16

10 3 0
                                    


Cahaya mentari masuk melalui celah gorden menyilaukan mata. Tapi itu bukan alasan gue bangun. Gue terbangun karena ada notif chat masuk. Siapa sih pagi pagi gini. Libur juga.

From:Andi si tukang Nyinyir

Lo dateng ke rumah. Jangan sedih. Semua udah takdir.

Takdir apa? Sedih kenapa? Segala firasat buruk menghampiri otak gue. Ada apa? Beberapa saat ada notif lagi dari orang yang sama.

Ellen meninggal

Read

Deg

Deg

Deg

Tubuh gue membeku. Ellen?

Gue segera ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi secepat cahaya lalu memakai pakaian serba hitam.

"Mau kemana? Kok pake hitam hitam gitu?" Tanya mama saat gue lagi ngancingin kemeja gue.

"Temen Gab meninggal," jawab gue sekenanya. Gak kebayang kalau gue bilang Ellen yang meninggal. Mama udah deket sama Ellen, pasti mama bakal syok dan gue belum siap nenangin mama karena hati gue masih bergemuruh tidak jelas.

"Ucapkan mama ikut belasungkawa," ucap Mama yang hanya gue angguki.

Gue langsung cabut ke kediaman Ellen yang sudah ramai orang. Semua Temannya datang untuk menghormati kepergian Ellen. Semuanya menangis, merasa kehilangan sosok ajaib yang membawa keceriaan.

"Lo yang sabar ya Gab,"ucap Bisma lirih. Gue cuman ngangguk. Gue berjalan ke arah Andi.

Andi meluk gue. Dia nangis. Gue bisa denger isakannya. Gue usap punggungnya mencoba menyalurkan ketenangan. Gue harap dia kuat.

"Ellen udah gak sakit kan?" Tanyanya saat melepas pelukan. Gue mengangguk mengiyakan. Entah kenapa bibir gue tidak bisa berkata-kata untuk saat ini.

Saat pemakamanpun semua orang menangis kehilangan. Siapa yang tidak kehilangan oleh sosok ceria dan kuat seperti Ellen. Sedangkan bunda Ellen, sudah berkali-kali tak sadarkan diri. Gue nggak tega liat Bunda Lee yang sepertinya sangat frustasi.

Tiba-tiba datang Aish yang menangis sejadi-jadinya dan memeluk makam Ellen.

"Maafin gue Ell, gue salah gue nyesel. Jangan pergi. Lo terlalu baik, kenapa Tuhan malah ambil orang sebaik lo, " bahkan seorang yang dapat predikat musuh Ellen merasa kehilangan bocah tengil itu.

Kenapa cuman gue yang gak bisa nangis? Kenapa gue masih bingung sama keadaan. Gue harus gimana siapapun tolong sadarkan gue!

Quotes

Gue benci lo yang menghindar dari gue. Kenapa lo menghindar segitu jauhnya!

JURNAL GABELLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang