mengekor dibelakang seperti anak ayam.

"Apa yang kau lakukan Jungkook-si?"

"Tidak bisakah kau tetap berajalan saja?"

"Ya!" Yerim berhenti, membuat kini Jungkook berada disamping Yerim dan juga ikut berhenti. Yerim menarik nafas panjang. "Bagaimana bisa aku berjalan saja? Jika ada orang yang mengikutiku. Orang asing? Bagaimana jika kau adalah psikopat? Aku tidak mau menghilang atau mati mendadak. Hutangku masih banyak. Bagaimana jika kau ingin menyiksa atau mendorongku lagi? Aku sedang tidak memiliki tenaga untuk bersabar dengan tingkahmu kali ini? Bagaimana jika kau ingin merampo... ah tidak mungkin kau kan cukup kaya. Bagaimana jika ada hal-hal yang terjadi lebih buruk?"

"Apa hanya itu yang ada dipikiranmu saat melihatku?"

"Iya."

Jungkook menatap Yerim kesal. Yerim menutup mulutnya dengan tangan.

"Maksudku apa yang kau lakukan disini?"

"Sudah buruan jalan."

"Tapi."

"Jalan atau kau mau aku bunuh disini?"

"Kau bisa membunuh orang?"

"Ya! Kim Yerim! Tidak bisakah kau jalan. Apakah kau tidak mengantuk. Lihat jam berapa ini? Kau tidak ingin tidur?"

"Kau mengantuk?" tanya Yerim melihat mata memerah Jungkook. "Atau marah? Aku rasa mengantuk? Apa yang kau lakukan hingga kini belum tidur?"

Jungkook dengan kasar melepas topinya dan mengaruk kepalanya kemudian menarik tangan Yerim. Membawa gadis itu menuju rumahnya. Yerim hanya diam karena sebenarnya ia juga lelah hanya saja ia malas bertanya lagi.

"Kau mau mampir?"

"Jangan jadi jal..."

"Jalang didepanmu? Apakah aku serendah itu Jungkooksi?"

Seketika Jungkook habis kata. Ia menatap Yerim penuh kelelahan tetapi ada kekecewaan disana.

"HAH, terimakasih telah mengantardan menolongku hari ini. Aku masuk dahulu. Hati-hati." Yerim membungkukkemudian pergi masuk kedalam apartemennya. 

Red [JUNGRI]Where stories live. Discover now