Sekilas berita..
Kejadian aneh bin langka bin nyata telah terjadi jadi di rumah gue tepatnya di kamar Leo pada malam hari. Singkat kejadian itu bisa di bilang kejadian STALKER dengan status level bahaya tingkat minus, alias nggak termasuk stalker cuman dibilang stalker alias lagi nggak bahaya bin membingungkan.
Sekian laporan dari gue sebagai saksi mata awal.***
"Ehhhh Simon, ehhh ngapain dibawah sana hah?" Teriak Leo pas lihat keadaan yang membingungkan itu.
Dia kenal? Gue kagak ngerti lah.
"Daijobu?" Teriak Leo sambil lari turun ke bawah.
Gue harus mencerna kejadian ini dengan baik. "Dek, Lo ngerti?" Tanya bang Ale. Gue ngangkat bahu, mana gue ngerti kan?.
Kalo gini mah mending gue ikut Leo kebawah deh. Turun tangga dan lewat pintu belakang. Menyusuri kebun mini bunda dan melewati pohon mangga yang baru ayah tanam, akhirnya gue sampe, tepat di bawah jendela kamar Leo.
Leo terlihat sedang sibuk dengan orang yang dipanggilnya Simon tadi.
"Daijobu?" Tanya Leo.
"Hontoni daijobu" kata anak yang dipanggilnya Simon tadi.
"Ngapain manjat segala?" Tanya Leo.Lalu temennya jelasin pake bisik-bisik, ya elah kan gue juga mau denger.
"Ohh gitu, okeh" kata Leo mengakhiri bisik-bisik nya. Simon berdiri dan mengusap pantat nya yang sedikit kotor.
"Kenapa dek?" Tanya gue.
"Leo jelasin nanti kak, sekarang Leo mau ke basecamp kami dulu, izin ya kak, bentar kok, ntar Leo balik lagi, nggak nyampe tengah malam lah" ungkap Leo.
Gue mendengus, apa coba? Udah abis tenaga buat kesini malah nggak dikasih penjelasan yang gue butuhin."Boleh kan kak?" Tanya Leo lagi.
Gue ngangguk kesal.Setelah itu Leo dan Simon pergi entah kemana, meninggalkan sebuah besi panjang yang tersandar di dinding kamar Leo
Yang bisa gue jelasin hanyalah, temannya tadi itu ngajak dia buat pergi pake cara maling.
Dengan gontai gue kembali masuk kerumah. "Leo mana dek?" Tanya bang Ale yang seakan lupa dengan kejadian barusan. "Katanya ke basecamp. Nggak sampe larut kok" ungkap gue. "Ohh" kata bang Ale.
Kejadian itu hilang bersamaan dengan berjalannya waktu. "Assalamualaikum" ohh Leo udah pulang, mumpung lagi dibelakang gue bukain aja langsung. "Capek" kata Leo langsung terkulai di lantai. "Lah Napa lu dek?" Tanya gue.
"Capek kak, lari dari basecamp ke sini. Udah dingin, gelap lagi. 2 kali jatuh, 5 kali kepeleset. Ahhh, sial nya hari ini" ungkap Leo sambil bangun dan jalan gontai ke depan.
"Btw dek, lu utang penjelasan ke gue. Apa yang temen lu bilang sambil bisik-bisik tadi sih?" Tanya gue penasaran.
"Oh gitu, kita bahasnya di kamar bang Ale aja kak" tiba-tiba Leo jadi lebih semangat dan langsung lari ke kamarnya bang Ale.
"Bang mo denger penjelasan Leo nggak" Leo yang datang tiba-tiba tanpa mengetuk pintu membuat bang Ale terjatuh dari kursinya karena saking kagetnya.
"Kalo mo masuk ketuk dulu kek, salam kek, atau apa gitu kek" kata bang Ale kesal. "Lah bang, Leo kan udah buka pintu kek bang" kata Leo. "Oh bener juga" kata bang Ale. Tiba-tiba gue merasa GOBLOK lagi.
"Nah jadi gini. Dia itu Simon, temen Leo. Jadi selama ini dia berusaha ngajak Leo ke basecamp buat pertemuan tanpa sepengetahuan Abang sama kak Rayy. Karena apa? Karena pas dia ketemu bang Ale sama kak Rayy, dia merasa kakak dan Abang itu orangnya pemarah, dengan tampang yang menyeramkan. Takutnya kalo dia ngajak Leo langsung, ntar Abang sama kak Rayy nggak ngebolehin Leo buat pergi. Nah, jadi cara pakai besi itu satu-satunya jalan yang bisa ditempuh" kata Leo.
"Terus, besi itu dia dapet dari bawah rumah kita, selama ini bunyi yang kayak nyakar-nyakar tu, ternyata bunyi besi yang disandarkan ke dinding nyari tempat paling aman. Dan yang manggil Leo tu Simon yang manjat besinya" lanjut Leo.
"Kepanjangan dek, bilang aja temen lu takut sama kita dan takut buat ngajakin Lo dan terpaksa pakai cara itu. Intinya aja bisa nggak. Terbuang lah waktu gua, nah deadline jatuh besok lagi nih. Tampang si Alan aja udah kebayang gur." Kata bang Ale sambil lanjutin gambarnya.
"Eumm. Oh gitu, ya udah deh. Nggak penting juga" kata gue nggak peduli sejak ada kata gue pemarah dalam penjelasannya.
"Etto..., Lah berarti tenaga Leo buat jelasin itu abis terbuang donk. Aduhhh, udah capek lari, mulut kemarau, dan nggak dihormati sama sekali???!!!" Leo menyangkal.
"Lo kan masih kecil, nggak perlu dihormati" teriak gue dari tangga.
"Tertusuk Lo dek" kata Bang Ale yang kayaknya dia juga merasakan hal yang sama kayak gue .
***
Pagi hari datang, hari buruk gue dimulai setelah tegukan coklat panas terakhir. Hidup damai dan tenang sementara gue udah berlalu. Nggak lama lagi pasti masalah besar datang lagi.
Benar aja, nggak lama setelah tegukan terakhir itu lagi-lagi Leo memulai masalah.
"Kak, liat sweater merah baru Leo nggak?. Baru dibeli udah hilang" ungkap Leo sambil mencoba mencari di lemari baju gue.
"Kagak tuh, mana ada di lemari gue dek" kata gue.
"Bisa jadi kan, pas beberes di rumah kemasuk di koper kak Rayy kan" kata Leo sibuk mencari.
"Ketinggalan kali" opini gue.
Tiba-tiba, Leo syok dan langsung keluar dari kamar gue entah lari kemana. Lah Napa tuh anak. Gue liat lemari gue, BERANTAKANNYA BOSQUE.
Dengan berlapang dada, gue terima aja dan rapiin balik lemari gue. Sabar, ntar kalo gue ikutan teriak, ayah bisa marah.
Setelah selesai, waktunya sarapan, hari ini Sabtu, jadi bunda ma ayah libur sampe besok. Sistem kantor mereka agak beda sama kantor lain. Gue kebawah sambil bawa gelas bekas coklat panas tadi. Sayang ini stok terakhir gue, sebenarnya masih ada 2 lagi tapi, Lo tau lah yang ambil siapa.
"Sarapan nda?" Tanya gue.
"Iya nih, bantuin deh Rayy repot nih" kata bunda.
"Siipp nda" kata gue sambil bantu bunda ngangkatin lauk ke meja makan."Pagi Rayy" sapa ayah.
"Pagi yah" sapa balik gue.
"Ohayou" tiba-tiba entah dari mana datangnya, Leo kembali semangat dengan logat kental otakunya.
"Dah ketemu?" Tanya gue.
"Udah, Leo lupa ternyata ketinggalan di garasi. Kakak ingat nggak pas Leo ketiduran di garasi?. Nah pas itu-" belum selesai Leo bicara udah gue potong.
"Nggak butuh penjelasan orang yang udah bongkar lemari gue sampe jadi berantakan" kata gue menyematkan kata singgungan.
"Yah, maaf kak, ntar coklat panas yang Leo ambil, Leo ganti deh" kata Leo." Hei kids!! . Hari ini ayah kosong. Ayah mau liburan bentar jadi setelah sarapan siap-siap kita berangkat buat mancing. Ayah nemu tempat yang cocok. Kita kesana pakai sepeda jadi bawa bekal" kata ayah menjelaskan rencananya hari ini.
Wah, liburan bentar bareng ayah. Nggak bisa ketinggalan nih, selama ini ayah cukup sibuk jadi kami jarang ketemunya. Kapanlagi kan kami bisa liburan bareng di negara orang.
"Ehh yah, sepeda Abang di Indonesia, gimana perginya" tanya bang Ale yang kayaknya ikut seneng.
"Ayah dah minta tolong sama pakde kalian di Indonesia buat ngirimin sepeda kalian kemari 2 Minggu lalu dan katanya bentar lagi sampe di rumah" ungkap ayah sambil meneguk teh nya.
"Untung Leo Bawak sepeda" kata Leo dengan bangganya.
"Serah mu lah dek" kata Bang Ale yang ikutan neguk teh kayak ayah.
"Dah sarapan dulu gih" kata bunda ngangkat lauk terakhir.
*Next ...
