6th : Kepergok

273 69 2
                                    

Get yourself ready for this part! 

Kindly to vote and comment yaa, thanks!

---

"Yok dek."

Sinbi mendongak, melihat Aga sudah ada di dekatnya.

"Bentar kak." Sinbi masih merapikan barang bawaannya. Ia juga membawa sampah box popcorn yang tadi diberikan Aga di pertengahan film.

"Tempat minum kakak tadi mana ?" Tanya Sinbi sambil berdiri, menepuk-nepuk pakaian bagian belakang, merapikannya.

Aga tak membalas, tapi tangannya ia angkat, menunjukkan kalau sampah tempat minumnya juga sudah ia bawa, sengaja biar dibuang nanti ke tempat sampah.

Keduanya berjalan ke pintu keluar. Membuang sampah yang mereka bawa di dekat pintu. Di luar ramai, ternyata pintu keluar studio sebelah juga baru saja dibuka, sama-sama baru selesai sepertinya.


Sinbi yang mengikuti Aga di belakang tiba-tiba terantuk punggung Aga, lelaki itu berhenti mendadak.

"Duh kak." Ringis Sinbi yang tak digubris Aga. Perempuan itu bukannya tidak melihat jalan, hanya saja badan Aga yang lebih tinggi dari Sinbi itu cukup menghalangi pandangan di depan.

Aga tak bergeming, masih diam di tempatnya, membuat Sinbi mengernyit bingung.


"Nana ?" Suara Aga menghentikan pergerakan Sinbi yang mengatupkan kembali bibirnya saat hendak menegur Aga.

Aga melangkah maju. Sinbi bergeser sedikit, ikut maju melihat apa yang membuat kakak tingkatnya itu berhenti.

"Aga." Perempuan cantik, yang tadi dipanggil Aga itu terlihat kaget. Di sebelah perempuan itu ada lelaki yang sedang digandeng erat oleh Nana.

"Acara Keluarga ?" Raut wajah Aga tak terbaca. Sedang yang ditanyai diam tak menjawab, menunduk, semakin mengeratkan genggaman pada lelaki di sampingnya.

"Temennya Nana ya ?" Sahut si lelaki kini menanyakan Aga. Aga hanya melihat sekilas lelaki yang bertanya itu, pandangannya kembali ke arah Nana, tidak menggubris pertanyaan yang diajukan padanya.

Aga menatap dalam perempuan yang memiliki paras campuran kebaratan itu. Pikirannya sudah kemana-mana. "Bisa jelasin ?"


Sinbi sedikit menguping pembicaraan yang terjadi di hadapannya, cukup pintar untuk menangkap situasi. Kesimpulannya, si cewek itu pacar Aga yang tadi dibilang lagi ada acara keluarga, sekarang lagi kepergok jalan ke bioskop gandengan sama cowok lain yang entah itu keluarganya atau err... selingkuhan?

"Ga, aku bisa jelasin." Nana melepas pegangannya. Raut wajahnya menyaratkan panik, bingung.

Nana meraih tangan Aga, memohon untuk tidak salah paham.

Aga menghela nafas panjang, mencoba mengontrol emosinya. "Siapamu?" Tanya Aga kelewat datar, aura intimidasinya keluar.

Nana memejamkan mata, menggigit bibir bawahnya, takut untuk menjawab.

"Siapa?" Aga menegaskan, melirik kecil pada lelaki di sampingnya yang sedang mengamati Aga sebegitu penasarannya.

Tangan Nana yang satunya mengepal, nadanya menjeda sebelum kemudian berbicara, "Gebetan aku." Jawabnya singkat, membuat Aga melengos. Segera melepaskan tangan Nana yang memegang lengannya pelan.

Interaksi ketiga orang itu cukup mengundang perhatian di sekitar mereka. Sinbi yang menyadari itu juga jadi tak nyaman. Ingin pergi saja dari kerumunan ini.

1st TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang