CHAPTER 11

8 0 0
                                    

"BANG ALEEEEEE..." di tengah malam, tiba-tiba aja Leo teriak kayak liat hantu. Untung bunda sama ayah hari ini di luar kota, bisa berabe kalau bunda sama ayah dirumah.

"Oiii Napa lu?" Bang Ale yang kaget langsung lari kocar-kacir ke atas. Gue yang lagi sibuk nonton di bawah juga ikut-ikutan lari keatas.

Kami ke kamarnya Leo dan menemukannya sedang sembunyi di bawah kasur.

"Napa lu dek?" Tanya bang Ale.
"Bang, ada bunyi yang nyakar-nyakar di dinding arah pukul 9 bang" ungkap Leo jelasin sambil pakai gaya-gayaan.
"Nggak ada tuh" kata bang Ale.
" Tadi ada bang, serem, dan sudah berlangsung selama 3 hari berturut-turut" ungkap leo mendramatisir.

"Kebanyakan ngomik dan nonton horor Lo dek" kata gue.

"Bener, seminggu terakhir lu kan suka yang horor-horor, Napa sekarang lu takut begini. Lagi pula Lo cowok lho, udah kelas 3 SMP pulak, tapi kayak anak SD" kata bang Ale.

"Kalo cuma nyakar-nyakar gitu mah, Leo juga nggak takut bang, tapi ini lebih serem, pas ada bunyi yang nyakar-nyakar ada suara yang manggil Leo sambil ngetuk jendela" ungkap Leo.

Wah, wah apa ini? Sensasi horor langsung menyebar ke seluruh tubuh gue.

"Imajinasi lu aja kalik, dah keluar sana. Udah larut teriak-teriak, gue lagi ngejar deadline nih, ntar si Alan ngebacot lagi" kata bang Ale.

"Dah lah dek, keluar sana. Keburu abis deh film gue" kata gue bersungut-sungut.

Masalah selesai, gue balik nonton dan bang Ale lanjut ngejar deadline. Tapi, si Leo malah ngekor ke bawah.

" Bang, Leo numpang Dikamar Abang aja lah. Nggak mau di kamar" kata Leo.
"Huft, sekarepmu lah dek" mata bang Ale.

Gue penasaran apa sih yang bisa bikin Leo ketakutan kayak gitu. Padahal biasanya dia biasa aja sama yang horor. Pas main di festival aja, pas ikut ajang uji nyali aja, dia biasa aja tuh, padahal temennya sampe bocor. Tapi, sekarang hal hebat apa yang bisa bikin adek gue kayak gitu? Gue penasaran.

***

Keesokan harinya..

"Bang tolong lah bang. Abang cek deh apa yang bunyi-bunyi semalam" Leo maksa bang Ale buat cek kamarnya.

"Dek, lagi ngejar deadline nih" ungkap bang Ale kesal. "Mintak kakak aja tuh" saran bang Ale, etto dan bang Ale malah nyaranin gue.

"Kak bantu Leo kak" Leo malah merengek.

"Sekarepmu" kata gue kesal sambil jalan ke atas-kekamarnya Leo.

Tanpa rasa rakut tapi dengan rasa penasaran akhirnya gue cek kamarnya Leo. "Dinding ini kan?" Tanya gue. "Ya, kayaknya di bawah jendela kak" kata Leo. "Coba deh kakak pikir, siapa yang bisa nyakar-nyakar dinding lantai dua?" Tiba-tiba Leo mengungkapkan argumennya yang bikin gue ikutan merinding.

"Ehh, ya ....kan bisa aja tikus gitu" kata gue ragu. Ya Allah kok jadi ikutan merinding gini?.

Tiba-tiba gue kaki gue nggak mau lanjut jalan ke arah dinding yang ditunjuk sama Leo tadi. Gara-gara argumennya tadi gue jadi ragu kan? Ditambah merinding pula.

"Napa kak? Kok berhenti?" Tanya Leo manas-manasi gue buat liat. Gue tegup ludah sambil baca bismillah, lanjut, langkahkan kaki lu Rayy.

Walau berat,tapi akhirnya gue nyampe juga di depan dinding, gue buka tirai gordennya dan perlahan gue liat ke bawah dari jendela. Awalnya takut-takut gitu,tapi pas nggak liat apa-apa, napas gue langsung keluar bersamaan. Maksudnya, gue bernapas lega nggak ada apa-apa di bawah.

"Ada kan?" Tanya Leo yang penasaran-sejak tadi dia mengamati gue di balik pintu kamarnya.

"Nggak ada tuh. Kan udah kakak bilang dek, paling cuma tikus?" Ungkap gue. "ehh, tapi yang suara orang manggil nama Leo tu gimana dong, emang ada alasan logisnya gitu?. Padahal selama ini Leo udah sering nonton film detektif, main game detektifan dan mencoba menganalisis beberapa masalah ringan dan semua analisis Leo bener. Tapi yang kali ini Leo nggak bisa dapetin alasan logisnya" Leo ngoceh dan ngoceh sampai gue turun ke bawah. Padahal tadi takut-takut nya, sekarang malah bacot-ngebacotnya.

"Kak masih dengerin leo kan?" Tanyanya. Ya elah nih anak, udah gede tapi gaya masih anak-anak.

" Dek, mending lu tanya aja sama bang Ale, dia kan anak jenius" ungkapku setengah hati apalagi pada bagian anak jeniusnya.

"Ohh, oke. Leo baru ingat bang Ale lebih pintar dari pada kak Rayy" ungkapnya tanpa rasa bersalah sedikitpun, ya Allah berikanlah hamba kesabaran yang lebih buat ngadepin sodara hamba yang ngeselin tingkat diatas dewa.

***
Malam hari kembali datang. Entah apa yang merasuki bang Ale, dia nyuruh kami buat liat keadaan kamar Leo di malam hari. Untung bunda sama ayah masih belum balik, bisa berabe kalo ada bunda sama ayah kan?!.

"Kok Rayy ikut juga?" Tanya gue nggak setuju diajak juga. "Harus ikut dek, ini penting setelah gue pikir, masalah ini agak aneh gitu apalagi bagian ada yang manggil Leo" ungkap bang Ale dalam posisi sigap di tempatnya A.K.A di balik lemari sebelah kiri jendela. Ya elah, kayak bocah bet dah.

Lo tau? Dia nyuruh gue sembunyi di mana?. Bang Ale nyuruh gue sembunyi di bawah meja belajar Leo di samping kanan jendelanya, untung muat kan.

"Leo dimana bang?" Tanya Leo.
"Emm, Lo pura-pura tidur aja, biar kayak real gitu ceritanya" kata bang Ale.

Entah kenapa gue merasa keadaan kali ini GOBLOK amat. Kok bisa sih gue kejebak di situasi kayak gini, tapi gue juga penasaran. Ahhhh bodo amat, yang jelas gue penasaran, biarlah menderita sedikit.

Nggak lama setelah itu, akhirnya situasi yang kami tunggu datang. Bunyi nyakar-nyakar dan suara orang yang manggil Leo. Gue sama bag Ale sempat merinding, tapi dengan sebuat strategi yang telah disusun bang Ale sebelumnya. Kami siap menghadapi apapun itu.

1..2..3 , aba-aba dari bang Ale keliatan, waktunya menyerang. Duo atlet taekwondo bersatu.

HIAKKKKK....

Kami langsung meloncat ke depan jendela, membuka tirai gordennya lebar-lebar dan melihat makhluk apapun itu.

Astagfirullah, benda apa ini??????????!!!!!!.

Rasanya pas cek tadi siang nggak ada lah, lah nih jejak apa pula nih?. Dinding kegores dan ada suara meringis dari bawah.

"Nani???" Tanya Leo.
Yah gue masih sulit sih ngejelasinnya, tapi ini situasi yang super aneh banget. Lo tau? Gue nggak kaget liat yang barusan, gue cuman bingung kok bisa sih kayak gini?.

"Hantu bang? Monster? Mutan? Siluman? Oni? Atau devil bang?" Tanya Leo yang antusias minta ampun.

Bang Ale aja nggak bisa bilang apa-apa, apalagi gue. Gimana cara bilangnya ya?.

Masak baru tinggal beberapa hari udah kayak gini sih?.

*Nah, punten ditebak mbak/mas.
Cerita nya agak aneh gitu dan bikin gue yang authornya sendiri ikut kebingungan.

*Gomennasaii atas typo dan beberapa kalimat tak baik yang tak disensor.

*Arigato buat yang udah baca dan ngasih krisar

*Gambarimasu...
*RaineBlake_GaMireu :)
*Ganbatte buat yang lagi ujian akhir semesternya.

BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang