10th : Berjuang

226 62 4
                                    

Hi! Ada yang lagi nyiapin buka puasa? 

Hehe, siapa tahu jadi bacaan sambil nunggu buka puasa yaa!

Happy reading~

---

Sudah seminggu berlalu, hal yang ditakutkan akan terjadi karena video itu juga tidak sepenuhnya terjadi. Aga tidak pernah menerima kabar dari Sinbi, pun laporan dari teman-teman dan anak buahnya mengatakan kalau situasi aman. Mentok, hanya pandangan miring plus cibiran tak bermutu dari orang yang lewat, dan pertanyaan klarifikasi dari orang-orang kampus yang mengenal salah satu atau dua diantara Aga- Sinbi.

"Hoi." Teddy memanggil Aga yang sedang merunduk sibuk dengan hapenya.

Aga menolehkan kepalanya ke arah Teddy yang baru saja datang, dan kini mulai mendudukkan diri di hadapannya. "Naya mana?" Tanya Aga sekilas, kembali sibuk dengan hapenya.

"Otw dia." Ujar Teddy, sekarang mengeluarkan laptop dari tasnya. "Kusut banget muka lo." Teddy menambahi.

Aga menipiskan bibir, melirik Teddy sebentar, lalu menarik nafas panjang. "Nana. Dia nge chat gue terus sampe sekarang."

"Lah lu belum putus sama dia?" kata Teddy, membenarkan posisi duduk, mulai menyalakan laptopnya.

"Udah, tapi dia masih ga bisa terima gitu aja. Pengennya baikan, sama-sama selingkuh katanya. Padahal dia doang sat." Aga menjawab menggeram, hapenya ia letak keras di atas meja.

"Block aja bro. Selesai sudah." Ucap Teddy menyarankan.

"Gue juga udah ngeblock, tapi dia nekat ke rumah. Ngancem mau nglabrak Sinbi langsung kalo putus kontak." Kata Aga, membuat Teddy mengernyitkan dahi heran. "Sekarang aja pas udah kaya gini berjuang buat hubungan, kemaren kemaren pas gue sibuk, renggang hubungan, dia selingkuh, kan tai." Aga menambahi, mengikuti Teddy mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.

"Terus lo sekarang ga jadi putus gitu?" tukas Teddy yang sekarang sibuk menggerakkan kursor laptopnya.

"Putus udah pasti, gamau lagi gue balik sama dia. Gue pake jalan aman, biarin aja tetep kontakan, gue balesin seadanya biar dia capek sendiri. Nana aslinya nekat, bahaya kalo udah ngancem gitu. Kejadian di bioskop kemaren contohnya." Jawab Aga menjelaskan.

"Kalo dia senekat itu, kenapa ga dari kemaren nekatnya pas lo sibuk?" Teddy mengalihkan pandangan dari laptop, kini menatap Aga penasaran, kedua lengan bersedekap di depan dada. Suara gesekan jaket bomber yang dikenakan Teddy terdengar jelas.

"Ga ngerti gue, lagi dalam fase bosen mungkin?" ucap Aga dengan nada tanya. "Atau mungkin karena dia ngerasa aman, ngandelin status. Kalo sekarang kan udah ga ada status." Lanjut Aga enteng.

"Ck, ada status aja selingkuh, gimana ga ada status ?" ujar Teddy menghujat. "Gue jadi inget perjuangan lo dulu dapetin status sama dia kaya mana. Ga nyesel lo ?"

"Sedikit. Tapi ya udahlah, udah kejadian. Walaupun akhirnya sama dia sepet, tapi pernah seneng juga kan dulu." Balas Aga, nadanya miris, pikirannya berkelana setahun ke belakang, masa-masa dirinya dekat dengan Nana.

"Gue jadi mikir, lo dapetin dia susah, lama, karena dia jual mahal banget ke lo. Tapi sama selingkuhannya ? dari cerita lo mungkin cuma sebulan sejak kalian ngejauh ? Paham gak ?" Teddy mencoba memaparkan opininya.

Aga mengernyitkan dahi tanda bahwa dirinya tidak paham dengan maksud Teddy.


"Ada dua kemungkinan. Pertama, dari awal lo emang bukan tipe Nana sampe akhirnya usaha lo yang ga main main itu membuahkan hasil. Terus dia ketemu sama si cowok ini yang tipe dia, sebulan lalu, bikin dia otomatis belok. Apalagi lo pas lagi sibuk-sibuknya. Kedua, dia udah main sama si cowok ini dari lama di belakang lo, sampe akhirnya usaha dia sedikit membuahkan hasil, mirip sama kasus lo. Dua kemungkinan ini sama-sama bangsat sih." Teddy menjelaskan panjang. Sedikit pelik memang.

Kata-kata Teddy sukses membuat Aga merenung. Pikiran dia ga sampe kesana. "Lo mikirnya terlalu luas ted. Masuk akal. Tapi yaudahlah, yang penting sekarang udah. End. Selesai. Gue gamau mikir yang aneh-aneh tentang dia. Otak gue nyimpulinnya kita putus karena gue sibuk, kesibukan gue bikin dia jenuh sampe bikin dia berani selingkuh."

Teddy hanya mengedikkan kedua bahu menanggapi ucapan Aga. "Semoga cepet kelar deh urusan lo." Kata Teddy memutus, tak membahas lebih jauh lagi masalah sahabatnya itu. Kini kembali fokus ke laptopnya.



Rencananya mereka bertiga ingin mengerjakan LPJ OSPEK. Divisi lain sudah selesai, tinggal Divisi Keamanan melengkapi di beberapa bagian. Naya yang menyarankan Aga untuk bertemu langsung, koreksian LPJ di divisi Keamanan yang sebelumnya sudah dikirim cukup banyak katanya. Sedangkan Teddy, sebagai Ketua kerjanya ya bareng Sekretaris. Keduanya masih menunggu Naya si sekretaris OSPEK di corner Mahasiswa.

Aga mengedarkan matanya ke sekitar. Baru sadar, ada Sinbi dan teman-temannya di ujung corner. Cukup berisik memang, apalagi suara dua orang lelaki yang pernah ditemui Aga waktu bertamu kerumah Sinbi. Aga maklum, corner Mahasiswa kan memang tempat buat nongkrong di kampus.

Mengamati Sinbi dari kejauhan. Sebelum ini dia sudah mengaku kalau dia mulai tertarik dengan Sinbi, waktu bersama Sinbi, perempuan itu punya daya tarik tersendiri bagi Aga. Tapi dia tidak mau menyimpulkan perasaannya begitu saja, masih terlalu cepat.



"Ted."

"Paan ?"

"Kayanya gue mau berjuang lagi deh." 










Too fast to conclude your feelings, but yet you're going to fight for her? Correct Agaa? 

Jangan lupa bahagia! -El

1st TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang