Keesokan harinya, pementasan The Enchanted Kingdom semakin dekat, Ajay meminta Skye untuk berlatih intensif setiap hari. Aktor-aktor yang berakting langsung dengan penyihir juga terpaksa harus berlatih secara intensif bersama gadis bersurai merah itu.
Di luar dugaan, Skye adalah aktor yang berbakat! Dengan lipstick dan eyeshadow gelap yang sering digunakannya, ia justru lebih cocok menjadi penyihir dibandingkan Danielle.
"Run, Princess!" teriak Rory.
Skye tertawa histeris, persis seperti villain di film psikopat. Aku berlari dan bersembunyi di balik pohon--yang sebenarnya adalah salah satu aktor yang menjadi pohon--untuk menghindari Skye.
Teknisi merubah pencahayaan panggung menjadi lebih redup, musik seram yang Aiden buat untuk kami diputar, Skye berjalan mengendap-endap sambil mengucapkan dialognya.
"Dear princess, where are you? Aku akan mengulitimu hidup-hidup dan menjadikanmu tas kulit, akan kuletakkan bersama dengan koleksi tas-tas kulit Prada-ku."
Aku mengintip di balik tubuh Si Pohon dan melihat Skye di kejauhan. Dengan pencahayaan yang redup, wajah Skye nyaris seluruhnya tertutup oleh bayangan. Sorot matanya yang tajam tidak bisa lepas dariku, seakan-akan ia benar-benar ingin membunuhku.
Oh, shit! Skye benar-benar menyeramkan, dua kali lipat dibanding Danielle!
"Cut!" ucap Ajay di bangku auditorium. "Well, akting yang bagus, Skye! Kau beradaptasi sangat cepat!"
"Skye membuatku gila! Ia berakting persis seperti penyihir yang benar-benar ingin membunuhku!" Aku protes.
"Well, tapi itu hal yang bagus, kan?" Rory merespon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Riflettore [END]
Teen FictionDi hari pertamanya bersekolah, Nicole Jenkins mendaftarkan diri untuk bergabung dalam ekstrakurikuler teater atas saran Rory Silva, cinta monyet masa kecilnya. Selain dapat menghabiskan waktu bersama Kesatria Berkuda Putih yang tampan, ia juga harus...