Tegang.
Suhu di taman belakang Istana mulai menurun secara perlahan, beberapa pohon dan bunga mulai membeku, angin dingin pun mulai berhembus bersamaan dengan salju yang tak seharusnya turun dari semua kejadian itu hanya ada satu penyebabnya.
Cart. Anak itu sepertinya baru mengetahui kalau dia memiliki atribut es yang terkenal langka dan tadi pagi saat sarapan, atribut miliknya lepas kendali membuat Catrine mau tak mau membawanya menjauh dari yang lain agar mereka tak terkena dampak atribut es yang tak terkendali.
Hanya sedikit buku yang membahas bagaimana mengendalikan atribut es yang sangat susah dikendalikan karena kebanyakan buku hanya memberitahu kalau atribut es disebut atribut 'pengekang' karena bisa menahan atribut seseorang yang tak tekendali.
Mereka tak tahu kalau atribut es pun bisa lepas kendali dan hanya satu cara untuk mengendalikan atribut es yang tengah hilang kendali. Catrine menemukan caranya ketika tak sengaja membaca buku kuno milik Frank yang tak sengaja ia temuka di loteng rumah.
Masih mempertahankan ability see the aura miliknya agar dapat mengetahui kondisi Cart, Catrine secara lembut mengusap surai putih milik adiknya yang merintih kesakitan. Tangan satunya ia gunakan untuk menggenggam tangan Cart yang tarasa dingin. Perlahan tapi pasti sebuah cahaya lembut mulai bersinar di genggaman mereka berdua.
Mereka berdua tak menyadari kalau sudah ada banyak pelayan, ksatria yang melihat kejadian ini. Derap langkah kaki terdengar, para pelayan dan ksatria langsung membungkuk hormat ketika tahu yang datang kemari adalah Xander, Elena, Haris, Auri, Kyle, Tyros dan Karen.
Elena yang ingin kembali berjalan memasuki area taman yang bagaikan diterjang badai salju langsung dihentikan oleh Xander.
"Kenapa kau menghentikanku?" tanya Elena, raut wajah cemas tak bisa ia sembunyikan ketika melihat kedua anaknya berada dalam badai salju.
"Kalau kau masuk kesana, kau akan membeku. Kita baru tahu kalau Cart memiliki artibut es, belum lagi atribut nya hilang kendali, satu-satu nya cara adalah mempercayakan Cart pada Catrine," jelas Xander.
"Tapi mereka berdua anakku! Mana mungkin aku membiarkan mereka berada dalam badai ini!" amuk Elena.
"Elena, tolong percayakan Cart pada Catrine." Kali ini Haris yang angkat bicara.
"Kakak!" seru Elena marah, wajahnya pun sudah merah padam akibat emosi yang sudah ia tahan.
"Aku tak peduli apa yang terjadi padaku! Selama anakku baik-baik saja, itu sudah cukup bagiku!" kesabaran Elena sudah habis. Kakinya sudah mulai melangkah masuk, tapi sayang, seseorang sudah menghantam tengkuk nya hingga sang empu pingsan.
"Maafkan aku, Elena," bisik Xander yang menggendong Elena ala brindal style.
"Aku akan segera kembali." Dalam sekejap Xander sudah menghilang, menyisakan Haris, Auri, Kyle, Tyros dan Karen.
***
Sedikit lagi, pikir Catrine yang masih menyalurkan mana nya pada Cart.
Ya. Menyalurkan mana adalah satu-satunya cara untuk mengendalikan atribut es yang tak terkendali, bukan sembarang menyalurkan mana. Menyalurkan mana memiliki sebuah syarat dan itu adalah yang menyalurkan nya harus memiliki atribut yang sama.
Tak mudah menyalurkan mana kepada seseorang karena pengendalian nya harus sempurna, kalau tidak, resiko yang di dapat adalah kematian. Seram? Tentu iya, tapi bagi Catrine yang melihat Cart yang seperti ini membuat hatinya sakit.
Apa ini yang disebut kasih sayang seorang Kakak? pikir Catrine yang masih fokus menyalurkan mana nya.
Setengah jam sudah berlalu, badai yang awalnya menerjang taman Istana mulai berhenti, pohon dan bunga yang membeku mulai mencair, ditambah atribut es milik Cart yang sempat hilang kendali kini mulai tenang. Catrine menghela nafas lega dan mulai berhenti meyalurkan mana nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Night Academy
FantasyMenjadi seseorang yang diramalkan tentu itu tidak mudah. Catrine, gadis itu harus mengalami kejadian buruk sejak kecil, akibatnya sifat ceria gadis tersebut hilang digantikan oleh sifat dingin miliknya. Kini gadis tersebut telah tumbuh menjadi gadis...