XI

668 49 6
                                    

Nayeon POV

Saat aku kembali, kulihat banyak sekali orang berkumpul ditempat jinyoung oppa menungguku.

Sungguh perasaanku menjadi tidak enak. Aku pun menerebos orang-orang yang berkerumun itu.

Aku menumpahkan minuman yang ku pegang erat sebelumnya

"Mark oppa" lirihku pelan

Tapi tunggu dulu kenapa jinyoung memukulnya, aku mendekati mereka dan berusaha melerai kedua pria ini.

"Hentikan oppa, kau bisa membunuhnya" ujarku sambil menahan tangannya

Tapi jinyoung mendorongku, yah itulah jinyoung ketika amarah sedang menguasainya maka semuanya menjadi kacau balau.

Mark benar-benar sudah tidak berdaya di tangan jinyoung. Pria itu meringis setiap pukulan menghujam wajah tampannya.

Aku tak punya pilihan lain, aku pun berdiri dan memeluk jinyoung dari belakang. Ku eratkan pelukanku agar kewarasan pria ini kembali.

"Geumanhae, kau sungguh akan membunuhnya" lirihku pelan

Kurasa ia masih mendengarnya karna kurasakan ia sudah tidak memukul mark lagi.

Aku melakukan ini bukan karna aku masih ada rasa pada mark. Aku melakukannya karna aku tak ingin jinyoung mendapat masalah di negara orang.

Aku pun menariknya menjauh dari markm

Tangan ku bergetar, sungguh luka lama yang selama ini coba kututupi. Perlahan terbuka kembali. Sesak rasanya hatiku mengingat 3 tahun lalu.

Kurasa jinyoung tau aku sedang tidak baik- baik saja ia menggenggam lembut tanganku.

Ia bukan jinyoung yang pemarah. Ia berubah 180 derajat, dia jinyoung suamiku yang lemah lembut ketika menghadapiku.

"Mianhae nayeonssi" lirihnya pelan

"Mianhae aku hanya meluapkan kekesalan ku padanya" ucapnya pelan mengangkat tengkukku agar dapat melihat kedua bola matanya.

Aku tak sanggup lagi, persahabatan dan cinta telah merenggut segalanya. Orang yang selama ini aku percaya, orang yang selama ini aku cintai ternyata dialah musuh terbesarku.

Tangisku pecah dalam dekapannya, aku tidak sekuat itu memaafkan bibirku benar mengatakan iya tapi luka yang mereka torehkan padaku membekas sampai sekarang.

Sampai aku sudah tidak bisa percaya lagi yang namanya cinta dan kasih sayang.

Jinyoung mencoba menenangkanku, aku tau di fikirannya sekarang pasti berfikir kalau aku takut melihatnya marah. Itu benar aku takut padanya tapi yang lebih menakutkan dari semua itu adalah aku harus bertemu lagi dengan masa lalu yang selama ini coba kututupi.

Sungguh aku tak perduli dengan orang-orang yang melihatku menangis sesegukan di dalam pelukan jinyoung. Aku hanya ingin meluapkannya malam ini bersamanya.

"Ada apa denganmu Im nayeon"

"Lel..lelaki yang kau pukul itu adalah mantanku oppa. Dialah kekasih sana" ujarku terbata-bata

"MWORAGO?!" Kagetnya tak percaya

"MARK TUAN MANTAN KEKASIHMU" ujarnya sangat kaget

Boy For Rent || Complete✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang