II

968 68 5
                                    

Jinyoung pov

Selepas mandi aku menuju balkon kamarku dan memetik senar gitarku, ku lantukan lagu lembut untuk menenangkan hatiku yang sedang gundah selepas aku mengatakan itu pada jisoo.

Saat asyiknya aku melamun kulihat handphoneku bergetar.

From: Little Jisoo

Oppa aku sudah di rumah, oppa jangan lupa makan malam nde ^^

For: Little Jisoo

Ndee jisooyya kau juga makan yang banyak okey

From: Little Jisoo

Ndee oppa gomawo❤❤

Aku sudah tidak membalas pesan jisoo lagi, semenjak anak itu menjauhiku aku sangat bingung memulai obrolan yang intens seperti dulu, entahlah rasanya berbeda. Kalian pasti tau bagaimana rasanya mengharapkan sesuatu tapi setiap mengingat masa lalu rasanya tidak mungkin lagi di teruskan. Apa aku sudah benar-benar tidak mencintainya?
Sudahlah biar waktu yang menjawab semua pertanyaan ini.

Kulanjutkan memainkan gitarku sambil memandang langit malam yang tenang. Setelah merenung hampir 3 jam kurasa, aku masuk ke kamarku dan merebahkan tubuhku hingga akhirnya aku terlelap.

Bunyi alarm sangat nyaring terdengar, kuraba meja kecil disamping kasurku untuk mematikan alarm itu.

"Aish masih pagi sekali" ucapku gusar dan mengacak rambutku

Aku berjalan gontai ke kamar mandi dan sesegara mungkin ku membersihkan diriku untuk menuju kantorku, bukan ini bukan kantorku lebih tepatnya kantor saudara tiriku.

Sesampainya aku disana, sudah kutebak aku pasti akan ditolak lagi.

"Aku sudah bilang padamu aku tidak ingin bertemu dengan anak itu, usir dia" ucap pria yang sangat aku sayangi melebihi diriku sendiri.

"Tapi tuan....jinyoung ingin sekali bertemu anda. Kemarin pula dia mengikuti anda saat sedang meeting dengan nona nayeon" ucap sekertaris hyungku

"MWORAGO?! WAH ANAK ITU BENAR-BENAR GILA, USIR DIA ATAU AKU YANG AKAN MEMECATMU"

"Maaf tuan maafkan sa...ya, akan saya lakukan perintah tuan" ucap sekertarisnya terbata - bata.

Aku mendengar semua percakapan mereka, perih rasanya hyung memperlakukan aku seperti itu. Apa dia paham kalau aku amat menyayanginya? Bahkan melebihi diriku sendiri.

Sekertaris hyungku keluar dari ruangan itu dan berkali-kali memohon maaf padahal itu bukan salahnya.

"Mianhae tuan, aku sudah coba berbicara padanya" ucap sekertaris hyungku menyesal

"Gwenchana, ini bukan salahmu. Ah! Tolong berikan kopi ini tapi jangan mengatakan dariku aku takut ia akan membuangnya" ucapku tersenyum sambil memberikan ice americano kepada sekertarisnya.

"Sekali lagi aku benar- benar minta maaf tuan" ucap sekertarisnya merasa bersalah dan mengambil kopi yang kuberikan.

"Nde gwenchana" ucapku tersenyum sambil mengelus bahunya.

Aku pun keluar dari kantor hyungku, menuju parkiran. Aku fikir setelah appa tiada sikapnya akan lebih baik ternyata tetap sama saja, dia tetap tidak mengakuiku. Apa karna ia merasa terancam akan posisinya?

Padahal tidak ada terlintas di fikiranku untuk mengambil alih posisinya.
Sedih rasanya saat kau benar-benar tidak diinginkan bahkan saudaramu sendiripun melakukan hal yang sama.

Drrrrtttt...drrrrrtttt

"Nde yeoboseyo?"

"Baiklah aku akan ke kantormu sekarang"

Boy For Rent || Complete✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang