2

35 8 2
                                    


Gue melangkahkan kaki dengan malas melewati koridor yang udah sepi. Maklum udah lima belas menit lalu bel pulang bunyi. Dan seperti biasa,gue harus ngurus osis dulu makanya pulang telat.

"Kok gue ngerasa ada yang ketinggalan ya?" Pikir gue. Lalu gue ngecek tas. Gak ada tuh. Gue coba pikir terus sambil nyalain mesin motor.

"Apa sih yang ketinggalan? Apa perasaan gue masih ketinggalan di mantan ya?" Gue ketawa. Mana ada. Jomblo dari lahir juga.

Gue langsung tancap gas walau hati gue masih ada yang mengganjal sampai di suatu persimpangan gue ngerem mendadak karena keinget sesuatu.

"Oh iya, kue gue di ruang osis!" Pekik gue langsung putar balik. Walaupun cuman kue tapi itu berharga banget bagi gue.
Kenapa?Karena gue lagi dalam mode mogok makan di rumah sejak semalam. Jadi gue siapin jajan banyak-banyaknya.

"Untung gak ada yang ngambil,"gue memasukkan kue tercinta ke dalam tas dan hendak membuka pintu sebelum . . .

"Kyaaaa!anaknya kuntilanakkk. Mamaaaaakeeee!" Gue teriak sekencang-kencangnya saat melihat penampakan gadis berseragam dengan rambut panjang bahkan sampai ke paha dan wajah pucat serta darah di sekitar baju dan hidungnya.

"Kakak kok lama,"ucap sosok itu lirih dan langsung ambruk. Untung kesadaran gue kembali di waktu yang tepat sehingga gadis itu tidak perlu merasakan dinginnya lantai keramik ruang osis saat senja.

"Ellen, oyy bangun dong. Lo kenapa?"Gue panik dong lihat cewek ini tiba-tiba pingsan dengan darah mengalir dari hidungnya gitu.

"Kakak jangan khawatir. Ellen kuat kok,"ucapnya lalu terkekeh. Gila nih bocah,gue panik gini malah diketawain.

"Lo kenapa?"Tanya gue yang emang benar-benar panik.

"Aku nunggu kakak di uks. Tapi kakak lama banget. Terus bu uks tadi bilang kalau uksnya mau ditutup. Dia mau nganterin aku tapi aku nggak mau soalnya kakak tadi bilang mau anterin aku pulang.  Aku takutnya kakak nyariin aku terus khawatir jadi aku nunggu di depan uks dan dingin banget kak. Terus aku inget aku tadi masuk ruang osis karena harus ngumpulin formulir, jadi aku kesini dan malah udaranya tambah dingin. Dugaan aku bener kakak lagi disini. Aku seneng bisa nemuin kakak,"cerocosnya tanpa henti. Gue cuman nanya dia kenapa tapi penjabarannya kaya ceramah guru bk saat gue mau curhat terus gak jadi.

"Kenapa lo mimisan?"Tanya gue harap harap cemas. Takut dia jawabnya kaya rel kereta api lagi.

"Kecapekan aja dan aku udah biasa kayagini kok, tapi kata Dokter Gerry gapapa, "dia tersenyum dan jantung gue kontraksi lagi. Sebenarnya ada apa sih sama jantung gue?

"Kakak kok lama sih kak?"Tanyanya polos. Ya ampun,kalau dia tahu gue lupa buat jemput dia gimana ya perasaannya?

"Habis jajan dulu buat persediaan di rumah,"kata gue. Gue gak bohong kan? Jangan catat dosa gue ya malaikat Atid.

"Oh kakak suka jajan?Aku juga suka,"ucapnya lagi. Ini kapan pulangnya?Dan gue sadar. Posisi gue sama dia?terlihat kaya pelukan. Oh jangan salah paham gaess..

"Yaudah yuk pulang nih pake jaket gue,"
Gue berdiri duluan terus memakaikan jaket kesayangan gue ke yang lebih membutuhkan. Gue bantu dia berdiri dan melap sisa darah di bawah hidungnya dengan tissue.

"Jangan kecapekan lagi,"ucap gue. Terlihat perhatian nggak sih?
Dia yang gue bilangin malah mesem mesem kaya anak sd yang seneng karena dimanja. Tapi lucu juga sih.

💔💔💔

"Masuk dulu kak?"Ajak Ellen menarik tangan gue. Gue pasrah aja sih. Lagian gue lagi males di rumah.

"Pada kemana?"Tanya gue saat mendapati rumah Elen sepi kek room facebook gue.

"Andiiii!"Teriak dia lalu tak lama setelahnya muncul cowok yang lebih tinggi dari Elen datang. Wajahnya yang ceria berubah lebih ceria saat melihat Elen.

"Kakak!Teriaknya memeluk Elen. Ohh ini adeknya,kok kelihatan muda si Elen?

"Ini Si Gabriel?"Tanyanya mengalihkan pandangan ke gue. Wow,dia kok tahu akyu yaaa?Jadi tersanjung gua dahh.

"Gue pikir orangnya ganteng banget. Ternyata kayagitu doang,"Andi mencibir gue nih ceritanya.

"Gitu doang?mata kamu katarak?Manusia terlalu tampan tanpa cela gini kok kamu bilang gitu doang!"Teriak Elen tak terima. Waduh,Elen pintar juga menilai.

"Udah yuk Kak,makan malam dulu,aku siapin makan bentar ya. Andi jagain Kak Gab. Jangan sampai dia lecet. Awass!"Ancam Ellen sebelum menghilang dibalik pintu. Sedangkan gue ma Andi tertawa melihat ekspresi konyol Ellen.

Tak lama,Andi mengubah ekspresinya jadi serius menatap laki-laki yang disukai kakaknya. Ya jelas natap gue dung. Si keren dari jembatan Toko sebelah.

"Lo suka ma kakak gue nggak?"Tanya Andi. Gue menaikkan dua alis gue soalnya kalau gue cuman naikin satu alis satunya lagi iri. Bingung kenapa bisa tu anak nanya hal kayagitu. Jelas aja jawabannya TIDAK pake bold pake garis bawah huruf kapital tanda seru titik tanpa koma. Ya kali, lihat aja baru hari ini iya gak thor?

Author: auk

Quotes

Seabsurd itu memang. Karena berbagai rancangan penuh logika nyatanya tak mampu membuatmu tertawa.

JURNAL GABELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang