"Karen! Apa kau sudah siap!" teriak Catrine dari luar rumah.
Ini adalah harinya, hari dimana mereka berdua akan melakukan penelusuran terhadap Dungeon Infy, entah akan ada berapa orang yang datang di depan Dungeon itu sebagai petualang terpilih.
"Ya!" teriak Karen yang baru muncul, keluar dari rumah dengan topeng kucing yang sudah terpasang di wajahnya, persis seperti Catrine.
"Kalau begitu ayo pergi." Dengan begitu keduanya berjalan menuju Dungeon Infy yang rupanya berada tak jauh dari rumah mereka saat ini.
***
"Oh! Lihat! Ada dua orang lagi yang datang!" seru seorang pria yang tengah duduk di batu besar, samping mulut gua Dungeon.
"Bukankah mereka, Cat dan Blue? Dua orang petualang yang dapat mencapai tingkat S dalam kurun waktu satu tahun," celetuk seorang remaja laki-laki berkacamata yang berdiri di samping pria yang tengah duduk di atas batu.
Karen dan Catrine yang sadar kalau tengah jadi pembicaraan hanya diam, hingga seorang gadis berambut coklat pendek menghampiri.
"A-ano...perkenalkan nama saya Shura, senang betemu dengan kalian berdua, Cat dan Blue!" dengan teriakan diakhir kalimat membuat Karen dan Catrine tersentak karena kaget.
Karen langusng tertawa dan menepuk-nepuk pundak Shura dengan akrab. "Salam kenal Shura! Aku Cat, kau tak perlu segugup itu kok, kami berdua tidak menggigit."
Shura hanya bisa terdiam, dirinya kini tengah gugup luar biasa? Bagaimana tidak gugup kalau misalnya ada dua orang petualang yang tengah ia kagumi berdiri di hadapannya saat ini dan salah satunya menepuk pundaknya.
"Cat, kalau kau seperti itu Shura akan semaki gugup," celetuk Catrine.
"Benarkah?" tanya Karen yang melihat Shura yang terdiam. "Tapi dia tidak protes."
"Dasar, apa aku harus memukulmu agar otakmu bisa bekerja dengan baik?" ejek Catrine.
"Hei! Apa kau bisa mengontrol kata-katamu?!" protes Karen.
"Bukankah sudah kubilang itu mustahil kalau untukmu." Senyum culas terbentuk di wajah Catrine, membuat Karen kembali mengumpat entah untuk yang keberapa kalinya. "Sialan!"
Catrine dan Karen tak sadar kalau perdebatan mereka tengah di perhatikan oleh para petualang lainnya yang ada di tempat yang sama dengan mereka.
"Woah! Aku tak menyangka kalau kalian berdua selalu berdebat!" seru seorang petualang pria yang sepertinya seumuran dengannya yang kini tenga duduk di atas dahan pohon, membuat Catrine dan Karen menoleh.
Dia menyebalkan, pikir Catrine dan Karen secara serempak.
"Cat, jatuhkan dia," titah Catrine, kini manik birunya menatap pria yang ada di dahan pohon itu dengan datar.
"Tanpa kau suruh, pasti akan kulakukan," balas Karen yang kini tengah kesal.
"Angin yang riuh, bersatulah dan buatlah hembusan yang besar [Wind Breeze]." Dengan rapalan yang cepat sebuah hembusan angin keluar, membuat petualang yang ada di pohon itu langusng terjatuh, membuatnya mengaduh kesakita.
"Masih ingin berkomentar? Kalau kau masih ingin berkomentar mulutmu bisa aku bekukan dan akan aku lakukan dengan senang hati," ucap Catrine, membuat pria itu merinding.
"Hei! Sudahlah, bagaimana kalau kita berkenalan terlebih dulu," usul seorang pria yang memakai pakaian ksatria, dengan pedang yang tersampir di pinggang nya.
"Boleh juga tuh! Dimulai dari aku, perkenalkan nama aku Fyod usiaku tujuh belas tahun atributku angin, tingkatku rank A dan typeku penyihir, salam kenal!" seru seorang remaja laki-laki yang muncul secara tiba-tiba, membuat semuanya terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Night Academy
FantasyMenjadi seseorang yang diramalkan tentu itu tidak mudah. Catrine, gadis itu harus mengalami kejadian buruk sejak kecil, akibatnya sifat ceria gadis tersebut hilang digantikan oleh sifat dingin miliknya. Kini gadis tersebut telah tumbuh menjadi gadis...