Cras!
Trang!
"Harus kuakui kalau kau memiliki skill bertarung yang sama mengerikan seperti Lean," celetuk Mr. Shelden yang menahan tebasan Catrine dengan pedang yang dikeluarkan dari batu penyimpan yang terpasang di anting miliknya.
"Terimakasih atas pujiannya," balas Catrine yang melompat ke belakang, dan kembali melesat dengan kedua tangan yang siap menebas target.
Trang!
Lagi-lagi serangannya berhasil di tangkis, membuat Catrine berdecih. "Ini merepotkan."
Wushh!
Trang!
"Maaf terlambat, golem-golem itu menyusahkanku." Catrine tersenyum kecil ketika melihat sosok Karen yang menahan serangan Mr. Shalden dengan tombaknya.
"Sepertinya Karen memiliki skill bertarung yang lebih kuat dari Catrine," gumam Mr. Shelden yang melakukan salto ke belakang sejauh dua meter, karena tahu kalau dirinya akan tidak diuntungkan kalau terus melawan Karen.
"Apa kau kerepotan?" tanya Karen yang melirik kebelakang, dimana Catrine yang sudah memasukan pisau ganda nya. "Ya, karena aku bukan petarung jarak dekat."
Karen menyeringai, tombaknya ia hunuskan kedepan dengan kuda-kuda bertarung yang membuat Mr. Shelden waspada. "Aku akan mengulur waktu untuk membuat celah, gunakan kesempata itu untuk mengambil lonceng nya."
"Jangan memerintahku, Karen," tegur Catrine yang sudah mengulurkan tangan kanannya. "Halangi pandangan mereka, dan penjarakan mereka dalam dinginmu [Snowstrom]."
Badai salju langsung terjadi di sekitar ketiganya, sosok Catrine, dan Karen langsung menghilang dari pandangan Mr. Shelden, membuat sang empu bersiaga akan serangan kejutan.
Trang!
Tombak Karen tiba-tiba muncul, Mr. Shelden dengan cepat langsung menahan serangan Karen, membuat kedua senjata saling berbenturan hingga percikan bunga api muncul beberapa kali.
"Sepertinya kalian sudah lama bertarung bersama, bukankah begitu?" tanya Mr. Shelden yang dibalas senyum simpul milik Karen. "Anda benar."
"Seperti yang diharapkan dari cucu Duke Nebbbia."
Keduanya terus bertarung dengan kecepatan tinggi, saling menangkis, dan memberikan serangan, membuat perhatian semua siswa mengarah ke dalam badai, walaupun mereka tak bisa melihatnya, akan teteapi mereka masih bisa mendengar benturan senjata yang terus terdengar.
'Karen, menunduk!'
Mendengar suara Catrine dalam pikirannya, membuat Karen langsung menunduk, dan....
Ting!
Lonceng yang berada tepat di pinggang Mr. Shelden langsung lepas, membuat Mr. Shelden yang melihatnya terkejut.
Apa?! Pikir Mr. Shelden yang terkejut.
"Dapat!" lonceng yang terlempar langsung tertangkap oleh Lean yang muncul secara tiba-tiba. Menambah keterkejutan Mr. Shelden.
Badai salju yang awalnya berlangsung langsung berhenti, sosok Catrine yang menghilang sejak badai salju muncul, langsung terlihat. Tengah berjalan kearah mereka bertiga.
"Kerja bagus, kalian berdua," ucap Catrine yang dibalas seringai dari keduanya.
"Sepertinya semua rencana ini dari Catrine, bukankah begitu?" Mr. Shelden melirik kearah Catrine yang mengangguk singkat. "Anda benar, saya menggunakan telepati kepada mereka berdua agar kami saling terhubung."
"Tapi, bagaimana dengan Lean yang tiba-tiba muncul?"
"Bisa dibilang kalau saya menambahkan Lean dalam rencana saya, karena dia yang berdiri tak jauh dari anda."
"Bagaimana kau menyadarinya?" mata Mr. Shelden menyipit, menatap Catrine dengan tatapan selidik.
"Karena saya, memiliki dua ability, telepati, dan see the aura," jawab Catrine setengah berbohong. Dirinya memang memiliki telepati, dan see the aura akan tetapi dirinya tidak bilang kalau dirinya memiliki semua ability.
Mr. Shelden memberikan reaksi yang biasa saja, seolah-olah dirinya sudah pernah melihat kejadian seperti ini. "Begitukah."
"Anda tidak terkejut?" tanya Karen.
"Untuk apa terkejut, kalau hal itu memang mungkin. Lagipula, diriku juga memiliki dua element." Mr. Shelden menjawab dengan santai, "Catrine, setelah ini kamu datang ke ruanganku," titah Mr. Shelden.
Catrine tak menjawab, dirinya hanya berjalan lurus, dan berhenti tepat di samping Mr. Shelden, dan dengan suara lirih. "Kebetulan sekali,saya juga ingin berbicara dengan anda, Mr. Shelden."
Perasaan ini! Mata Mr. Shelden langsung membulat, dengan spontan dirinya langsung membalikan badan, menemukan sosok Catrine yang sudah berjalan menjauh.
***
"Mr. Shelden, ini saya Catrine."
"Masuk!"
Pintu ruagan terbuka. Hal pertama yang Catrine lihat dari ruangan Mr. Shelden adalah ruangan yang cukup rapih dengan dua tumpukan buku yang disusun di atas meja kerja. Di tengah ruangan juga terdapat dua sofa yang saling berhadapan dengan meja kayu yang menjadi pembatas.
"Duduklah," titah Mr. Shelden yang duduk di sofa dengan dua cangkir teh hangat yang tersaji di meja.
"Permisi," lirih Catrine yang mulai berjalan masuk, didudukinya sofa yang bersebrangan dengan Mr. Shelden membuat mereka saling menatap.
"Apa yang ingin anda bicarakan dengan saya?" tanya Catrine yang langsung to the point, membuat Mr. Shelden sedikit tersentak, dan langsung digantikan dengan kekehan pelan. "Bagaimana kalau kau minum teh ini terlebih dahulu?"
"Akan saya dengarkan selagi meminumnya," kata Catrine yang mengangkat cangkirnya, dan langsung meminum nya dengan tenang.
Mr. Shelden menatap Catrine dengan tenang, dan tersenyum kecil, cangkir teh miliknya ia letakan di atas meja. "Yang Mulia Duke Nebbia sudah memberitahuku semuanya, termasuk kau, dan Karen yang seorang petualang tingkat S, dan statusmu yang merupakan Putri dari kerajaan Lyos."
"Uhuk!" kini manik biru Catrine menatap Mr. Shelden dengan terkejut, bibirya ia gigit pelan, dalam hati ia sudah meruntuki Kakek nya yang sudah berbuat seenaknya tanpa ia tahu. Kakek, apa yang sudah kau lakukan di belakangku!
➣ ➣ ➣
Jangan lupa vote, ya (◠‿◕)
↓↓↓
KAMU SEDANG MEMBACA
Sky Night Academy
FantasyMenjadi seseorang yang diramalkan tentu itu tidak mudah. Catrine, gadis itu harus mengalami kejadian buruk sejak kecil, akibatnya sifat ceria gadis tersebut hilang digantikan oleh sifat dingin miliknya. Kini gadis tersebut telah tumbuh menjadi gadis...