Sudah seminggu Catrine dan Karen tiba di Istana, dalam empat hari belakangan ini pula Catrine sudah mulai melatih Cart melalui dasar-dasar menggunakan atribut es. Perkembangan yang didapat pun cukup cepat karena Cart yang mendengar instruksi Catrine dengan baik. Cart yang baru saja menginjak usia lima tahun juga sudah mulai berlatih pedang dengan Xander secara intensif.
"Sudah cukup! Cart kau beristirahatlah dulu, kalau kau memaksakan diri kau akan pingsan," titah Catrine.
Kini keduanya tengah berada di taman belakang Istana, dengan Catrine yang berdiri di bawah pohon rindang. Surai putih miliknya ia ikat pony tail agar tak mengganggu.
"Kerja bagus!" puji Catrine yang menyodorkan botol minum.
"Terimakasih, Kak!" ucap Cart yang langsung meneguk air itu dengan rakus.
Mendudukan dirinya di rumput yang terasa lembut, Catrine lantas menyandarkan dirnya ke pohoh seraya menutup matanya, angin sepoi-sepoi berhembus menerpa wajah, memeberikan sensasi sejuk.
"Kak, ada yang ingin kutanya." Manik biru yang tertutup kini terbuka, melirik kearah Cart yang duduk di samping nya. "Apa yang ingin kau tanya?"
"Bagaimana caranya agar kapasitas mana kita bertambah?"
"Berlatih. Kumpulkan manamu hingga melebihi kapasitasmu, setelah itu secara tidak sadar kapasitan manamu akan bertambah," jelas Catrine.
Cart hanya mengangguk mengerti. "Kak, apa kau bisa tahu seberapa besar kapasitas manaku?"
"Tentu, karena aku memiliki see the aura aku bisa tahu besaran mana dan kekuatan mereka."
"Apa Kakak bisa melihat kapasitas manaku?"
"Akan kucoba." Usai mengucapkan hal itu manik biru Catrine lantas bercahaya, menandakan ability see the aura miliknya sudah diaktifkan. Kurang dari satu menit Catrine sudah me-nonaktifkan abilitynya.
"Manamu cukup banyak, bisa dibilang setengah dari manaku. Dengan manamu yang setengah dari manaku, kau sudah bisa menggunakan sihir berskala luas," jelas Catrine seraya mengelus surai putih Cart.
"Catrine!" mendengar nama nya disebut Catrine langsung menoleh bersama dengan Cart. Tak jauh dari posisi mereka saat ini dapat terlihat sosok Karen yang tengah berlari kecil, menghampiri mereka berdua.
"Ada apa?" tanya Catrine datar.
"Sudah seminggu, kau ingat apa yang harus kita lakukan." Catrine langsung mengagguk mengerti dan mulai bangkit dari duduknya. Cart menatap Catrine bingung akan sang Kakak yang langsung berdiri.
"Kak Catrine mau kemana?" tanya Cart.
"Kak Catrine ada urusan dengan Karen, lagipula sudah waktunya bagimu untuk berlatih pedang dengan Ayah," jawab Catrine seraya mengacak-acak surai Cart.
"Aku akan segera kembali." Usai mengucapkan hal itu Catrine lantas mulai berjalan menjauh bersama Karen, menyisakan Cart yang menatap punggung sang Kakak yang semakin menjauh.
***
"Kau yakin meninggalkan Cart dalam kondisi bingung?" tanya Karen.
Lorong Istana kini dalam kondisi sepi dan di saat itu Karen langsung bertanya.
"Ya. Aku lebih baik seperti ini," jawab Catrine datar.
"Cih! Kalau dengan Cart baik, tapi ketika denganku kau langsung menyebalkan seperti ini," decak Karen sebal.
"Bukankah yang menyebalkan itu kau? Aku hanya membalasnya," balas Catrine dengan mata merendahkan.
"Hah?! Aku?! Hei, lihat dari matamu saja aku sudah tahu kau menjahiliku lagi!" seru Karen yang kesal karena selalu menjadi target kejahilan Kare.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Night Academy
FantasyMenjadi seseorang yang diramalkan tentu itu tidak mudah. Catrine, gadis itu harus mengalami kejadian buruk sejak kecil, akibatnya sifat ceria gadis tersebut hilang digantikan oleh sifat dingin miliknya. Kini gadis tersebut telah tumbuh menjadi gadis...