1st : Rokok

806 123 19
                                    


Sinbi masih menunggu giliran untuk inspeksi tas. Sedikit melirik ke depan, tepat di pintu gerbang yang dijaga oleh kakak-kakak panitia OSPEK memakai almamater kampus berslayer merah terikat di tangan kiri. Muka apa papan setrika. Datar banget tuh muka. Batin Sinbi, agak ngeri melihat wajah-wajah bagian keamanan yang terlampau kaku.

Saat gilirannya, ia dengan mantap meletakkan tas di atas meja. Gadis itu sudah yakin kalau barang bawaannya lengkap. Di depannya berdiri dua orang kakak tingkat, yang satu perempuan berpipi chubby, yang satu laki-laki tinggi dengan wajah sedikit kebaratan.

"Sinbi Cantika Dewi ?" tanya kakak yang perempuan.

"Iya kak saya." Jawab Sinbi. Melirik kecil ke samping, melihat kakak yang laki-laki mulai menggeledah dan memeriksa barang bawaannya.

"Bawa kendaraan ?"

"Enggak kak, dianter tadi." Sinbi tersenyum tipis, mencoba mencairkan hawa tegang. Masih menunggu tas yang digeledah. Melihat barang-barang yang dikeluarkan, Sinbi merasa barang bawaannya sudah lengkap semua, tapi kenapa kakak itu masih menggeledah tasnya. Ada yang ketinggalankah ?

Sinbi tersentak sesaat kemudian, kakak laki-laki itu menatap lurus Sinbi sambil menghela nafas pendek. Ia lalu menoleh ke seseorang di sebelahnya. "Yaura, telpon Aga." Nada bicaranya serius.

"Harus Aga?" Wajah kakak perempuan yang dipanggil Yaura itu mengernyit sedikit tak yakin.

Perasaan Sinbi sudah mulai tidak enak. Something's wrong here.

"Gue nemu rokok, sama lighternya lengkap di tas adeknya."


HEH ?

Sinbi melotot kaget. Rokok siapa di tas dia ?

Mana berani dia bawa barang itu saat OSPEK, padahal kemaren udah diwanti-wanti keras sama kakak Pembina gugus.


Shit!


Rokok bang Hobi pasti.

Ia ingat semalam meminta tasnya kembali yang sempat dipinjam kakaknya yang entah untuk apa. Sinbi menyesal kenapa semalam tidak mengecek dulu tas itu sampe ke saku-saku kecilnya. Bodoh lo kok ga diakarin aja sih Bi. Sinbi mengutuk diri sendiri.

"Kenapa lama sih John ?" tiba-tiba Sarah, Kakak Pembina Gugus Sinbi muncul di samping Sinbi.

"Anggota lo yang ini bawa rokok. Gue harus tahan dia dulu Sar." Kakak yang dipanggil John itu menjelaskan.

"Kak, sumpah itu bukan rokok saya. Itu rokok kakak saya ketinggalan di tas saya." Sinbi mencoba membela diri.

"Lepasin aja kenapa si? Dia juga ga niat bawa, udah ambil aja rokoknya buat lo." Sarah mencoba negosiasi.

"Gak bisa Sar, udah prosedur ketat. Itu Yaura udah telpon Aga. Lo sekarang mending ngondisiin anggota-anggota lo yang lain, udah mulai ga kondusif itu."

Benar saja, saat Sinbi menoleh ke belakang banyak yang menongolkan kepala ke atas seakan ingin tahu kejadian di depan mereka.

Sinbi tahu betul rokok jadi barang larangan keras buat dibawa saat OSPEK. Tapi tetep aja, kan itu bukan rokok dia.

"Kak, itu beneran rokok kakak saya, apa perlu saya telponin kakak saya suruh kesini buat ambil rokok dia." Sinbi masih mencoba membela diri.

"Ga perlu dek. Ga bisa diganggu gugat, kamu tetep harus ngadep Ketua Keamanan. Udah ditelpon juga sama Kakak yang itu." Jawab Johnny sambil menggerakkan dagu ke arah kakak perempuan tadi, tak jauh dari tempat Sinbi, sedang menelpon.

Sinbi menoleh ke arah Sarah, bingung sendiri. "Kak Sarah... ini gimana kak ?" nada bicara gadis itu mulai panik, hari pertama sudah dapat masalah.

"Tenang dek, paling nanti ditanya-tanyain aja. Ketua Keamanannya ganteng kok, sekalian cuci mata aja kamu." ujar Sarah tenang. Johnny yang ikut mendengar jawaban Sarah menggelengkan kepalanya, heran.

"Ck, kakak, serius aku." Sinbi mendecak sebal. Panik begini malah digodain.

"Kakak juga serius Sinbi, gantengnya kuadrat." Tukas Sarah meyakinkan.

"Aga OTW kesini." Ucap Kakak perempuan yang tadi menelpon kini kembali ke hadapan Sinbi.

Sinbi langsung menoleh ke arah kakak itu, matanya membulat.



Mampus, mampus. Ini kenapa bisa gini sih ?

Perasaan tadi pagi Sinbi ga jail sama bang hobi.

Masuk kamar mandi tadi juga udah doa.

Udah cium tangan Papa Mama juga.


"Kak Sarah..." Sinbi merengek kecil, kedua tangannya meraih lengan Sarah. Bibir bawahnya ditekuk ke dalam, berisyarat meminta pertolongan pada Kakak Pembina Gugusnya itu.

"Gapapa udah. Anggep aja Hidayah bisa ketemu si ganteng." Ujar Sarah sambil melepas tangan Sinbi dari lengannya.

"Kakak balik ke balakang dulu, temen-temenmu udah pada manggil tuh kepo gossip. Ketemu lagi nanti. Yaura, Johnny nitip anggota gue" Lanjut Sarah yang kemudian tersenyum sebelum kembali ke belakang.

"Dek, tasnya gue tahan dulu, kamu sekarang ke tenda itu dulu ya. Tunggu aja disana, nanti ada yang nyusulin." Johnny menginstruksi sambil menunjuk salah satu tenda yang ada di dekat ATM.

Sinbi menanggapi dengan mengangguk lesu. Berjalan ke tenda. Tidak peduli dengan pandangan orang-orang di belakangnya. Ia hanya ingin urusan ini segera selesai lalu kembali ke barisan gugusnya menyelesaikan OSPEK dengan tentram.



















Hai~

Happy Weekend!

1st TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang