CHAPTER 19

112 14 0
                                    

Penderitaan para murid semalam masih membekas sampai pagi ini. Sebagian diantara mereka ada yang tidak bisa tidur akibat terbayang-bayang wajah zombie yang menyeramkan. Sebagian yang lainnya tidur dengan dibarengi mimpi buruk, cukup menyiksa.

Pada pukul 7 pagi semua murid harus sudah berberes pakaian dan bersih diri sebelum melakukan sarapan pagi dan senam bersama. Banyak murid yang berbahagia karena mereka pikir hari camping ini akan segera usai.

Sebelum makan mereka akan melakukan senam pagi guna membugarkan pikiran, otot dan tulang yang kaku akibat semua hal yang terjadi tadi malam. Semua murid disuruh berbaris 8 banjar kebelakang. Tidak peduli siapa yang depan, belakang atau samping mereka.

Musik senam pun dimainkan. Semua murid tengah asik mengikuti nada dan instruktor yang tengah mencontohkan gerakan senam di depan para murid. Ada yang geser kanan, geser kiri, maju, mundur, mengangkat tangan, goyang pingang dan beragam gerakan senam lainnya.

Sekitar satu jam kemudian, senam telah selesai. Semua murid bubar dan masuk ketenda masing-masing guna mengambil peralatan makan dan minum, lalu langsung kembali ke lapangan untuk makan bersama.

Lauk yang disiapkan adalah nasi goreng dengan telur mata sapi yang sangat menggugah selera. Mereka semua makan dengan duduk di tanah membentuk barisan memanjang kesamping berjumlah 5 banjar, ya, lapangan sekolah mereka memang seluas itu.

Selelah acara makan selesai semua murid dihimbau membersihkan sampah yang berserakan serta melipat kembali tenda kelompok. Banyak murid yang dengan semangat karena camping akan segera usai.

☆☆☆

Saat semua kelompoknya sibuk melepas tenda, Kyungsoo, satu-satunya anggota kelompok yang hanya duduk di taman belakang tanpa memperdulikan acara bersih-bersih di lapangan utama. Dari acara kemarin, dia sudah seperti orang yang tidak punya semangat hidup.

Karena hari ini hari terakhir, ia memutuskan untuk menyegarkan pikiran. Duduk santai sambil melihat hijaunya tanaman di taman merupakan satu-satunya hal yang benar-benar menbantu. Apalagi dengan kesunyian alam seperti itu.

Tak berselang lama, ia mendengar sebuah langkah kaki mendekat kearahnya. Dan terlihatlah pemilih langkah kaki itu. Dari bawahpun sudah tau bahwa itu adalah seorang laki-laki. Kyungsoo kemudian mengalihkan pandangannya menuju wajah sang pemilik sepatu tersebut. Tanpa diduga-duga laki-laki itu adalah Jongin. Ya ... tak begitu mengherankan sih kalau jongin akan melarikan diri dari tugas membereskan tenda.

"Oh, ada orang lain ternyata. Gadis pembuat onar sekolah," dengan seringai menyebalkan Jongin menghampiri bangku disamping Kyungsoo duduk. Meskipun sifatnya begitu menyebalkan, entah kenapa Kyungsoo bisa jatuh hati kepada lelaki disampingnya ini.

Saat ini yang dilakukan Kyungsoo hanyalah menatap bunga yang ada dihadapannya, ia tak berani menatap Jongin secara langsung. Anggap saja Kyungsoo pengecut, dibelakang ia akan berkoar-koar bahwa dirinya jatuh cinta pada Jongin, tapi bila sudah berhadapan langsung dengan sang empu ia akan memilih diam tak berkutik.

"Kenapa diam saja? Dimana mulut besarmu yang selalu berbicara besar soal cinta padaku?"

Pertanyaan itu sontak membuat Kyungsoo semakin menciut dan menenggelamkan kepalanya. Aura Jongin saat ini cukup kuat dan membuat dirinya jadi takut. Jongin yang melihat itu jengah, dengan kasar ia pun menarik dagu Kyungsoo sejajar wajahnya sampai gadis itu terperanjat kaget dan tak bisa berkutik.

Dilihatnya dengan tajam dan teliti wajah Kyungsoo, sampai suatu seringai muncul kembali diwajah Jongin.

"Wah kau lumayan juga. Wajah mulus dan bibir tebalmu sungguh mempesona."

Setelah kalimat itu diucapkan, tanpa aba-aba Jongin mempersatukan bibir meraka dengan kasar. Menyesap rasa dari bibir gadis didepannya. Menikmati hisapan demi hisapan yang bisa membuat nafsu dalam dirinya semakin membara. Kyungsoo, gadis yang saat ini telah dilecehkan bibirnya hanya bisa pasrah tanpa melawan. Tak terpungkiri, bibir Jongin adalah yang terbaik dalam membuat dirinya panas dan seperti akan kehilangan akal sehatnya.

Seakan belum puas, kedua insan itu tidak kunjung melepaskan pangutan mereka, padahal suka beberapa menit terlewatkan. Akhirnya karena membutuhkan oksigen keduanya sadar diri dan melepaskan satu sama lain. Jemari Jongin masih stay pada dagu Kyungsoo dan menyapu saliva yang ada di sekitar bibir tersebut. Seringai perlahan kembali pada bibir Jongin.

"Tak kusangka kau begitu manis, semoga kita bertemu lagi."

Dengan tak tahu malunya, Jongin melenggang pergi setelah memberikan kecupan sekali lagi pada bibir Kyungsoo yang masih cukup merah dan membengkak sebagai kecupan perpisahan. Nyawa Kyungsoo sepertinya sudah pergi entah kenapa sejak ciuman mereka berlangsung. Kalau boleh dikatakan, senakal apapun dirinya ia tak pernah melakukan ciuman, apalagi ciuman sepanas dan seerotis ini. Kalau ayah dan ibunya tahu, bisa-bisa ia tak diberi makan seminggu penuh.

Bagaimanapun hal ini tak akan lupa ia ceritakan pada adik tirinya yang bermulut tebal itu, ia pastikan si Daehyun tidak akan membocorkannya pada orang tua mereka apapun yang terjadi atau ia harus siap-siap kelaparan. Yaa... hari ini adalah yang panjang bagi otak dan hatinya. Semoga ia tidak dilanda gejala stress setelah ini.

*

*

*

Tbc.

Note :
Asiik sudah berapa lama cerita ini dianggurkan, pembaca juga sudah pasti lari, wkwkwkwk.
Aku gk sepernuhnya kembali teman-teman. Chap ini hanya kulanjutkan karna dahulu udah kutulis sampe setengah. Sekalian sebagai obat stress karena rl.

Semoga suka sama chapter ini.
Maaf apabila ada kata yang kurang pas, ada typo dan kurang enak didengar.
Semoga ciumannya memuaskan :*

See you~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Can't See Who's My True Love | EXO GS [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang